Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nabi Muhammad Saw Dan Kaum Muslimin Hijrah Ke Habsyi, Lengkap!

nabi muhammad saw dan kaum muslimin hijrah ke habsyi NABI MUHAMMAD SAW DAN KAUM MUSLIMIN HIJRAH KE HABSYI, Lengkap!
http://sejarahislamarab.blogspot.com
Pada berguru sejarah islam ini, dengan judul nabi muhammad saw dan kaum muslimin hijrah ke habsyi. dan merupakan kelanjutan dari pembahasan [baca; strategi dakwah nabi muhammad saw]  maka eksklusif saja pembahasannya. sebagai berikut. 
nabi muhammad saw dan kaum muslimin hijrah ke habsyi. Keadaan kaum muslimin yang disiksa oleh kaum Quraish itu amat menyedihkan sekali. Mereka sangat menderita. Karena penderitaan mereka ini, maka terpikirlah oleh Rasulullah untuk mengirim mereka ke negeri lain, supaya mereka terhindar dari siksaan kaum Quraish. Dan dipilihlah negeri Habsyi, alasannya yaitu rasul mengetahui bahwa raja Habsyi itu seorang yang adil. Tidak pernah orang teraniaya di sana. Maka bulatlah fikiran Nabi akan mengirim pengikut-pengikutnya ke negeri Habsyi.
Peristiwa ini terjadi pada tahun kelima setelah Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul. Rombongan pertama yang berangkat ke negeri Habsyi terdiri atas 10 orang pria dan 4 orang perempuan. Akan tetapi jumlah itu makin bertambah banyak juga, sampai hampir seratus orang. Diantaranya Utsman bin ‘Affan beserta istri ia Rukayah puteri Nabi, Zuber ibnu ‘Awwam, Abdurrahman ibnu ‘Auf, ja’far ibnu Abi Thalib dan lain-lain.[1]
Orang-orang ini menerima penerimaan yang baik dan penghormatan yang besar dari Najasyi (Negus) raja Habsyi. Hingga tatkala kaum Quraish memohonkan kepada Najasyi biar mereka yang hijrah itu dikembalikan ke Makkah, permohonan itu tiada diterima oleh Najasyi. Malah kepada mereka yang telah meninggalkan tumpah darahnya itu, diperkenankan menetap di negeri Habsyi dengan kondusif dan sentosa.[2]
Semakin bertambahnya pengikut Rasulullah, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum kafir Quraish. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan kafir Quraish menentang pemikiran Islam, yang menjadikan nabi muhammad saw dan kaum muslimin hijrah ke habsyi. adapun beberapa faktor sebagai berikut;

a.       Persaingan berebut kekuasaan

Kaum Quraish tidak sanggup membedakan antara kenabian dan kekuasaan, atau antara kenabian dan kerajaan. Mereka menerka tunduk kepada agama Muhammad berarti tunduk kepada kekuasaan Abdul Muthalib. Sedangkan suku-suku bangsa arab selalu bersaingan untuk merebutkan kekuasaan dan pengaruh. Sebab itu bukanlah hal yang gampang bagi kaum Quraish untuk menyerahkan kepemimpinan kepada Muhammad alasannya yaitu berdasarkan mereka berarti suku-suku bangsa arab akan kehilangan kekuasaan dalam masyarakat.[3]

b.      Penyamaan antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya

Bangsa arab hidup dengan sistem kasta, tiap-tiap insan digolongkan dalam kelompok kasta yang tidak boleh dilampauinya. Tapi undangan nabi Muhammad memberikan hak yang sama kepada manusia, yang merupakan suatu dasar yang penting dalam agama Islam, agama Islam memandang sama antara hamba sahaya dengan tuannya.

c.       Takut dibangkitkan dari alam kubur

Agama Islam mengajarkan bahwa pada hari simpulan zaman insan akan dibangkitkan dari dalam kuburnya dan semua amal perbuatan insan akan di hisab, orang-orang yang berbuat baik maka Allah akan membalasnya dengan Surga akan tetapi orang yang berbuat jahat akan dibalas dengan Neraka. Kaum Quraish tidak sanggup mendapatkan agam Islam yang mengajarkan insan akan dibangkitkan kembali setelah mati.

d.      Taklid kepada nenek moyang

Hal ini merupakan kebiasaan yang berurat akar pada bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama Islam.

e.       Memperniagakan patung

Salah satu dari perjuangan orang Arab dahulu yaitu memahat patung yang menggambarkan Latta, Uzza , Manna , dan Hubal. Patung-patung itu mereka jual kepada jamaah haji, mereka membelinya supaya menerima berkat atau untuk kenang-kenangan. Tetapi agama Islam melarang menyembah,memahat, dan menjual patung. Oleh alasannya yaitu itu, saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang rezeki mereka, sehingga mereka menentang agama islam.
Demikian dalam pembahasan belajar sejarah islam ini. dan juga sebagai wawasan untuk memperdalam ilmu agama. untuk itu berguru sejarah islam menjelaskan juga [baca: islam di madinah]. semoga bermanfaat.





[1] Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 162.
[2] A. Syalabi, Sejarah & kebudayaan Islam, (Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna, 2003), 77-82.
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: PT  Raja Grafindo Persada, 2007), 21.