Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berbagi Kebaikan : Keseimbangan Hidup

Assalamu'alaikum kawan-kawan semua....
Izin ya aku mau mengembangkan dongeng ihwal keseimbangan hidup di dunia, berikut dongeng yang pernah aku baca di buku, tapi aku lupa judul bukunya apa :) Berikut ceritanya.......

Keseimbangan Hidup

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel alasannya ialah merasa keluarga tidak lagi menerima waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang bau tanah dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan ketika merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, alasannya ialah ada masalah, si cowok harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, ia sempat terpukau ketika melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si cowok menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa menciptakan keputusan-keputusan jago di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak usang kemudian, ia kembali dengan lega alasannya ialah mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si cowok menjawab, "Maaf Pak, aku belum melihat apa pun alasannya ialah konsentrasi aku pada mangkok susu ini. Baiklah, aku akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada besar hati dan kagum ia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, ia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.

Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si cowok berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama menyerupai itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga biar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita bisa menyeimbangkan dengan bijak, maka niscaya kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si cowok tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga aku telah menemukan tanggapan kegelisahan aku selama ini. Sekarang aku tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".


 
Berikut ini yang sanggup aku simpulkan dari dongeng tersebut :)

Dapat menciptakan kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun bisa menciptakan kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.
Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan, bukan persoalan 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama hidup. Selamat berjuang!
Semoga postingan ini menjadi kebaikan buat kita semua termasuk aku dan kawan-kawan yang  membaca :)) Mohon maaf postingan kali ini di cukupkan hingga disni dulu ya...

 
Terimakasih..... Sampai Jumpa Kembali di NEXT TIME
 
#DreamTeam
#MapresBM
#BerbagiKebaikan

--{DLB}--

Sumber http://balazdy.blogspot.com/