Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Para Khalifah Dinasti Umayyah, Lengkap!

Dalam mencar ilmu sejarah islam ini membahasa para kalifah dinasti umayyah  PARA KHALIFAH DINASTI UMAYYAH, Lengkap!
www.rangkumanmakalah.com
Dalam mencar ilmu sejarah islam ini membahasa para kalifah dinasti umayyah [baca: sejarah berdirinya bani umayyah] dengan pembahasan Masa kekuasaan Dinasti umayyah hampir satu abad, tempatnya selama 90 tahun, dengan 14 orang kholifah. Khalifah yang pertama ialah muawiyah bin abi Sufyan, sedangkan kholifah yang terakhir ialah Marwan bin Muhammad. Diantara mereka ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasa di banyak sekali bidang sesuai dengan kehendak zamannya, sebaiknya ada pula kholifah yang tidak patut dan lemah. Adapun urutan kholifah Umayyah ialah sebagai :
1.         Muawiyah I bin Abi Sufyan                             :  41-60H/661-679M
2.         Yazid bin Muawiyah                                       : 60-64 H/679-683M
3.         Muawiyah II bin Yazid                                   : 64H/683M
4.         Marwan I bin hakam                                      : 64-65H/ 683-684 M
5.         Abdul Malik bin Marwan                                : 65-86H/ 683-705M
6.         Al Walid I bin Abdul Malik                             : 86-96H/705-7114M
7.         Sulaiman bin Abdul Malik                               : 96-99 H/ 714-717 M
8.         Umar bin Abdul Aziz                                      : 99-101H/717-719M
9.         Yazid II bin Abdul Malik                                : 101-105H/ 719-723M
10.     Hisyam bin Abdil Malik                                  : 105-125H/723-742M
11.     Al Walid II bin Yazid II                                  : 125-126H/742-743M
12.     Yazid bin Walid bin Malik                              : 126H/743
13.     Ibrahim bin Walid                                          
14.     Marwan bin Muhammad
Para sejarawan umumnya sependapat bahwa para khaliafah terbesar dari bani Umayyah ialah Muawiyah, Abdul Malik dan Umar bin Abdul Aziz[1].

1.      Muawiyah I bin Abi Sufyan      

para kalifah dinasti umayyah, Dinasti umayyah didirikan oleh muawiyah bin debu sufyan bin harb. Muawiyah disamping sebagai pendiri daulah bani abbasiyah juga sekaligus menjadi kholifah pertama. Ia memindahkan ibu kota kekuasaan islam dari kufah ke damaskus.
Muawiyah dipandang sebagai pembangun Dinasti yang oleh sebagian sejarawan awalnya dipandang negative. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang saudara di siffin dicapai melalui cara yang curang. Lebih dari itu, muawiyah juga dituduh sebagai penghianat prinsip-prinsip demokrasi yang diajarkan islam, karena dialah yang mula- mula mengubah pemimpin Negara dari seorang yang dipilih oleh rakyat menjadi menjadi kekuasaan raja yang diwariskan bebuyutan (monarchy heredity)
Muawiyah tumbuh sebagai pemimpin karier. Pengalaman politik telah memperkaya dirinya dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam memerintah, mulai dari menjadi salah seorang pemimpin pasukan dibawah komando panglima Abu ubaidah bin Jarrah yang berhasil merebut wilayah Palestina, Suriyah dan Mesir dari tangan Imperium Romawi yang telah menguasai ketiga tempat itu semenjak tahun 63 SM. Kemudian Muawiyah menjabat kepala wilayah di Syam yang membawahi Syuriah dan Palestina yang berkedudukan di damaskus selama kira-kira 20 tahun semenjak diangkat oleh kholifah Umar. Kholifah Utsman telah menobatkannya sebagai “Amir Al Bahr”  yang memimpin armada besar dalam penyerbuan ke kota konstantinopel walaupun belum berhasil.
Diatas segala-galanya kalau dilihat dari perilaku dan prestasi politiknya yang menakjubkan, bergotong-royong muawiyah ialah seorang pribadi yang tepat dan pemimpin besar yang berbakat. Di dalam dirinya terkumpul sifat- sifat seorang penguasa, politikus dan administrator[2]. Namanya di sejajarkan dalam deretan khulafaur rasyidin. Bahkan kesalahannya yang mengkhianati prinsip pemilihan kepala negara oleh rakyat, sanggup dilupakan orang karena jasa-jasa dan kebijaksanaan politiknya yang mengagumkan[3].
Muawiyah dibaiat oleh umat islam di Kufah, sedangkan Hasan dan Husein dikembalikan ke Madinah. Hasan wafat di kota nabi itu pada tahun 50 tahun H. Di antara jasa jasa Muawayah ialah mengadakan dinas pos kilat dengan menggunakan kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos. Ia pun berjasa mendirikan kantor Cap (percetakan mata uang )[4]. Pada masa pemerintahnya, ia melanjutkan perluasan wilayah kekuasaan islam yang sempat terhenti pada masa kholifah Utsman dan Ali. Ekspansi teritorial yang dijalankannya mengarah ke Afrika utara dibawah komando panglima Uqbah bin Nafi’. Selain itu ia juga melaksanakan perluasan ke wilayah timur yakni khurasan dan banyak sekali tempat lainnya[5].
Muawiyah ialah seorang politisi yang cukup paham strategi. Menjelang  kematiannya pada tahun 60 H di usia 80 tahun. Ia mengajak keseluruh penduduk untuk bersedia menyatakan baiat kepada yazid putranya sebagai putra mahkota yang akan menggantikan kedudukannya sesudah kematiannya dikemudian hari. Bahkan ia memerintahkan kepada seluruh pemerintah propinsi biar mengutus wakilnya untuk memperlihatkan baiat kepada Yazid[6].
Disalah satu bidang keagamaan, muawiyah membangun sebuah bilik khusus untuk imam sholat berjamaah. Ini dilakukannya sebagai antisipasi keamanan dirinya mengingat dua kholifah sebelumnya Umar dan Ali terbunuh oleh musuhnya masing masing yang mengerang dari belakang[7] 

2.      Yazid bin Muawiyah

para kalifah dinasti umayyah, Kholifah yazid merupakan putra dari muawiyah. Beliau lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada tahun 679 M, muawiyah mencalonkan anaknnya, yazid untuk mengantikan dirinya. Yazid menjabat sebagai kholifah dalam usia 34 tahun. Ketika Yazid naik tahta , sejumlah tokoh di madinah tidak mau mengangkat  baiat kepadanya. Kholifah yazid kemudian mengirim surat kepada gubernur Madinah dan memintanya untuk mengangkat baiat kepada yazid beserta warga hijaz secara keseluruhan. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk kecuali Husain bin Ali dan Abdulloh bin zubair.
Bersamaan dengan itu, pengikut Ali melaksanakan rekonsidasi kekuatan. Perlawanan terhadap bani Umayyah dimulai oleh Husain bin Ali. Pada tahun 680 M, ia pindah dari Makkah ke Kufah atas seruan pengikut Ali yang ada disekitar kufah dan mengangkat Husein sebagai kholifah. Akan tetapi, rombongan Husein yang tidak didukung oleh milisi atau tentara kemudian dihadang oleh pasukan kholifah Yazid.
Dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbala, sebuah tempat yang kini masuk ke wilayah Irak. Tentara Husein yang tidak bersenjata lengkap kalah dan husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirm ke damaskus, sedang tubuhnya dikubur dikarbala[8]
Lain halnya dengan dengan penduduk makkah, sebagian dari mereka membaiat Abdulloh bin zubair sebagai kholifah. Maka pasukan yazid yang telah menundukkan madinah meneruskan perjalanannya ke Makkah untuk menguasainya. Abdulloh bin Zubair selamat dari gempuran pasukan yazid karena ada informasi bahwa yazid telah wafat sehingga ditariklah pasukannya kesuriah. Akan tetapi, kota mekkah menjadi porak poranda akhir perlakuan Yazid tersebut. Yazid meninggal pada tahun 64 H sesudah memerintah 4 tahun dan digantikan oleh anaknya, Muawiyah II[9].

3.      Muawiyah bin Yazid (Muawiyah II)

para kalifah dinasti umayyah, Muawiyah bin yazid menjabat sebagai kholifah pada usia 23 tahun, berbeda dengan ayahnya, ia bukan seorang yang berwatak keras atau menyukai peperangan. Tak banyak literatur yang membahas wacana kholifah ini secara lengkap. Ia memerintah hanya selama enam bulan[10]. Sumber lain menyampaikan bahwa ia hanya memerintah kurang dari 40 hari dan meletakkan jabatannya sebagai kholifah. Ia mengalami tekanan  jiwa berat karena tidak sanggup memikul tanggung jawab jabatan kholifah yang sangat besar tersebut[11].

4.      Marwan bin hakam

para kalifah dinasti umayyah, Ketika muawiyah II wafat dan tidak menunjuk siapa penggantinya, maka keluarga besar Uamayyah mengangkatnya sebagai kholifah. Ia dianggap orang yang sanggup mengendalikan kekuasaan karena pengalamannya[12].dan sebagian besar penduduk yaman yang berada di wilayah Syam menyatakan berada di pihak Bani Umayyah termasuk diantara mereka Husein bin Al Namir, panglima perang yang pernah memimpin pasukan untuk menyerang Adulloh bin zubair di Makkah. Dengan demikian, kendati tak menerima dukungan dari wilayah Hijaz, Irak, Iran da bahkan mesir, namun dukungan sebagian penduduk Yaman itu, pihak bani Umayyah tak bisa diabaikan[13].
Marwan bin Hakam bukanlah sosok gres dalam catur perpolitikan kala itu. Sebelumnya, ia pernah menjabat penasihat kholifah Usman bin Affan. Pengaruhnya tidak kecil terhadap kebijakan pemerintahan. Tak sedikit kebijakan yang ditelurkan khalifah Ustman kental aroma kekeluargaan. Beberapa gubernur kala itu banyak yang diganti dengan orang-orang dari pihak Umayyah. Misalnya jabatan gubernur di mesir yang dipegang oleh Amr bin Ash di ganti oleh Abdulloh bin Sa’id.
Namun demikian terdapat kemajuan untuk islam dimasa pemerintahannya ialah seorang dokter beragaman Yahudi asal Persia yang berhasil menerjemahkan naskah Suriyah wacana ilmu pengobatan kedalam bahasa Arab. Kenyataannya karya tersebut merupakan prestasi Ilmiyah yang pertama menggunakan bahasa Arab[14].
Marwan meninggal pada usia 63 tahun. Ia hanya menjabat sebagai kholifah selama 9 bulan 18 hari. Masa pemerintahnnya tak membawa banyak perubahan bagi sejarah islam.

5.      Abdul Malik Bin Marwan

para kalifah dinasti umayyah, Abdulloh bin Marwan dilantik sebagai kholifah sesudah maut ayahnya. Dibawah kekuasaannya pemerintahan Umayyah mencapai kejayaannya. Hal yang terlebih dahulu dilakukan oleh Abdul Malik ialah menyatukan kembali kekuasaan politik bani Umayyah yang sempat terpecah diera sebelumnya. Kholifah Abdul Malik kemudian mengorganisasi kekuatan militer untuk menghadapi kelompok Abdulloh bin Zubair yang menguasai Hijaz.
Pada akhirnya. Kekuatan abdulloh bin Zubair terdesak. Pasukan Bani Umayyah sanggup menguasai kota Makkah, benteng pertahanan terakhir dari Abdulloh bin Zubair dan membunuh Abdulloh bin zubair. Dikuasainya Hijaz ini kemudian mengakhiri pemberontakan orang-orang Hijaz dan secara otomatis menyatukan kembali kekuatan bani Umayyah pada satu kepemimpinan. 
Kholifah Abdul malik sebagai kholifah tegas, perkasa dan negarawan yang cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan dunia islam. Ia mempunyai donasi penting dalam tata moneter dunia islam, antara lain diperkenankannya Dinar dan Dirham yang dicetak oleh pemerintah pada waktu itu. Tata manajemen dan birokrasi pemerintahan juga dipertegas antar lain dengan dibentuknya banyak sekali forum pemerintahan yang kemudian mengatur urusan-urusan umat islam. Philip K. Hitti mencatat donasi yang ditanamkan oleh khalifah ini ialah rasional atau gerakan arabisasi di bidang manajemen pemerintahan, pembuatan keping mata uang arab untuk pertama kalinya. Ia juga membentuk layanan pos dan membangun banyak sekali monument yang diantaranya kubah kerikil di yerusalem[15].
Kholifah Abdul Malik bin Marwan juga mempunyai donasi dalam penyebaran islam. Politik luar Neger yang bebasis pada penyebaran Agama Islam keluar tempat juga menuai hasil yang cukup signifikan, antara lain dengan berhasil dikuasainya balkha, bukhara,khawarij, farghana dan samarkand di Asia kecil yang kini masuk ke teritori negara Uzbekistan serta kazhakhstan. Pasukannya juga meneruskan penyebaran islam ke timur antara lain balokhistan (khurasan sebelah timur) sind dan punjab (sekang pakistan). Prestasi lain kholifah Abdul malik bin marwan juga juga merencanakan penyebaran ke eropa dengan penunjukan Musa bin Nashair sebagai gubernur Afrika Utara dan menyiapkan armada untuk menyebrang ke andalusia, menghadapi kekaisaran gothik yang berada di tempat tersebut, namun, rencananya belum berhasil direalisasikan[16]. [baca: khalifah abdul malik bin marwan dan al walid

6.      Al Walid bin abdul Malik

para kalifah dinasti umayyah, Kholifah Abdul malik ialah orang kedua yang terbesar dalam deretan para kholifah Bani Umayyah yang disebut sebut sebagai “pendiri kedua “ bagi kedaulatan Umayyah[17].pada masa pemerintahannya, terjadi kemapanan politik yang mengakhiri periode transisi. Gerakan-gerakan oposisi dan kelompok penekan telah dipadamkan sehingga kekuatan kholifah Walid cukup kuat. Dengan adanya kemapanan ini, kebijakan kholifah Walid lebih berkonsentrasi pada konsolidasi politik dan pelaksanaan politik luar negeri dengan membuatkan islam kedaerah lain dengan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki[18].ia memerintahkan penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa manajemen di wilayah Umayyah yang sebelumnya masih menggunakan bahasa yang bermacam-macam, menyerupai bahasa Yunani di Syam, bahasa Persia di persia, dan Bahasa Qibti di mesir. Ia juga memerintahkan untuk mencetak uang secara teratur, membangun beberapa gedung dan masjid serta saluran-saluran air[19].
Pada masa ini, penyebaran islam mengalami momentumnya tersendiri. Tercatat suatu insiden besar yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara menuju wilayah Barat daya, yaitu benua eropa, yaitu pada tahun 711 M. Perluasan wilayah kekuasaan islam hingga ke Andalusia (spanyol) di bawah pimpinan panglima Thariq bin Ziyad. Perjuangan panglima Thariq bin Ziyad mencapai kemenangan, sehingga sanggup menguasai kota Cordoba, Granada dan Toledo yang merupakan wilayah kekuasaan Roderik, penguasa Gothik yang memerintah wilayah Spanyol dan Portuga[20]
Kholifah walid  bin Malik juga berhasil membuatkan Islam hingga ke India di bawah kepemimpinan Muhammad bin Qosim. Kemenangan pasukan islam di Punjab kemudian memberi peluang untuk masuk ke India yang sangat kental kekuatan Hindunya.
Selain melaksanakan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melaksanakan pembangunan internal selama pemerintahannya untuk kemakmuran rakyat. Kholifah Walid bin Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah daulah Bani Umayyah. Dalam donasi ini, al Walid membangun layanan-layanan kesehatan untuk rakyat diantaranya klinik khusus untuk penderita lepra, lumpuh dan orang buta. Ia juga mengeluarkan kebijakan perluasan Masjid Haram dam mempercantik serta merenovasi masjid Nabawi di Madinah. karena kekayaan melimpah maka ia sempurnakan pembangunan  gedung-gedung, pabrik-pabrik dan jalan-jalan yang dilengkapi dengan sumur untuk para kafilah yang berlalu lalang di jalur tersebut.ia membangun Masjid Al-Amawi yang populer hingga masa kini di Damaskus. Disamping itu, ia menggunakan kekayaan negerinya untuk meyantuni para yatim piatu, fakir miskin, dan penderita cacat menyerupai orang lumpuh, buta dan sakit kusta. Kholifah Al Walid bin Abdul Malik wafat tahun 96H dan digantikan oleh adiknya sulaiman[21].  

7.      Sulaiman bin abdul Malik

para kalifah dinasti umayyah, Sulaiman bin  Abdul Malik menjadi kholifah pada usia 42 tahun. Masa pemerintahnnya berlangsung selama 2 tahun 8 bulan. Menjelang dikala terakhir pemerintahannya dia memanggil Guberrnur Wilayah Hijaz, yaitu Umar bin Abdul Aziz yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya. Umar bin Abdul Aziz intinya ialah seorang ulama. Hal inilah yang menjadikan posisinya cukup berpengaruh di kalangan ulama Mekkah, di samping faktor nasab dia yang juga merupakan cucu dari kholifah Umar bin Khattab.
Pada era pemerintahannya, penaklukan Romawi menemui kendala. Satu-satunya jasa yang sanggup di kenangnya dari masa pemerintahannya ialah menuntaskan pembangunan masjid yang diberi nama Jamiul Umawi yang populer megah dan Agung di Damaskus[22].

8.      Umar Bin Abdul Aziz

para kalifah dinasti umayyah, Nama lengkapnya ialah Umar bin abdul Azizi bin Marwan bin Hakam bin Harb bin Umayyah. Ayahnya Abdul Aziz pernah menjadi gubernur di mesir selama beberapa tahun. Ia masih merupakan keturunan Umar bin Al-Khottob melalui ibunya. Ia menghabiskan waktunya di Madinah untuk mendalami ilmu agama Islam, khususnya ilmu hadits dan ketika menjadi kholifah ia memerintahkan kaum muslimin untuk menulis hadits dan inilah perintah resmi pertama dari penguasa islam. Umar ialah orang rapi dalam berpakaian. [23] 
Umar meghabiskan sebagian besar hidupnya di madinah. Ketika ayahnya Abdul Aziz wafat, kholifah Adul Malik bin Marwan menyuruhnya ke damaskus dan menikahkan dengan putrinya Fathimah. Pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi gubernur Hijaz. Ketika itu usianya gres 24 tahun. Saat Masjid Nabawi di bongkar untuk direnovasi, Umar bin Abdul Aziz dipercaya sebagai pengawas pelaksana.
Langkah yang bisa dicontoh oleh para pemimpin dikala ini ialah membentuk sebuah Dewan Penasihat yang beranggotakan sekitar 10 ulama terkemuka dikala itu. Bersama merekalah Umar mendiskusikan banyak sekali masalh yang dihadapi masyarakat selama dalam pemerintahannya.
Karena beberapa tindakan beraninya memberantas kedhaliman atas hasutan Hajjaj bin Yusuf dan orang –orangnya. Umar di berhentikan dari jabatan gubernur. Namun ketika khalifah Sulaiman bin Abdul Malik berkuasa. Ia kembali diangkat sebagai katib.
Pada masa pemerintahannya ia sangat berjasa ketika menerapkan kebijakan kondifikasi hadits-hadits Nabi Saw secara resmi untuk pertama kalinya. Lebih dari itu kholifah ini juga berperan sebagai aset dan mengambil cuilan dalam acara kodifikasi hadits. Menurut bebrapa riwayat. Umar bin Abdul Aziz turut terlibat mendiskusikan hadits-hadits yang tengah dihimpun, disamping ia sendiri mempunyai beberapa catatan wacana hadits –hadits yang diterimanya[24].
Umar juga mempunyai perhatian tinggi pada banyak sekali cabang ilmu, menyerupai kedokteran. Dialah yang mengusulkan pemindahan sekolah kedokteran di Iskandaria  Mesir ke Antakiya Turki . Umar juga bersikap agak lunak terhadap musuh-musuh politiknya. Ia melarang kaum muslimin mengecam Ali Bin Abi tholib.
Dalam bidang militer, Umar tidak menaruh perhatian untuk membangun angkatan perang. Ia lebih mengutamakan pemakmuran kehidupan masyarakat karenanya. Ia memerintahkan Maslamah untuk menghentikan pengepungan Konstantinopel dan penyerbuan ke Asia Kecil.
Di bidang ekonomi, Umar menciptakan kebijakan-kebijakan yang melindungi rakyat kecil. Pada masanya, orang-orang kaya membayar zakat sehingga kemakmuran benar-benar terwujud. Konon, dikala itu sulit menemukan para peserta zakat karena kemakmuran begitu merata.
Kholifah Umar bin Abdul Aziz meninggal dunia di Dir Sim’an, sebuah kota di wilayah Hism pada 20 atau 25 Rajab 101 Hijriyah dalam usia 36 tahun 6 bulan. Manurut beberapa riwayat, Umar bin Abdul Aziz meninggal karena di racuni oleh internal oknum keluarga bani umayyah. Peristiwa itu terjadi disebabkan ketegasan, keberanian menentang ketidak adilan dan menjunjung tinggi kebenaran serta perilaku zuhud yang dimiliki Umar. Konon perilaku Umar tersebut menjadikan anggota bani Umayyah tidak menjadi leluasa menyalah gunakan kekuasaan sebagai alat untuk memperkaya diri atau bertindak otoriter dengan berlindung di balik kekuasaan dinastinya.

9.      Yazid bin Abdul Malik

para kalifah dinasti umayyah, Yazid bin Abdul Malik menjabat kholifah kesembilan Daulah Bani Umayyah pada usia 36 tahun. Kholifah yang sering di panggil dengan sebutan Abu kholid ini lahir pada 71 H. Ia menjabat kholifah atas was
iat saudaranaya, Sulaiman bin  Abdul Malik.ia dilantik pada bulan rajab 101 H.
Diantara tindakan yang dilakukan kholifah Yazid bin Abdul Malik ialah menumpas gerakan Yazid bin Muthallib. Sebelumnya, Yazid bin Muthollib menjabat sebagai gubernur wilayah Khurasan. Ia juga pernah menjabat gubernur Irak di Kufah dan Iran Bashrah. Jabatan itu di pangkunya semenjak kholifah Sulaiman bin Abdul Malik hingga masa Umar bin Abdul Aziz. Karena dianggap melaksanakan gerakan-gerakan mencurigakan, kholifah Umar bin Abdul Aziz memintanya tiba ke Damaskus dan menjatuhi tahanan  kota.
Ketika Kholifah Umar bin Abdul Aziz wafat, Yazid bin Mutholib segera melarikan diri. Ia khawatir kholifah terpilih ,Yazid bin Malik akan mengambil tindakan tegas atas dirinya. Sejak awal memang sering terjadi kontradiksi antara dua orang yang senama itu.Yazid bin Muhallib melarikan diri ke Irak. Karena pernah menjabat di wilayah itu, ia pun diteima oleh masyarakat.
Yazid bin Muhallab juga berhasil mengumpulkan dukungan rakyat Bashrah untuk memecat Yazid. Adanya gerakan itu hingga ke indera pendengaran sang kholifah di Damaskus. Yazid bin Abdul Malik segera meminta saudaranya, Maslamah bin Abdul Malik untuk berangkat dengan pasukannya ke lembah Irak guna memadamkan gerakan Yazid bin Muhallib.
Perang saudara kembali terjadi. Pasukan maslamah terus mengejar pasukan yazid bin Muhallib dari benteng ke benteng. Hingga alhasil yazid tewas di medan perang yang populer di tempat Al Aqir, tak jauh dari karbala. Selanjutnya panglima Maslamah terus mengejar sisa-sisa pasukan lawannya. Hal yang tak mungkin dilupakan sejarah ialah tindakannya menghabisi seluruh keturunan dan keluarga muhallib[25].
 Untuk memperluas wilayah Islam, kholifah Yazid memerintahkan panglima tsabit An Nahrawani, gubernur Armania, untuk menaklukkan wilayah khazars, utara armenia antara maritim Hitam dan maritim Kaspia. Namun dalam sebuah pertempuran panglima Tsabit tewas dan pasukannya porak-poranda.
Kholifah Yazid menunjuk panglima Jarrah bin Ubaidillah untuk menjabat gubernur Armenia dengan kiprah menaklukkan Kazars. Perintah itu di tunjang dengan pengiriman pasukan cukup besar dari Syiria. Pasukan Jarrah berhasil menerobos wilayah Khazars dan menduduki kota blinger dan beberapa kota lainnya.
Sementara itu sammah bin Abdul Malik Al Khaulani, gubernur andalusia yang berkedudukan di toledo, berhasil menaklukkan benteng Lerida dan Gerona, kemudian mneyebrang ke pengunungan pyrenees cuilan timur wilayah Prancis Selatan. Ia terus melebarkan kekuasaannya hingga berhasil menaklukkan Avignon, Toulun dan merebut kota Lyon. Namun dalam perjuangan penaklukkan benteng Toulouse, ia tewas dan pasukannya kembali ke Aquetane. Kholifah yazid mengangkat panglima Anbasa bin Syuhaim untuk mengantikan Sammah.
Kholifah yazid bin malik tidak berusia usang menyaksikan perluasan wilayah islam itu. Ia meninggal dunia pada usia 40 tahun. Masa pemerintahanya hanya berkisar 4 tahun satu bulan. Konon ia meninggal akhir tekanan batin di tinggal seorang perempuan yang ia cintai.
Beberapa waktu sebelum yazid meninggal sempat terjadi konflik antar dirinya dan saudaranya, Hisyam bin Abdul Malik. Namun kekerabatan keduanya baik kembali sesudah hisyam lebih banyak mendampingi sang kholifah hingga wafat[26].

10.  Hisyam bin Abdul Malik

para kalifah dinasti umayyah, Kholifah Hisyam bin Abdul Malik perlu dicatat juga sebagai kholifah yang sukses. Ia memerintahkan dalam waktu yang panjang yakni 20 tahun . ia sanggup pula dikategorikan sebagai kholifah Umayyah yang terbaik karena kebersihan pribadinya, pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak mulia dan tergolong teliti terutama dalam hal keuangan, di samping bertakwa dan berbuat adil[27]. Para andal sejarah menyebutnya negarawan yang andal dalam taktik militer. Pada masa pemerintahannya, selain memadamkan kemelut internal, ia juga meluaskan daerahnya keluar. Ketika Imperium Romawi Timur berada di bawah kekuasaan kaisar Leo III. Ia berhasil memulihkan wewenang pemerintahan pusatnya di tempat balkan. Kini kaisar leo III kembali ingin merebut wilayah Asia kecil dari kekuasaan daulah Umayyah yang sedang dipimpin Hisyam bi Abdul Malik.
Sementara sepeninggal Empress Wu yang mengalami kemelut berkepanjangan, Dinasti Tang di Tiongkok berhasil memulihkan diri dibawah kekuasaan kaisar Hsuan Tsung. Setelah kondisi internal pulih, ia bermaksud merebut tempat sinkiang (Turkistan Timur)yang berhasil di taklukkan oleh panglima Qutaibah bin Muslim.
Di wilayah Andalusia, Kholifah Hisyam mengukuhkan Panglima Anbasa bin Syuhain sebagai gubernur mengantikan Sammah bin Malik Al Khaulani yang gugur. Dengan pasukan cukup besar, panglima Anbasa menyebrangi pegunungan Pyren dan menaklukkan wilayah Narbonne diselatan perancis, selanjutnya ia maju ke Marseilles dan Avignon serta Lyon, menerobos wilayah Burgundy.
Kemenangan itu membangkitkan semangat Anbasa. Ia terus maju ke arah Utara dan menaklukkan beberapa tempat hingga benteng Sens di pinggir sungai Seins yang jaraknya hanya sekitar 100 mil dari Paris, ibu kota wilaayah Neustria kala itu.
Karel yang menjadi pejabat wilayah Neustria, segera maju menghadang pasukan kaum muslimin. Terjadi pertempuran sengit. Panglima Anbasa gugur dan pasukannya bertahan di wilayah selatan Prancis.
Peristiwa itu segera hingga ke damaskus kholifah Hisyam segera mengangkat panglima besar Abdurrohman Al Ghafiqi untuk mengantikan panglima Anbasa. Dalam hal melanjutkan harapan pendahulunya, panglima Al Ghafiqi sangat hati-hati. Ia mempersiapkan pasukannya semaksimal mungkin. Tak hanya bekal makanan, tetapi juga fisik tentara untuk menghadapi cuaca cuek di tempat lawan.
Enam tahun kemudian, pasukan itu berangkat ke arah utara, mereka berhasil merebut touluse, ibu kota wilayah Aquitania kala itu. Karel amartel terpaksa mundur dan bertahan di benteng Aungoleme.
Nama panglima Al ghafiqi tersebar luas di daratan Eropa. Karel martel dan Raja Teodorick IV menyerukan selureuh rakyatnya untuk memperlihatkan perlawanan. Sementara itu pasukan Islam berada dalam posisi tidak menguntungkan. Pasukan islam terlalu terbuai dengan harta rampasan. ketika perang pecah, pasukan muslim terdesak. Panglima Abdurrohman Al Ghofiqi gugur.
Sementara itu kemelut yang terjadi di Asia kecil   berhaasil dipadamkan. Pasukan Romawi Timur yang ingin merebut tempat itu bisa dihalau sesudah kholifah Hisyam mengirim panglima Said Khuzainah dari wilayah Khurasan untuk membantu panglima Maslamah bin Abdul Malik, namun dalam suatu peperangan Said gugur.
Kholifah Hisyam bin Abdul malik wafat dalam usia 55 tahun. Namanya cukup harum dalam sejarah. Dalam ketegasannya ia sengan mendapatkan masukan dari para ulama[28].

11.  Walid bi Yazid

para kalifah dinasti umayyah, Walid bin abdul Aziz bin Abdul Malik dilahirkan pada 90 hijriyah. Ketika ayahnya Yazid bin Abdul Malik diangkat sebagai kholifah, Walid gres berusia 11 tahun. Seperti yang dituturka At Tabari dalam tarikh Al Umam wa Al Muluk, ketika diangkat menjadi kholifah, Yazid bi Abdul Malik ingin mengangkat putranya, walid sebagai putra mahkota, namun dikala itu Walid masih belum cukup usia. Yazid terpaksa mengangkat saudaranya, Hisyam bin Abdul Malik sebagai cikal penggantinya. Sedangkan walid sebagai putra mahkota kedua.
Begitu Yazid meninggal Hisyam naik menjadi kholifah kesepuluh Daulah bani Umayyah. Sudah bisa ditebak terjadi kontradiksi antara kholifah hisyam dan keponakannya, Walid bin yazid. Apalagi beberapa andal sejarah menyebutkan, susila Walid tidak terlalu baik. Ia sering minum-minuman keras dan berfoya-foya.
Selama pemerintahan Hisyam, Walid lebih menghabiskan waktunya di luar Damaskus ketika kholifah Hisyam bin Abdul Malik meninggal dunia, Walid sedang berada di Azrak,utara Damaskus. Ia segera kembali ke Damaskus dan dibaiat menjadi kholifah kesebelas kholifah Bani Umayyah. Saat itu usianya sekitar 39 tahun.
Kebijakan pertama yang ia lakukan ialah melipat gandakan derma kepada orang-orang buta dan renta yang tidak mempunyai keluarga untuk merawatnya. Ia menetapkan anggaran tersendiri untuk membiayai duduk kasus itu,ia juga memerintahkan untuk memperlihatkan pakaian kepada orang-orang miskin.
Pertentangan antara keluarga Yazid bin Abdul Malik dan Hisyam bin Abdul Malik agaknya tidak berhenti ketika keduanya meninggal. Ketika berkuasa ,Yazid menangkapi orang-orang yang dianggap sanggup membahayakan kekuasaannya, termasuk keluarga Hisyam. Ketika terjadi penangkapan besar-besaran itu, Yazid bin Walid bin Abdul Malik sempat melarikan diri secara diam-diam. Yazid berhasil menghimpun kekuatan. Ia pun dibaiat oleh keluarga Yamani di tempat syiria dan Palestina.
Mengetahui ada gerakan yang akan membahayakan kekuasaannya.  Kholifah walid bin yazid segera mengarahkan pasukan untuk menghancurkan pasukan Yazid. Namun terlambat, pasukan Yazid lebih dahulu bergerak menuju istana. Kholifah walid terkepung. Pada detik –detik memilih itu, sebagian besar pasukan andalannya justru berbelok bersatu dengan musuh.
Kholifah walid segera melarikan diri ke kediamannya. Namun sepuluh orang diantara pasukan musuh berhasil menemukan persembunyiannya. Ketika dikepung ia sempat berkata : “bukankah saya telah memperlihatkan hadiah kepada kalian? Bukankah saya sering meringankan beban kalian yang berat? Bukankah saya telah memberi makan orang-orang miskin diantara kalian?”
Mereka yang mengepung menjawab . “kami tidak membenci dari diri kami sendiri. Kami mengepungmu karena engkau terlalu banyak melanggar batasan-batasan hukum Alloh. Engkau minum-minuman keras, menikahi istri ayahmu dan melecehkan perintah Alloh”. Ia meninggal pada usia 40 tahun dan kepalanya dipancung. Ia memerintah selama satu tahun dua bulan 22 hari saja.[29] 

12.  Yazid bin Walid

para kalifah dinasti umayyah, Disamping gemar membaca Al Alquran dan tekun beribadah. Kholifah yang satu ini mempunyai budi pekerti menyerupai Umar bin Abdul Aziz dalam kezuhudannya terhadap dunia. Dialah satu-satunya kholifah yang dilahirkan didekat ka’bah. Masa pemerintahnnya tidak usang yaitu kurang dari dua tahun . tidak banyak literatur yang membuktikan situasi politik dan pemerintahan ketika dia memerintah[30]

13.  Ibrahim bin Walid bin Abdul malik

para kalifah dinasti umayyah, Ia menjabat sebagai kholifah ketiga belas Daulah bani Umayyah mengantikan saudaranya, yazid bin Walid. Karena kondisi dikala itu mengalami guncangan. Naiknya ibrahim sebagai kholifah tidak disetujui oleh sebagian kalangan keluarga Bani Umayyah. Bahkan sebagian andal sejarah menyebutkan dikalangan sebagian cuilan Umayyah ada yang menganggap hanya sebagai gubernur, bukan kholifah.
Diantara mereka yang menolak kekholifahan Ibrahim bin Walid ialah Marwan bin Muhammad . dikala itu ia menjabat gubernur empat wilayah yaitu Armenia, Kaukasus, Azerbaijan dan Mosul. Marwan tak hanya menolak baiat atas Ibrahim bin Walid, namun juga mengerahkan 80.000 dari Armenia menuju Suriah. Itulah gerakan terbesar yang dihadapi pemerintahan Ibrahim bi Walid. untuk menghadapi pasukan besar itu, ia meminta derma saudara sepupunya. Sulaiman bin Hisyam dan mengangkatnya sebagai panglima besar. Untuk menghadang kekuatan pasukan Marwan bin Muhammad, panglima Sulaiman segera mengadakan kunjungan keberbagai tempat bersahabat Syiria dan Palestina serta beberapa tempat lainnya. Akhirnya, dari Mesir, Irak dan Hijaz tiba bala derma yang mencapai 120.000 orang . pasukan besar itu berangkat dari damaskus menuju utara untuk menghadang Marwan bin Muhammad,
Gubernur Marwan bin Muhammad bukan hanya pejabat populer didaerah Armenia dan sekitarnya , tetapi juga seorang panglima perang tangguh yang matang dimedan pertempuran. Berkali-kali ia memimpin pasukan perang dan menaklukkan sejumlah wilayah. Sedangkan panglima Sulaiman bin Hisyam sebaliknya. Meskipun seorang panglima, Sulaiman bin Hisyam dibesarkan dilingkungan istana, bergelut dengan kemewahan. Ia tak begitu menguasai medan peperangan. Karenanya, meski jumlah pasukannya diatas pasukan Marwan, Sulaiman tak bisa berbuat banyak. Ketika pertempuran pecah, pasuanya porak poranda. Medan perang dibanjiri darah tentara sulaiman. Melihat keadaan pasukannya, sulaiman buru-buru melarikan diri ke damaskus. Ia segera menghadap kholifah ibrahim bin Walid dan menceritakan apa yang terjadi.
Kholifah Ibrahim tak bisa berbuat banyak. Ia tak mempunyai pasukan cadangan. Oleh alasannya ialah itu ia menetapkan untuk menyerahkan diri kepada Marwan binMuhammad. Dengan diiringi keluarganya, ia menemui gubernur Marwan dan menyerahkan jabatan kholifahnya. Marwa biun Muhammad memperlihatkan perlindunagan kepada Ibrahim bin Walid yang sempat hidup hingga 132 H[31].

14.  Marwan bin Muhammad

para kalifah dinasti umayyah, Beliau spesialis negara yang bijaksana dan seorang pahlwan. Pada awalnya, dia ialah seorang gubernur di salah satu wilayah yang dikuasai oleh bani Umayyah. Delegetimasi politik yang dialami oleh kholifah Ibrahim serta keadaan yang sudah cukup mengkhawatirkan menjadikan dia dibaiat sebagai kholifah.
Pemberontakan sanggup ditumpas oleh beliau,tetapi kholifah marwan tidak bisa menghadapi gerakan perlawanan gerakan bani Abbasiyah yang pendukungnya telah menguat. Gerakan Abbasiyah kemudian  mengonsolidasi diri mulai melancarkan serangkaian serangan ke damaskus yang telah lemah. Marwan bin Muhammad alhasil berhasil dikudeta oleh kelompok Abbasiyah.
Beliau melarikan diri ke Hurah, dan alhasil hingga ke Mesir. Kholifah Marwan terbunuh pada tanggal 27 Dzul hijjah 132 H. Dengan perebutan kekuasaan ini berakhirlah kedaulatan bani Umayyah dan terjadi transformasi kepemimpinan ke Bani Hasyim yang dipimpin oleh Abul Abbas As-Saffah, keturunan dari Abbas bin Abdul Muthalib paman nabi[32].
demikian dalam pembahasan mencar ilmu sejarah islam yang berjudul para kalifah dinasti umayyah. maka selanjutnya [baca: gerakan oposisi terhadap bani umayyah] sekian dan terimakasih



[1] Samsul Munir , Sejarah, 121-122.
[2] Ibid .,118.
[3] Ibid .,122.
[4] Ibid.,123.
[5] Abu Ja’far Muhammad ibn Jarir al-Thabary, Tarikh al Tabary (kairo:dar al ma’arif), 170.
[6] Ibid.,322.
[7] Philip K. Hitti, History of the Arab: Rujukan Induk dan paling otoritatif wacana sejarah peradaban Islam, terj.R.Cecep Lukman Yasin (Jakarta: serambi Ilmu semesta, 2013),246.
[8] Ali Audoh, Alibin Abi Tholib, Sampai Kepada Hasan dan Husein, 379.
[9] Samsul Munir , Sejarah, 123.
[10] Abu Ja’far Muhammad ibn Jarir al-Thabary, Tarikh al Tabary, 501.
[11] Samsul Munir , Sejarah , 124.
[12] Ibid .,124.
[13] Abu Ja’far Muhammad ibn Jarir al-Thabary, Tarikh al Tabary, 532.
[14] Ibid., 322.
[14] Philip K. Hitti, History of the Arab,319.
[15] Ibid, 322.
[15] Ibid., 255.
[16] Ibid.,
[17] Samsul Munir , Sejarah ,124.
[18] Abdur al  rahman ibn khuldun, Tarikh ibn khaldun,Juz III (Beirut: Dar’al Fikr,2000), 73.
[19] Samsul Munir , Sejarah ,125.
[20] Abdur al  rahman ibn khuldun, Tarikh ibn khaldun,79.
[21] Samsul Munir , Sejarah, 126.
[22] Abdur al  rahman ibn khuldun. Tarikh ibn khaldun, 85-93.
[23] Samsul Munir , Sejarah, 127.
[24] Muhammad Ajjaj al Khatib, Ushul al Hadith Ulumuhu Wa Mustalahahu  (beirut : Dar al Fikr, 1989) , 328.
[25] Abdrochman ibn kholdun, 96-98.
[26] Ahmad bin yusuf Al Qirmani, Akhbar Al-Duwal Wa Athar Al Uwal Fi Al –Tarikh (beirut: Alim al kutub,1992,jilid 2),45-48.
[27] Samsul Munir , Sejarah, 128.
[28] Abd. Al Rahman Ibn Khaldun, 106-129.
[29] Ahmad bin yusuf Al Qirmani, Akhbar Al-Duwal , 51-54.
[30] Ibid., 55.
[31] Abd al Rahman Ibn Khaldun, 140-150.
[32] Ahmad bin yusuf Al Qirmani, Akhbar Al-Duwal,58-60.