Ketika Takdir Tidak Dapat Menuruti Hati
Oke teman-teman, kali ini kita bahas perihal keikhlasan. Sebelumnya, apa kalian tahu apa itu ikhlas? Ikhlas yaitu suatu rasa yang tidak mengharapkan imbalan apapun atas kebaikan yang kita lakukan. Ada juga yang mengartikan bahwa lapang dada berarti merelakan, meskipun kita tahu kita berhak memilikinya.
Kita, sudahkah lapang dada hari ini? Mulai dari hal yang terkecil. Ketika kita gres berdiri tidur, kemudian kau menguap, menggeliat, dengan mata masih terkatup menuju kamar mandi, dan menggerutu perihal acara yang akan kita lakukan hari itu, apa masih sanggup disebut ikhlas? Ketika kita kuliah dan diberi setumpuk tugas, laporan, dan semacamnya kemudian kita mengeluh dan mengerjakan hanya alasannya yaitu menginginkan angka, apa masih sanggup disebut ikhlas? Atau ketika kehilangan sesuatu yyang sangat berharga kemudian kau berkata lapang dada tapi beberapa hari kemudian kau mengingat dan berharap apa yang hilang sanggup kembali, bahkan hanya dengan berkata “Andai saja ketika itu barangku tidak hilang.......” , apa masih disebut ikhlas?
Yuk kita berguru ikhlas. Sulit memang, sangat sulit. Tapi bukankah Tuhan akan membantu kita ketika kita berjalan ke jalan yang benar?
Saat kita berdiri tidur, sebisa mungkin hindari menguap dan menggeliat di daerah tidur. Begitu mata terbuka, ayo kita senyum dan ucapkan rasa sukur alasannya yaitu masih diberi kesemoatan untuk sanggup melaksanakan banyak sekali kebaikan hari itu. Akan lebih baik jikalau kau tebarkan rasa semangat pagimu kepada orang-orang di sekitarmu. Sapa mereka dan berikan mereka senyuman terbaikmu. Karena semangat pagimu akan sangat mempengaruhi kinerjamu hari itu juga. Kemudian ketika kita kuliah dan menerima segudang tugas, laporan, dan semacamnya, ayo kita pandang setumpuk buku-buku itu, beri mereka senyuman. Kerjakan satu-persatu dengan berpikir bahwa kita tidak hanya sedang membantu diri, tetapi juga orang tua, orang lain, bahkan negara. Lakukan saja, sebisa mungkin lakukan dengan berpikir bahwa kita sedang menunaikan kewajiban atas hak yang kita terima. Lalu, ketika kita kehilangan sesuatu, tidak usah bersedih berlarut-larut. Karena yang harus kita lakukan yaitu meletakkan apapun yang ada di tangan, bukan di hati. Kaprikornus ketika apapun yang ada di sekitar harus hilang, maka kiprah kita yaitu melepaskan. Lepaskan genggaman, sesudah itu lanjutkan apa yang harus kita perjuangkan. Indah bukan? Karena daun yang jatuh tidak pernah membenci angin. Begitupun kita seharusnya, tak usah menyalahkan keadaan ketika ia tidak sesuai dengan keinginan. Karena lapang dada yaitu salah satu cara ketika takdir tidak sanggup menuruti hati kita.
Posted by Devy
Sumber http://balazdy.blogspot.com/