Mencapai Kedudukan Tinggi, Mulia dari Cobaan dan Ujian
Berkaca dari Perjuangan Nabi Muhamad saw. bersama kaumnya begitu berar. Nabi mengalami berbagai macam ujian dan cobaan yang begitu berat. Meskipun penderitaan akan ujian dan cobaan yang ditimpakan kepada beliau begitu besar, namun perjuangan beliau menghadapinya dengan kesabaran.
Bermacam-macam ujian dan cobaan beliau hadapi, dimulai dari perang, damai, hidup miskin, kaya, kecemasan, tinggal dan meninggalkan negerinya untuk menyebarkan agama Islam. Ujian berat juga menimpa beliau, dimana orang-orang terdekat orang kafir baik dari perkataan, perbuatan, gosip, sihir dan lain sebagainya.
Meskipun demikian, Nabi Muhammad saw. menghadapi ujian dan cobaan dengan dengan kesabaran dalam menjalankan perintah Allah swt. Beliau tetap teguh menyeru umat manusia ke jalan Allah swt.
Tidak ada Nabi yang mengalami dan merasakan penderitaan seperti apa yang dirasakan Nabi Muhammad saw. Dan, tidak ada nabi yang diberi karunia Allah SWT seperti yang diberikan kepada beliau.
Karunia Allah swt. yang tidak didapatkan oleh Nabi yang lain misalnya, Allah swt. mengangkat nama Nabi Muhammad swt. dan menyandingkan nama beliau dengan nama Allah swt. hal ini tertera jelas dalam kalimat syahadat, bahwa orang yang mengakui keesaan Allah SWT harus juga mengakui kerasulan Muhammad saw.
Disamping karunia di atas, Allah swt. juga menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai tuan dari seluruh manusia, menjadikan Nabi sebagai orang yang paling dekat wasilahnya kepada Allah swt., menjadikan Nabi sebagai manusia yang paling mulia kedudukannya di antara manusia yang lain, dan paling didengar dan diterima syafaatnya.
Cobaan serta ujian Allah swt yang begitu dahsyat yang diterima Nabi Muhammad saw., justru menjadikan beliau ditambahkan dan mendapatkan keutamaan dan kemuliaan dari Allah swt. dan mengantarkan beliau pada kedudukan yang paling tinggi.
Hal ini juga terjadi pada para ahli waris beliau yaitu para ulama. Setiap mereka mendapakan bagian ujian dan cobaan tertentu sesuai dengan tingkat dan derajat keteguhan dalam mengikuti ajaran Nabi saw.
Orang-orang yang tidak mendapakan bagian dari ujian dan cobaan seperti yang dialami oleh Nabi Muhammad saw., berarti mereka adalah orang-orang yang diciptakan untuk dunia dan dunia diciptakan untuk mereka. Jatah orang-orang seperti ini diberikan kepada mereka di dunia. Mereka makan serta minum dan bersenang-senang di dunia sampai ajal menjemput seperti yang telah tertulis.
Berbeda dengan keadaan orang-orang yang terpilh seperti para wali yang mendapatkan ujian dan cobaan. Ketika mereka mendapatkan ujian dan cobaan dari Allah swt, mereka dalam keadaan makmur dan tentram dalam menghadapi ujian dan dan cobaan. Ketika para wali Allah memperoleh cobaan dan ujian dari Allah dalam ketakutan, mereka aman. Dan ketika para wali dalam keadaan sedih, mereka gembira ditengah keluarganya.
Mereka yang mendapatkan bagian dunia, mempunyai nilai dan kedudukan yang berbeda dengan para wali Allah swt. Yang mendapatkan jatah dunia, akan berpikir mengenai apa saja yang dapat menguatkan dan mengokohkan kedudukan mereka, menyelamatkan harta yang mereka miliki, berusaha membuat agar kata-kata mereka di dengar dan ditaati orang lain. Bermula dari sinilah mereka melakukan, mencintai,serta membenci sejalan dengan yang diinginkannya itu.
Berbeda kondisinya dengan para wali Allah swt. yang mendapatkan cobaan dan ujian. Yang menjadi keinginan dan harapan mereka adalah menegakkan agama Allah swt., meninggikan kalimat-kalimat Allah swt., memuliakan para pembela agama Allah swt., senantiasa memperjuangkan agar hanya Allah swt. yang disembah dan hanya Rasulullah yang ditaati ajarannya.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa setiap Allah swt. memberikan cobaan dan ujian pasti ada hikmah di baliknya. Sebagai yang sudah kita ketahui, bahwa orang-orang yang telah mencapai kedudukan yang tinggi dan cita-cita mulia hanya mencapai itu semua melalui jembatan berupa ujian dan cobaan.
"Demikianlah ketinggian itu. Jika kamu ingin mendapatkannya, maka menyeberanglah ke sana melalui jembatan kesusahan."
Akhirnya semoga kita semua mendapatkan jatah sebagian cobaan dan ujian sebagaimana yang dialami oleh Nabi dan para wali serta diberikan keteguhan dan kesabaran di dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang pada akhirnya dengan ridha Allah swt. akan membawa kita kepada kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah swt. amin, amin amin ya rabbal ‘alamin
Sumber https://islamiwiki.blogspot.com/
Bermacam-macam ujian dan cobaan beliau hadapi, dimulai dari perang, damai, hidup miskin, kaya, kecemasan, tinggal dan meninggalkan negerinya untuk menyebarkan agama Islam. Ujian berat juga menimpa beliau, dimana orang-orang terdekat orang kafir baik dari perkataan, perbuatan, gosip, sihir dan lain sebagainya.
Meskipun demikian, Nabi Muhammad saw. menghadapi ujian dan cobaan dengan dengan kesabaran dalam menjalankan perintah Allah swt. Beliau tetap teguh menyeru umat manusia ke jalan Allah swt.
Tidak ada Nabi yang mengalami dan merasakan penderitaan seperti apa yang dirasakan Nabi Muhammad saw. Dan, tidak ada nabi yang diberi karunia Allah SWT seperti yang diberikan kepada beliau.
Karunia Allah swt. yang tidak didapatkan oleh Nabi yang lain misalnya, Allah swt. mengangkat nama Nabi Muhammad swt. dan menyandingkan nama beliau dengan nama Allah swt. hal ini tertera jelas dalam kalimat syahadat, bahwa orang yang mengakui keesaan Allah SWT harus juga mengakui kerasulan Muhammad saw.
Disamping karunia di atas, Allah swt. juga menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai tuan dari seluruh manusia, menjadikan Nabi sebagai orang yang paling dekat wasilahnya kepada Allah swt., menjadikan Nabi sebagai manusia yang paling mulia kedudukannya di antara manusia yang lain, dan paling didengar dan diterima syafaatnya.
Cobaan serta ujian Allah swt yang begitu dahsyat yang diterima Nabi Muhammad saw., justru menjadikan beliau ditambahkan dan mendapatkan keutamaan dan kemuliaan dari Allah swt. dan mengantarkan beliau pada kedudukan yang paling tinggi.
Hal ini juga terjadi pada para ahli waris beliau yaitu para ulama. Setiap mereka mendapakan bagian ujian dan cobaan tertentu sesuai dengan tingkat dan derajat keteguhan dalam mengikuti ajaran Nabi saw.
Orang-orang yang tidak mendapakan bagian dari ujian dan cobaan seperti yang dialami oleh Nabi Muhammad saw., berarti mereka adalah orang-orang yang diciptakan untuk dunia dan dunia diciptakan untuk mereka. Jatah orang-orang seperti ini diberikan kepada mereka di dunia. Mereka makan serta minum dan bersenang-senang di dunia sampai ajal menjemput seperti yang telah tertulis.
Berbeda dengan keadaan orang-orang yang terpilh seperti para wali yang mendapatkan ujian dan cobaan. Ketika mereka mendapatkan ujian dan cobaan dari Allah swt, mereka dalam keadaan makmur dan tentram dalam menghadapi ujian dan dan cobaan. Ketika para wali Allah memperoleh cobaan dan ujian dari Allah dalam ketakutan, mereka aman. Dan ketika para wali dalam keadaan sedih, mereka gembira ditengah keluarganya.
Mereka yang mendapatkan bagian dunia, mempunyai nilai dan kedudukan yang berbeda dengan para wali Allah swt. Yang mendapatkan jatah dunia, akan berpikir mengenai apa saja yang dapat menguatkan dan mengokohkan kedudukan mereka, menyelamatkan harta yang mereka miliki, berusaha membuat agar kata-kata mereka di dengar dan ditaati orang lain. Bermula dari sinilah mereka melakukan, mencintai,serta membenci sejalan dengan yang diinginkannya itu.
Berbeda kondisinya dengan para wali Allah swt. yang mendapatkan cobaan dan ujian. Yang menjadi keinginan dan harapan mereka adalah menegakkan agama Allah swt., meninggikan kalimat-kalimat Allah swt., memuliakan para pembela agama Allah swt., senantiasa memperjuangkan agar hanya Allah swt. yang disembah dan hanya Rasulullah yang ditaati ajarannya.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa setiap Allah swt. memberikan cobaan dan ujian pasti ada hikmah di baliknya. Sebagai yang sudah kita ketahui, bahwa orang-orang yang telah mencapai kedudukan yang tinggi dan cita-cita mulia hanya mencapai itu semua melalui jembatan berupa ujian dan cobaan.
"Demikianlah ketinggian itu. Jika kamu ingin mendapatkannya, maka menyeberanglah ke sana melalui jembatan kesusahan."
Akhirnya semoga kita semua mendapatkan jatah sebagian cobaan dan ujian sebagaimana yang dialami oleh Nabi dan para wali serta diberikan keteguhan dan kesabaran di dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang pada akhirnya dengan ridha Allah swt. akan membawa kita kepada kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah swt. amin, amin amin ya rabbal ‘alamin