Tips Doa agar yang dikabulkan Allah SWT
Allah SWT Yang Maha Penyayang. Sifat Sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya bukanlah sayang biasa. Penggunaan kata ’’maha” jelas mengindentikkan bahwa rasa sayang Sang Khalik atau Sang pencipta adalah yang paling tinggi, lebih dari segalanya, lebih tinggi dari rasa sayang seorang hamba kepada hamba yang lainnya.
Biasanya rasa sayang akan diikuti dengan pemberian sesuatu, atau mengabulkan permintaan orang yang disayang. Jadi, wajib direnungkan mengapa sebuah doa atau permintaan seorang hamba terkadang tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Tentulah di balik hal itu ada alasan dan hikmah, mengingat betapa hebat rasa sayang Allah SWT kepada para hamba-Nya.
Oleh karena itu, setiap hamba harus tetap berprasangka positif dan baik kepada Allah SWT. Hal pertama yang sebaiknya dipikirkan adalah mengapa suatu doa sampai tidak terkabulkan atau tertolak, jangan-jangan isinya memang tidak baik. Kita harus ingat bahwa Allah SWT Maha Mengetahui, Maha Pengasih, Maha Melihat, sehingga Dia mengetahui secara persis serta mendetail mana-mana yang baik bagi hamba-Nya dan mana yang tidak baik.
Namun demikian, kita diperbolehkan menelusuri sebab-sebab hingga doa yang kita baca, belum atau sulit dikabulkan. Mari Kita berangkat dari mencermati kisah Sa’ad bin Abi Waqqas ketika menemui Rasulullah SAW.
Pada suatu hari Sa’ad bin Abi Waqqas berkata kepada Rasulullah SAW: Ya Rasulullah, doakan aku kepada Allah SWT agar aku dijadikan Allah SWT orang yang makbul doanya.” Rasulullah SAW menjawab, Hai Sa’ad, makanlah yang baik (halal), tentu engkau menjadi orang yang makbul doanya. Demi Allah yang memegang jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang yang pernah melemparkan sesuap makanan haram ke dalam mulutnya (perutnya), maka tidaklah akan dikabulkan doanya selama 40 hari. Siapa saja manusia vang dagingnya tumbuh dari makanan yang haram, maka nerakalah yang berhak untuk orang itu.(HR. Al-Hafizh Abu Bakar bin Mardawih, dikutip oleh al- Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya)
Dengan demikian, makanan dan minuman yang haram akan menjadi penghalang, tabir atau tembok dari terkabulnya doa. Maka, berhati-hatilah dalam bertindak dan bersikap. Jangan hanya merasa tidak puas kepada Allah SWT ketika doa tidak dikabulkan, sementara kita sendiri membiarkan adanya penghalang atau tembok di antara doa-doa kita dengan Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ ١٦٨
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah, 2: 168)
Bayangkanlah, bahkan hanya sesendok makanan yang masuk ke mulut kita bisa mengakibatkan doa kita tidak akan dikabulkan selama 40 hari. Apalagi jika makanan yang masuk ke perut itu lebih dari sesuap, sepanjang hari, atau sepanjang hidup, tentulah meskipun berkali-kali berdoa hingga tidak terhitung lamanya, tetap tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT. Wallahualam.
Memakan makanan yang halal merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Bila seorang hamba selalu patuh kepada Allah SWT, pastilah segala yang diinginkannya, apabila hal itu baik baginya, akan diberikan oleh-Nya. Allah SWT. Berfirman di dalam al-Qur’an:
’’Ud’uni astajiblakum”, yang artinya, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.”
Ayat ini dipertegas lagi dalam QS. Al-Baqarah ayat 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ ١٨٦
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran
Jika kita merasa bahwa semua syarat diterimanya doa sudah kita lakukan, namun doa kita tidak juga kunjung dikabulkan, maka yang hanya dapat kita lakukan adalah dengan tetap menjaga prasangka baik kepada Allah SWT dan mengambil hikmahnya. Prasangka baik yang kita lakukan akan bernilai ibadah dan mendapat pahala di hadapan Allah SWT. Adapun hikmah yang kita petik akan membuat kita semakin bijak dalam beragama dan berkehidupan.
Salah satu hikmah yang dapat kita petik dari tidak terkabulnya doa adalah bahwa mungkin saja Allah SWT menjawab doa kita dalam bentuk yang lain. Allah SWT sudah menegaskan hal itu di dalam Al-Qur’an dan hadis, bahwa doa setiap hamba-Nya dijawab dalam berbagai bentuk.
Berikut ini bunyi hadis yang mengurai sikap Allah SWT mengenai doa yang dijawab dalam bentuk yang lain. Diriwayatkan dari Imam Ahmad, Bazzar, dan Abu Ya’la dengan sanad jayyid, dari Abu Sa’id bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
Tiada seorang muslim pun yang berdoa dengan suatu permohonan, yang di dalamnya tidak ada unsur dosa dan maksud untuk memutuskan tali silaturahmi, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal; kadang-kadang disegerakan doa baginya, kadang-kadang disimpan untuknya di akhirat kelak, dan kadang-kadang dirinya dihindarkan dari keburukan. Para sahabat bertanya, ‘Jika kami memperbanyak doa?’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah lebih banyak (mengabulkan doa).
Selain itu, yang paling utama agar doa disambut Allah SWT adalah memerhatikan nasib sesama. Allah SWT akan menolong hamba-Nya bila si hamba mau menolong hamba-Nya yang lain. Hal ini ditegaskan dalam hadis berikut ini yang artinya:
Barang siapa ingin agar doanya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah memberikan tips-tips berdoa agar dikabulkan oleh Allah SWT, yaitu:
- Sebelum berdoa, lakukanlah perbuatan baik kepada orang lain, seperti bersedekah, membantu anak yatim, dan membantu orang yang membutuhkan.
- Berdoalah manakala berada dalam keadaan sangat genting, terdesak, atau darurat.
- Berdoalah pada saat yang tepat (waktu-waktu yang diijabat atau waktu-waktu yang mustajab).
- Berserah dirilah hanya kepada Allah SWT secara total.