Tentang Hutang Kita Sebagai Kakak
Hutang kita banyak pada adik-adik kita..
Tidak jarang, kita memarahi mereka ketika lelah..
Membentak mereka padahal mereka belum benar-benar paham kesalahaanya..
Membuat mereka menangis sebab kita ingin lebih dimengerti dan didengarkan..
Tetapi..
Mereka akan tetap mendatangi kita dengan senyum kecilnya..
Menghibur kita dengan tawa kecilnya..
Menggenggam dengan tangan kecilnya..
Seolah semuanya baik-baik saja..
Seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya..
Mereka selalu punya banyak cinta untuk kita..
Meski seringkali kita tak membalas cinta mereka dengan cukup..
Kita merasa bahwa kita dapat mengjibur kesedihan atau menghapus air mata dari pipi-pipi kecil mereka..
Tetapi..
Sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan..
Merekalah yang selalu berhasil membuang kesedihan..
Melapangkan kepenatan..
Menghapus air mata..
Kita berhutang banyak pada adik-adik kita..
Dari waktu hidup kita bersama mereka, seberapa keras kita berusaha untuk menghadirkan mereka kebahagiaan sebetulnya di hari-hari mereka, melukis senyum sejati di wajah mungil mereka ?
Tentang adik-adik, sebetulnya merekalah yang selalu “lebih pintar balig cukup akal dan lebih bijaksana” daripada kita.
Merekalah yang selalu mengajari dan membimbing kita menjadi insan yang lebih baik setiap harinya..
Seburuk apapun kita sebagai orang dewasa..
Mereka selalu siap kapan saja untuk menjadi adik-adik terbaik yang pernah kita kenal..
Kita selalu berhutang kepada adik-adik kita..
Sumber http://balazdy.blogspot.com/