30 Kumpulan Puisi pendek terbaru april
Puisi adalah salah satu hasil karya sastra yang merupakan ungkapan dan perasaan penyair menggunakan irama, matra, rima, dalam susunan lirik dan bait. Karena merupakan ungkapan perasaan, kadang puisi bersifat imajinatif dan selalu ditulis dengan gaya bahasa tersendiri sehingga terdengar indah saat dibacakan.
kali ini penikmatrindu akan membagikan kumpulan puisi pendek yang dihimpun dari berbagai sumber. Puisi pendek ini menggambarkan isi dari sebuah perasaan seseorang yang sedang senang sedih ataupun bahagia, tetapi kebanyakan puisi menggambarkan sebuah perasaan isi hati tentang sebuah rindu kepada seseorang yang kita sayanagi dan kita kagumi karena sifat dan karakter nya yang membuat hati kita jatuh kepada seorang tersebut. baiklah ini 30 Puisi Pendek
Malam ini, aku sudah berdoa untukmu.
Jangan khawatir, doanya baik.
Tidak pernah buruk tentangmu.
Yang aku khawatirkan jika,
diluar sana ada juga yang berdoa untukku,
doanya tidak kalah baik, lebih baik malah.
Dan dia bukan kamu
Seperti Langit dan Bumi,
Terkadang, Tuhan hanya mempertemukan.
Bukan mempersatukan..
Setiap lembaran, memaknai hikmah yang sepadan
Aku benci pada saat dimana
rasa rindu dan benci datang beriringan.
Saat kepergianmu
disuatu waktu aku membencimu
namun pada saat bersamaan aku pun merindukanmu.
Kembali lamun temani resah
Ketika malam datang dan aku masih sendiri di kamarku
Bercumbu dengan khayal serta bayanganmu
Lalu, Angin malam sesaat tak mampu membasuh lukaku
Redup bulan juga kompak mengejek segala kesepianku
Aku bersembunyi di sudut kamar
Dimana kulitku sama warnanya dengan tembok
Dimana pandanganku sama dinginnya dengan lantai
Dimana pikiranku sama kosongnya dengan ruang
Aku menunggu kau menariknya
Menyelamatkan ku dari gelap dan hampa udara
Ruang
Ruang ini masih kau isi..
Tapi isinya tak sepenuh dulu..
Ruang ini masih kau tempati..
Tapi tempatnya tak seindah dulu..
Ruang hampa tanpa udara
Kan slalu pengap terasa
Ingin ku keluar memberi lega
Agar segarnya terasa segera..
Seandainya saja kita memiliki hati dengan ruang yang sama besarnya.
Mungkin aku akan sebahagia dirimu.
Menyingkirkan kenangan yg kita punya.
Mengisinya dengan yg baru walau tak saling bersama.
Aku sudah kehabisan tempat.
Ruangku penuh dgn kita, kamu, dan tanya.
Bulan itu cantik
Bulan itu indah
Bulan itu mengagumkan
Bulan itu menyenangkan
Bulan itu cuma satu
Bulan itu seperti kamu
Cantik, indah, mengagumkan, menyenangkan dan cuma satu....
surat cinta yang ditulis langit
pekat malam menggurita
cericip kelelawar beradu duka
lelintang memaksa bercahaya
galaksi bersimbah luka
Tuan, sungguh debar ini menyiksa
mematung tak berdaya
menanyai makna cinta pada semesta
ternyata beginilah jawabnya
Tidak semua indah dengan kata-kata semata..
Tidak ada keindahan perkataan tanpa ada nya tindakan..
Menghargai seseorang bukan sekedar dari perkataan..
Akan tetapi melalui tindakan yang engkau lakukan..
Pada sepertiga malam selalu ku sempilkan namamu;
untuk sehatmu, juga untuk kembalinya dirimu.
Per Februari lalu jawaban Tuhan keluar; kamu tidak kembali.
Aku terima. Sekarang tinggal bagaimana aku tidak membiasakan lagi menyebut namamu
Bulan tak lagi menampakan wajahnya
Dimana rembulan ku?
Gulita awan menutupinya
Tak ada lagi keindahan cahaya malam
Hanya dari mata lampu yang sedikit membantu
Tapi Aku tak diam
Keteguhan hati menjadi kekuatanku
Karena aku ingin rembulan ku kembali
Taukah Engkau Saat Rindu Berulah,
Saat Itulah Aku Terdiam Merangkai Kata.
Merajuk kepada Sang Kuasa, Memohon Supaya Kau Baik Baik Saja.
Jadi, Kuharap Kau Mngrti Baik Dekat Maupun Jauh.
Meski Berat Maupun Ringan
Kau Adalah Sebaik-baiknya Pemuda yang kuharapkan
Asap rokok aku tak suka,
Amat menyesakkan paru-paru dan dadaku!
Namun apalah dayaku.
Asap rindu yang kau hembuskan,
Terhirup bergumul menyelimuti sukmaku,
Hingga pusara air mata ini,
Terjun bebas pada tanah lapang,
Bagai dedaunan yang bertebaran
Baru saja tiba dari singgasana tuhan.
Anugrah berupa rintik air.
Turun sebagai tanda kasih di muka bumi.
Karena kemuliaan nya tuhan jadikan ia salah satu alat bersuci.
Dia menumbuhkan rumput yang sudah mati.
Masih ku sapa hingga kini, dengan sebutan
"Ibu" .
Bandara itu seperti siklus kehidupan,
Datang dan pergi membawa sejuta kerinduan,
entah itu tuk sementara atau hingga datang kematian,
ingat broo! di dunia ini tidak ada tempat keabadian.
Saat fana merah jambu
Menutup hari yang kelabu
Malam datang menggantikan waktu
Mulut ini membisu, lidah ini kelu
Tak mampu bersabda akan hati yang pilu
Malam
Yang dulu kehadirannya selalu di nanti tapi sekarang paling di benci
Karna telah membawa rindu kembali
Aku selalu kembali
pada Juli tanggal satu.
Tak ada duka yang
lebih nestapa dari hari itu.
Ribuan mengapa kukirim
pada langit yang jemu.
Sebab hidup tentang bertahan
Pada tiap - tiap keputusan
Pada tiap - tiap pilihan
Meski amat pelan
Meski tak ada jawaban
Bertahanlah!
Jika dirimu merasa lelah
Tak apa! terisaklah! merebahlah!
Lalu kau hanya perlu bertahan, bertuhan!
Coretanku tak bermakna indah,
Maupun terkesan mewah,
Pun tak dapat membuat hatimu sumringah,
Tapi percayalah,
Yang ku tulis ialah isi hati yang tercurah...
Di luar ruang ini hujan deras sekali
Hendak kutulis puisi seperti yang sudah-sudah
Hanya, kali ini hujan sendiri
Tidak ada kita disela-selanya
Ia jatuh tak menggenang
Ia tak seperti yang kita kenang
Maaf, karna rasaku kau terlibat dalam rangkaian cerita tak berujung
Maaf, karna masa laluku cerita ini jadi terbendung
Bukan inginku
Sungguh
Aku ingin semuanya mengalir
Mengubah alurnya dimana aku baru mengenal cinta
Dan kamu orang pertama
Untung saja,
Di malam yang dingin menggerogoti jiwa,
Aku masih bisa berjalan dengan sekantung penuh senyuman,
Yang ku pungut di persimpangan jalan menuju hatimu.
Hangatnya, walau sejatinya aku tau senyum itu bukan untukku.
Tapi rasa itu masih tersisa untukku kan?
di sini bertahun tahun rasanya aku menunggu,
sementara kau tak pernah tau resahnya sebuah penantian.
mudahnya memutuskan tanpa sedikit pun kalimat penghiburan,
apalagi ucapan selamat tinggal,
cukup hanya dengan kata maaf kemudian yang terdengar basi
Malam sehabis hujan sore
Tak ada senja begitu pula bintang
Menyisakan embun dan angin kencang
Rembulan tampak samar-samar
Dan lagi-lagi kau masih tak ada kabar
Walau terjeda karena langkah
ada sekian waktu,
di mana hati membuat sendiri dialognya.
Tanpa membuat lelah kata,
yang mengharap peka.
Nyatanya diamku mengarah!
Sendiri disini...
Rindu yang melanda hati...
Angin malam yang menemani...
Seakan hidup tiada berarti...
Kupu kupu putih menjadi hitam
Dia pun tidak tau harus kemana
Entah apa yang dia pikirkan Dia tetap terbang
Seperti keadaan saat ini sebenarnya putih pun
Sekarang menjadi hitam
bila,
hadirmu menjengkelkan
terbanglah ke samudra
bila,
hilangmu penyesalan
jawaban tak perlu lagi kau risaukan
aku menikmati candu yang ditandu bahu
melebur menjadi rindu
Tibalah saatnyaSumber http://penikmatrindu23.blogspot.com/
Untuk merebah lelah,
Melenyapkan dunia
Yang penuh dilema
Melalui doa;
Menuju mimpi,
Jiwa-jiwa suci