Kisah Masuk Islam: Seorang Aminah Mualaf Amerika Serikat
Aminah Assilmi yakni perempuan menjadi mualaf. Dia berkeliling Amerika Serikat untuk menyampaikan ceramah, dimana dongeng pribadinya telah menciptakan kagum ratusan individu. Dia juga Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional, sebuah organisasi yang mempunyai banyak prestasi.
"Saya sangat bahagia sebab saya seorang Muslim. Islam yakni hidupku, Islam yakni denyut hatiku. Islam yakni darah yang mengalir melalui pembuluh darahku. Islam yakni kekuatanku. Islam yakni hidupku yang begitu indah dan indah. Tanpa Islam saya bukan apa-apa, dan semoga Allah tak pernah mengubah wajah megahNya dari ku,aku tidak sanggup bertahan hidup. "- Aminah
Dia yakni seorang gadis baptist, seorang feminis radikal, dan seorang jurnalis siaran. Dia yakni seorang gadis dengan kaliber yang tidak biasa, yang berprestasi di sekolah, mendapatkan beasiswa, menjalankan bisnisnya sendiri, dan bersaing dengan para profesional dan mendapatkan penghargaan - semua ketika beliau akan kuliah. Kemudian suatu ketika terjadi kesalahan komputer yang membuatnya menjalankan misi sebagai orang Nasrani yang taat. Akhirnya, bagaimanapun, hal itu menghasilkan sesuatu yang berlawanan dan mengubah hidupnya sepenuhnya.
Saat itu tahun 1975 ketika komputer pertama kali dipakai untuk mendaftar di kelas di akademi tingginya. Dia bekerja di bidang Rekreasi. Dia telah mendaftar untuk kelas dan kemudian pergi ke Oklahoma City untuk mengurus bisnis. Kembalinya beliau tertunda dan beliau kembali kuliah dua minggu ke kelas. Membuat pekerjaan yang tidak terjawab itu tidak menjadi duduk kasus baginya, tapi beliau terkejut ketika mengetahui bahwa komputer tersebut secara keliru mendaftarkannya ke kelas Teater, sebuah kelas di mana siswa diminta tampil di depan orang lain. Dia yakni seorang gadis yang sangat pendiam dan beliau merasa ngeri membayangkan tampil di depan orang lain. Dia tidak sanggup menurunkan kelas sebab terlambat.
Kegagalan kelas juga bukan pilihan, sebab beliau mendapatkan beasiswa yang membayar uang kuliahnya dan mendapatkan nilai 'F' akan membahayakannya.
Disarankan oleh suaminya, beliau mendatangi gurunya untuk mencari alternatif lain untuk melaksanakan pertunjukan, ibarat menyiapkan kostum, dan lain-lain. Dianggap oleh gurunya bahwa beliau akan mencoba membantunya, beliau pergi ke kelas berikutnya dan terkejut dengan apa yang beliau telah lihat. Kelas itu penuh dengan orang Arab dan "joki unta". Itu sudah cukup baginya. Dia kembali ke rumah dan tetapkan untuk tidak kembali ke kelas lagi. Tidak mungkin beliau berada di tengah orang Arab.
"Tidak mungkin saya duduk di ruangan yang penuh dengan orang-orang kafir kotor!"
Suaminya tenang ibarat biasanya. Dia memperlihatkan kepadanya bahwa Tuhan mempunyai alasan untuk segalanya dan bahwa beliau harus memikirkannya lebih banyak sebelum berhenti. Selain itu, ada beasiswa yang membayar iurannya. Dia berjalan di belakang pintu terkunci selama 2 hari untuk memikirkannya. Ketika beliau keluar, beliau tetapkan untuk melanjutkan kelas. Dia merasa bahwa Tuhan memberinya sebuah kiprah untuk mengubah orang-orang Arab menjadi Kristen.
Dengan demikian beliau menemukan dirinya dengan sebuah misi untuk mencapainya. Sepanjang kelas, beliau akan mendiskusikan kekristenan dengan teman-teman sekelasnya yang Arab itu.
"Saya kemudian menjelaskan kepada mereka bagaimana mereka akan dibakar api neraka kekal selamanya, jikalau mereka tidak mendapatkan Yesus sebagai penyelamat pribadi mereka. Mereka sangat sopan, tapi tidak tertarik juga. Kemudian, saya menjelaskan bagaimana Yesus mengasihi mereka dan telah mati di kayu salib untuk menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka. Yang harus mereka lakukan hanyalah menerimanya di dalam hati mereka. "
Mereka masih tidak tertarik juga, jadi beliau tetapkan untuk melaksanakan sesuatu yang lain:
"Saya tetapkan untuk membaca buku mereka sendiri untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa Islam yakni agama palsu dan Muhammad yakni seorang nabi palsu".
Atas permintaannya, seorang siswa memberinya salinan Al-Qur'an dan buku lain ihwal Islam. Dengan dua buku ini, beliau memulai penelitiannya, yang akan dilanjutkan selama satu setengah tahun berikutnya. Dia membaca Alquran secara lengkap dan lima belas buku ihwal Islam lainnya. Kemudian beliau kembali ke Al Qur'an dan membacanya kembali. Selama penelitiannya, beliau mulai mencatat bahwa beliau menemukan objek dan sanggup digunakannya untuk pertanda bahwa Islam yakni agama yang salah.
Tanpa disadari, bagaimanapun, beliau berubah dari kawasan yang tidak luput dari perhatian suaminya.
"Saya berubah, hanya dengan sedikit cara tapi cukup mengganggunya. Kami biasa pergi ke kafe setiap hari Jumat dan Sabtu, atau ke pesta, dan saya tidak lagi ingin pergi. Aku lebih tenang dan lebih jauh. "
Dia berhenti minum dan makan daging babi. Suaminya mencurigainya berselingkuh dengan laki-laki lain, sebab "hanya untuk laki-laki wanita berubah". Akhirnya, beliau diminta untuk pergi, dan beliau segera mendapati dirinya tinggal di apartemen terpisah.
"Ketika saya pertama kali mencar ilmu Islam, saya tidak berharap menemukan apapun yang saya butuhkan atau inginkan dalam kehidupan pribadi saya. Sedikit yang saya tahu bahwa Islam akan mengubah hidup saya. Tidak ada insan yang sanggup meyakinkan saya bahwa saya jadinya akan merasa tenang dan dipenuhi dengan cinta dan sukacita sebab Islam. "
Sepanjang masa ini, beliau terus mencar ilmu Islam dan meskipun beliau berubah secara halus dari dalam, beliau tetap menjadi seorang Nasrani yang taat. Kemudian suatu hari, terdengar ketukan di pintunya. Itu yakni seorang laki-laki dengan jubah Muslim tradisional, yang menampakkan dirinya sebagai a
"Pria dengan gaun malam putih panjang dengan taplak meja berwarna merah dan putih di kepalanya".
Namanya Abdul Aziz Al-Sheik dan didampingi tiga laki-laki lain berpakaian serupa. Dia sangat tersinggung oleh laki-laki Muslim yang tiba kepadanya dengan baju tidur dan piyama. Dia lebih terkejut ketika Abdul Aziz menyampaikan kepadanya bahwa beliau mengerti bahwa beliau ingin menjadi seorang Muslim. Dia menjawab bahwa beliau yakni seorang Nasrani dan beliau tidak mempunyai planning untuk menjadi seorang Muslim. Namun, beliau punya beberapa pertanyaan untuk ditanyakan apakah mereka punya waktu.
Atas undangannya, mereka masuk. Dia kini mengajukan pertanyaan dan keberatan yang beliau catat ketika beliau sedang meneliti.
"Saya tidak akan pernah melupakan namanya",
Dia berkata ihwal Abdul Aziz yang terbukti sangat sabar dan santun.
"Dia sangat sabar dan mendiskusikan setiap pertanyaan dengan ku. Dia tidak pernah membuatku merasa konyol atau menayakan hal bodoh. "
Abdul Aziz mendengarkan setiap pertanyaan dan keberatan dan menjelaskannya dalam konteks yang tepat.
"Dia menjelaskan bahwa Allah telah menyuruh kami untuk mencari ilmu dan pertanyaan yakni salah satu cara untuk mencapainya. Ketika beliau menjelaskan sesuatu, rasanya ibarat melihat seekor mawar terbuka - kelopak dengan kelopak, hingga mencapai kemuliaan penuhnya. Ketika saya menyampaikan kepadanya bahwa saya tidak baiklah dengan sesuatu dan mengapa, beliau selalu menyampaikan bahwa saya benar benar. Kemudian beliau akan memperlihatkan kepada saya bagaimana melihat lebih dalam dan dari banyak sekali arah untuk mencapai pemahaman yang lebih penuh. "
Tidak akan usang sebelum beliau secara eksternal menyerahkan apa yang telah beliau kirimkan ke internal selama satu setengah tahun terakhir. Kemudian di hari yang sama, gadis Baptis Selatan ini akan mendeklarasikan di depan Abdul Aziz dan teman-temannya:
"Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Tuhan dan Muhammad yakni utusan-Nya."
Saat itu tanggal 21 Mei 1977.
Tapi kesulitan yang harus diatasi Aminah Assilimi dan pengorbanan yang harus beliau lakukan demi keyakinan dan keyakinannya hampir tidak pernah terdengar. Ada sedikit yang sanggup mengandalkan begitu banyak pada Allah ibarat dia, berdiri teguh dan memenuhi tantangan, berkorban, namun tetap mempertahankan postur badan yang konkret dan mensugesti orang-orang di sekitarnya dengan keindahan apa yang beliau temukan dan percayai.
Dia kehilangan sebagian besar teman-temannya, sebab beliau "tidak menyenangkan lagi". Ibunya tidak mendapatkan beliau menjadi seorang Muslim dan berharap itu yakni semangat sementara dan bahwa beliau akan segera tumbuh darinya. Peramal "ahli kesehatan mental" -nya berpikir bahwa beliau kehilangan nalar sehatnya. Dia berusaha memasukkannya ke dalam institusi kesehatan mental.
Ayahnya yakni orang yang tenang dan bijaksana. Orang akan mendatanginya untuk meminta pesan yang tersirat dan beliau sanggup menghibur orang yang sedang dalam kesulitan. Tapi ketika beliau mendengar bahwa putrinya menjadi seorang Muslim, beliau memasukkan senapan laras ganda dan mulai dalam perjalanan untuk membunuhnya.
"Lebih baik beliau mati daripada menderita di neraka yang paling dalam," katanya.
Dia kini tanpa sobat dan tanpa keluarga.
Dia segera mulai menggunakan jilbab. Pada hari beliau menaruhnya, beliau menolak pekerjaannya. Dia kini tanpa keluarga, teman, dan pekerjaan. Tapi pengorbanan terbesarnya belum datang.
Dia dan suaminya saling menyayangi satu sama lain. Tapi ketika beliau mencar ilmu Islam, suaminya salah memahami perubahannya. Dia menjadi lebih tenang dan berhenti pergi ke bar. Perubahannya terlihat olehnya dan beliau curiga beliau berselingkuh dengan laki-laki lain, untuk siapa beliau niscaya telah berubah. Dia tidak sanggup menjelaskan kepadanya apa yang sedang terjadi.
"Tidak ada cara untuk membuatnya mengerti apa yang mengubah saya sebab saya tidak tahu."
Akhirnya beliau memintanya untuk pergi dan beliau mulai tinggal terpisah.
Setelah beliau secara terbuka mendapatkan Islam, itu menjadi lebih buruk. Sebuah perceraian kini tak terelakkan. Ini yakni ketika ketika Islam sedikit diketahui, apalagi dipahami untuk apa adanya. Dia mempunyai dua anak kecil yang sangat beliau cintai dan yang hak asasinya seharusnya diberikan kepadanya. Tapi dalam pelanggaran berat keadilan, beliau ditolak hak asuhnya hanya sebab beliau menjadi seorang Muslim. Sebelum menyampaikan putusan formal, hakim tersebut memperlihatkan kepadanya pilihan yang tepat: baik meninggalkan Islam dan mendapatkan hak asuh anak-anak, atau menjaga Islam dan meninggalkan anak-anak. Dia diberi waktu 20 menit untuk mengambil keputusan.
Dia sangat menyayangi anak-anaknya. Mungkin ini yakni mimpi jelek terburuk yang sanggup dimiliki seorang ibu: diminta untuk dengan sengaja meninggalkan anaknya - bukan untuk satu hari, bulan, atau tahun, tapi selamanya. Di sisi lain, bagaimana beliau sanggup menjauhkan kebenaran dari anak-anaknya dan hidup sebagai orang munafik?
"Itu yakni 20 menit paling menyakitkan dalam hidup saya," katanya dalam sebuah wawancara.
Bagi kita yang yakni ibu dan ayah, terutama anak kecil, sedikit imajinasi diharapkan untuk mencicipi rasa sakit dan siksaan yang beliau niscaya telah lulus setiap detik dalam 20 menit itu. Yang menambah rasa sakitnya yakni sebab berdasarkan dokter, beliau tidak akan pernah sanggup melahirkan anak lagi sebab komplikasi tertentu.
"Saya berdoa ibarat yang belum pernah saya lakukan sebelumnya ... Saya tahu bahwa tidak ada kawasan yang lebih kondusif untuk belum dewasa saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya menolak Dia, tidak akan ada kemungkinan di masa depan untuk memperlihatkan kepada belum dewasa saya keajaiban berada bersama Allah. "
Dia tetapkan untuk mempertahankan Islam. Dua anaknya yang terkasih - satu anak laki-laki dan satu perempuan kecil - diambil darinya dan diberikan kepada mantan suaminya.
Bagi seorang ibu, apakah ada pengorbanan yang lebih besar dari ini - sebuah pengorbanan yang dilakukan tanpa alasan material tapi hanya untuk iman dan keyakinan?
"Saya meninggalkan pengadilan mengetahui bahwa hidup tanpa bayi saya akan sangat sulit. Hatiku berdarah, meski saya tahu, di dalam, saya telah melaksanakan hal yang benar ".
Dia quran. Menemukan kenyamanan dalam ayat Al Qur'an berikut ini:
{Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Hidup, Yang Hidup Sendiri, Abadi. Tidak ada tidur yang sanggup menangkapnya atau tidur. Nya yakni segala sesuatu di langit dan di bumi. Siapakah yang sanggup bersyafaat di hadirat-Nya kecuali ibarat yang Dia permitt? Dia mengetahui apa yang (tampak pada makhluk-Nya) sebelum atau setelah atau di belakang mereka. Mereka juga tidak akan meliputi semua pengetahuan-Nya kecuali apa yang Dia kehendaki. Arasy-Nya melampaui langit dan bumi, dan Dia tidak merasa lelah dalam menjaga dan melestarikannya sebab Dia yakni Yang Mahatinggi, Maha Tinggi (dalam kemuliaan).} (Quran 2: 255)
Mungkin udara Colorado terlalu tipis untuk keadilan. Atau mungkin ada planning dalam denah urusan Allah yang lebih besar. Aminah Assilimi kemudian melawan dan membawa kasusnya ke media. Meskipun beliau tidak mendapatkan hak asuh anak-anaknya lagi, sebuah perubahan dibentuk di undang-undang Colorado bahwa seseorang tidak sanggup dipecat hak asuh anak berdasarkan agamanya.
Sesungguhnya cinta dan rahmat Allah menelan begitu banyak sehingga seperti beliau telah diberi kerikil ujian Islam. Ke mana pun beliau pergi, orang-orang tersentuh oleh kata-kata indah dan sopan santun Islam dan menjadi Muslim.
Dengan mendapatkan Islam, beliau menjadi orang yang berubah, dan orang yang jauh lebih baik. Begitu banyak sehingga keluarga, kerabat, dan orang-orang di sekelilingnya mulai menghargai tingkah lakunya dan keyakinan yang membawa perubahan ibarat itu padanya. Terlepas dari reaksi awal keluarganya, beliau tetap bekerjasama dengan mereka dan berbicara kepada mereka dengan rasa hormat dan kerendahan hati, ibarat yang diperintahkan Al Qur'an kepada orang-orang Muslim. Dia akan mengirim kartu kepada orang tuanya pada kesempatan yang berbeda, tapi beliau akan selalu menuliskan sebuah ayat dari Alquran atau Hadis tanpa menyebutkan sumber kata-kata bijak yang indah tersebut. Tidak usang kemudian beliau mulai memberi efek konkret di antara anggota keluarganya.
Yang pertama menjadi Muslim yakni neneknya. Umurnya lebih dari 100 tahun. Segera setelah mendapatkan Islam, beliau meninggal dunia.
"Pada hari beliau mengucapkan Shahada, semua kesalahannya telah dihapus, sementara perbuatan baiknya dipelihara. Dia meninggal begitu cepat setelah mendapatkan Islam sehingga saya tahu "buku" -nya niscaya akan berat di sisi yang baik. Ini mengisi saya dengan sukacita ibarat itu! "
Selanjutnya menjadi Muslim yakni ayahnya, orang yang ingin membunuhnya setelah beliau menjadi Muslim. Dengan demikian ia menghidupkan dongeng Umar ibn Khattab. 'Umar yakni sobat Nabi yang menganiaya umat Islam awal sebelum beliau masuk Islam. Ketika suatu hari beliau mendengar bahwa seorang saudaranya menjadi seorang Muslim, beliau pergi dengan pedang terbuka untuk membunuhnya. Tapi setelah mendengar beberapa ayat dari Al-Qur'an yang diucapkan oleh kakaknya, beliau mengenali kebenaran dan eksklusif menemui Nabi dan mendapatkan Islam.
Dua tahun setelah beliau (Assilmi) mendapatkan Islam, ibunya menelepon dan menyampaikan bahwa beliau menghargai keyakinannya dan berharap semoga beliau menyimpannya. Beberapa tahun kemudian, beliau menelepon lagi dan bertanya kepadanya ihwal apa yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang Muslim. Assilmi menjawab bahwa seseorang harus percaya bahwa hanya ada satu Tuhan dan Muhammad yakni utusannya.
"Orang terbelakang tahu itu. Tapi apa yang harus kau lakukan? "Tanyanya lagi.
Dia menjawab bahwa jikalau itu yang beliau percaya, maka beliau sudah menjadi seorang Muslim! Mendengar ini, ibunya berkata,
"Baiklah. Tapi mari kita tidak memberitahu ayahmu dulu ".
Dia tidak sadar bahwa suaminya (ayah tiri Assilmi) melaksanakan percakapan yang sama dengannya beberapa minggu sebelumnya. Kaprikornus keduanya hidup bersama sebagai Muslim selama bertahun-tahun secara diam-diam tanpa mengetahui bahwa yang lain juga seorang Muslim. Kakaknya yang ingin menempatkannya di institusi mental juga mendapatkan Islam. Dia niscaya menyadari bahwa menjadi Muslim memang hal yang paling sehat dan sehat untuk dilakukan.
Putranya, ketika menjadi dewasa, mendapatkan Islam. Ketika berusia 21 tahun, beliau memanggilnya dan menyampaikan bahwa beliau ingin menjadi seorang Muslim.
Enam belas tahun setelah perceraian, mantan suaminya juga mendapatkan Islam. Dia menyampaikan bahwa beliau telah mengawasinya selama enam belas tahun dan menginginkan putrinya mempunyai agama yang sama dengan yang beliau miliki. Dia mendatanginya dan meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya. Dia yakni seorang laki-laki yang sangat baik dan Assilimi telah memaafkannya semenjak lama.
Mungkin hadiah terbesar baginya belum datang. Assilmi kemudian menikahi orang lain, dan terlepas dari keputusan dokter bahwa beliau tidak akan pernah sanggup membayangkan anak lain, Allah memberkati beliau dengan seorang anak laki-laki yang cantik. Jika Allah (swt) memberi hadiah kepada seseorang, siapa yang sanggup mencegah Dia? Itu benar-benar sebuah berkah yang luar biasa dari Allah (swt), jadi beliau menamakannya "Barakah".
Pengorbanan yang dibentuk Assilmi untuk kepentingan Allah (swt) sangat luar biasa. Maka Allah (swt) menyerahkan belas kasihan kepadanya dan memberinya berkat yang sangat besar. Keluarganya membuangnya setelah beliau mendapatkan Islam, dan kini dengan rahmat Allah, kebanyakan dari mereka beragama Islam. Dia kehilangan teman-temannya sebab Islam, dan kini beliau dicintai oleh begitu banyak orang.
"Teman yang menyayangi tiba entah dari mana", katanya.
Berkat Allah tiba kepadanya begitu banyak sehingga kemanapun beliau pergi, orang-orang tersentuh oleh keindahan Islam dan mendapatkan Kebenaran. Baik Muslim maupun non-Muslim kini mendatanginya untuk mendapatkan nasehat dan konseling.
Dia kehilangan pekerjaan sebab mengenakan jilbab, dan kini beliau yakni Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Dia menyampaikan ceramah secara nasional dan sangat diminati. Itu yakni organisasinya yang berhasil melobi untuk "Stempel Idul Fitri" dan membuatnya disetujui oleh Dinas Pos Amerika Serikat, namun butuh bertahun-tahun bekerja. Dia kini sedang mengerjakan hari raya Idul Fitri sebagai hari libur nasional.
Dia mempunyai kepercayaan yang luar biasa terhadap cinta dan belas kasih Allah dan beliau tidak pernah kehilangan kepercayaan kepada Dia. Dia pernah didiagnosis menderita kanker beberapa tahun yang lalu. Dokter menyampaikan bahwa itu pada tahap lanjut dan bahwa beliau akan hidup selama satu tahun lagi. Tapi imannya kepada Allah (swt) tetap kuat.
"Kita semua bakal mati. Saya yakin bahwa rasa sakit yang saya alami mengandung berkah. "
Sebagai pola cemerlang betapa seseorang sanggup menyayangi Allah, beliau menyebutkan ihwal seorang temannya berjulukan Kareem Al-Misawi yang meninggal sebab kanker ketika berusia 20-an tahun.
"Sesaat sebelum beliau meninggal, beliau menyampaikan kepada saya bahwa bergotong-royong Allah Maha Penyayang. Orang ini sangat menderita dan terpancar dengan cinta Allah. Dia berkata: "Allah bermaksud semoga saya masuk nirwana dengan sebuah buku yang bersih." Pengalaman kematiannya memberi saya sesuatu untuk dipikirkan. Dia mengajari saya ihwal cinta dan belas kasihan Allah. "
Semua kebanggaan itu sebab Allah, beliau terus hidup dalam kesehatan yang baik. Dia kini berpikir bahwa mempunyai kanker yakni berkat terbesar yang pernah beliau alami.
Kami berdoa semoga Allah (SWT) akan menumbuhkan rahmat-Nya atas saudara perempuan ini dan memberinya nirwana tertinggi - Jannat Ul-Firdous - dan menyampaikan kesabaran keluarganya di ketika yang sulit ini. Aameen.
Suster Aminah Assilmi, Direktur Persatuan Wanita Muslim Internasional, Pengarang, Advokat untuk Hak-Hak Perempuan, dan Pembicara Terkenal meninggal dini hari tadi ketika kembali dari pertunangan di New York.
Suster Aminah dan anaknya, berada dalam satu kecelakaan kendaraan beroda empat di luar Newport Tennessee dimana beliau tinggal lebih dari satu tahun. Kecelakaan kendaraan beroda empat terjadi sempurna pukul 3 pagi dan nampaknya Aminah terbunuh seketika. Putranya Mohammad dibawa ke rumah sakit di Knoxville.
Aminah mempunyai beberapa duduk kasus kesehatan, namun tetap mempertahankan agenda ceramah yang ketat untuk banyak komunitas di seluruh negeri dan di seluruh dunia. Dia berperan penting dalam mendapatkan cap Idem yang dikeluarkan pada tahun 2001 dan telah merencanakan untuk memulai sebuah kampanye semoga perangko tersebut diterbitkan kembali dengan desain gres pada waktunya untuk ulang tahun 10 tahunnya. Dia juga mencoba membangun Pusat Studi Wanita Muslim yang akan menjadi kawasan di mana orang-orang yang gres bertobat sanggup mencar ilmu ihwal Islam dan dasar-dasarnya termasuk bagaimana berdoa dll, sebagai kawasan peristirahatan, dan sebagai perkemahan demam isu panas bagi belum dewasa Muslim.
Aminah berusia 65 tahun dan mempunyai anak perempuan Amber, dan anak laki-laki, Whitney dan Mohammad serta beberapa cucu.
(Tulisan ini diterjemahkan dari website idealmuslimah .com, Anda sanggup membaca versi aslinya di http://idealmuslimah.com/personalities/reverts/301-aminah-assilmi-a-truly-inspirational-muslim-woman.html)
"Saya sangat bahagia sebab saya seorang Muslim. Islam yakni hidupku, Islam yakni denyut hatiku. Islam yakni darah yang mengalir melalui pembuluh darahku. Islam yakni kekuatanku. Islam yakni hidupku yang begitu indah dan indah. Tanpa Islam saya bukan apa-apa, dan semoga Allah tak pernah mengubah wajah megahNya dari ku,aku tidak sanggup bertahan hidup. "- Aminah
Kisah Inspiratif Islam "Semuanya dimulai dengan kesalahan komputer"
Dia yakni seorang gadis baptist, seorang feminis radikal, dan seorang jurnalis siaran. Dia yakni seorang gadis dengan kaliber yang tidak biasa, yang berprestasi di sekolah, mendapatkan beasiswa, menjalankan bisnisnya sendiri, dan bersaing dengan para profesional dan mendapatkan penghargaan - semua ketika beliau akan kuliah. Kemudian suatu ketika terjadi kesalahan komputer yang membuatnya menjalankan misi sebagai orang Nasrani yang taat. Akhirnya, bagaimanapun, hal itu menghasilkan sesuatu yang berlawanan dan mengubah hidupnya sepenuhnya.
Saat itu tahun 1975 ketika komputer pertama kali dipakai untuk mendaftar di kelas di akademi tingginya. Dia bekerja di bidang Rekreasi. Dia telah mendaftar untuk kelas dan kemudian pergi ke Oklahoma City untuk mengurus bisnis. Kembalinya beliau tertunda dan beliau kembali kuliah dua minggu ke kelas. Membuat pekerjaan yang tidak terjawab itu tidak menjadi duduk kasus baginya, tapi beliau terkejut ketika mengetahui bahwa komputer tersebut secara keliru mendaftarkannya ke kelas Teater, sebuah kelas di mana siswa diminta tampil di depan orang lain. Dia yakni seorang gadis yang sangat pendiam dan beliau merasa ngeri membayangkan tampil di depan orang lain. Dia tidak sanggup menurunkan kelas sebab terlambat.
Kegagalan kelas juga bukan pilihan, sebab beliau mendapatkan beasiswa yang membayar uang kuliahnya dan mendapatkan nilai 'F' akan membahayakannya.
Disarankan oleh suaminya, beliau mendatangi gurunya untuk mencari alternatif lain untuk melaksanakan pertunjukan, ibarat menyiapkan kostum, dan lain-lain. Dianggap oleh gurunya bahwa beliau akan mencoba membantunya, beliau pergi ke kelas berikutnya dan terkejut dengan apa yang beliau telah lihat. Kelas itu penuh dengan orang Arab dan "joki unta". Itu sudah cukup baginya. Dia kembali ke rumah dan tetapkan untuk tidak kembali ke kelas lagi. Tidak mungkin beliau berada di tengah orang Arab.
"Tidak mungkin saya duduk di ruangan yang penuh dengan orang-orang kafir kotor!"
Suaminya tenang ibarat biasanya. Dia memperlihatkan kepadanya bahwa Tuhan mempunyai alasan untuk segalanya dan bahwa beliau harus memikirkannya lebih banyak sebelum berhenti. Selain itu, ada beasiswa yang membayar iurannya. Dia berjalan di belakang pintu terkunci selama 2 hari untuk memikirkannya. Ketika beliau keluar, beliau tetapkan untuk melanjutkan kelas. Dia merasa bahwa Tuhan memberinya sebuah kiprah untuk mengubah orang-orang Arab menjadi Kristen.
Dengan demikian beliau menemukan dirinya dengan sebuah misi untuk mencapainya. Sepanjang kelas, beliau akan mendiskusikan kekristenan dengan teman-teman sekelasnya yang Arab itu.
"Saya kemudian menjelaskan kepada mereka bagaimana mereka akan dibakar api neraka kekal selamanya, jikalau mereka tidak mendapatkan Yesus sebagai penyelamat pribadi mereka. Mereka sangat sopan, tapi tidak tertarik juga. Kemudian, saya menjelaskan bagaimana Yesus mengasihi mereka dan telah mati di kayu salib untuk menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka. Yang harus mereka lakukan hanyalah menerimanya di dalam hati mereka. "
Mereka masih tidak tertarik juga, jadi beliau tetapkan untuk melaksanakan sesuatu yang lain:
"Saya tetapkan untuk membaca buku mereka sendiri untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa Islam yakni agama palsu dan Muhammad yakni seorang nabi palsu".
Atas permintaannya, seorang siswa memberinya salinan Al-Qur'an dan buku lain ihwal Islam. Dengan dua buku ini, beliau memulai penelitiannya, yang akan dilanjutkan selama satu setengah tahun berikutnya. Dia membaca Alquran secara lengkap dan lima belas buku ihwal Islam lainnya. Kemudian beliau kembali ke Al Qur'an dan membacanya kembali. Selama penelitiannya, beliau mulai mencatat bahwa beliau menemukan objek dan sanggup digunakannya untuk pertanda bahwa Islam yakni agama yang salah.
Tanpa disadari, bagaimanapun, beliau berubah dari kawasan yang tidak luput dari perhatian suaminya.
"Saya berubah, hanya dengan sedikit cara tapi cukup mengganggunya. Kami biasa pergi ke kafe setiap hari Jumat dan Sabtu, atau ke pesta, dan saya tidak lagi ingin pergi. Aku lebih tenang dan lebih jauh. "
Dia berhenti minum dan makan daging babi. Suaminya mencurigainya berselingkuh dengan laki-laki lain, sebab "hanya untuk laki-laki wanita berubah". Akhirnya, beliau diminta untuk pergi, dan beliau segera mendapati dirinya tinggal di apartemen terpisah.
"Ketika saya pertama kali mencar ilmu Islam, saya tidak berharap menemukan apapun yang saya butuhkan atau inginkan dalam kehidupan pribadi saya. Sedikit yang saya tahu bahwa Islam akan mengubah hidup saya. Tidak ada insan yang sanggup meyakinkan saya bahwa saya jadinya akan merasa tenang dan dipenuhi dengan cinta dan sukacita sebab Islam. "
Sepanjang masa ini, beliau terus mencar ilmu Islam dan meskipun beliau berubah secara halus dari dalam, beliau tetap menjadi seorang Nasrani yang taat. Kemudian suatu hari, terdengar ketukan di pintunya. Itu yakni seorang laki-laki dengan jubah Muslim tradisional, yang menampakkan dirinya sebagai a
"Pria dengan gaun malam putih panjang dengan taplak meja berwarna merah dan putih di kepalanya".
Namanya Abdul Aziz Al-Sheik dan didampingi tiga laki-laki lain berpakaian serupa. Dia sangat tersinggung oleh laki-laki Muslim yang tiba kepadanya dengan baju tidur dan piyama. Dia lebih terkejut ketika Abdul Aziz menyampaikan kepadanya bahwa beliau mengerti bahwa beliau ingin menjadi seorang Muslim. Dia menjawab bahwa beliau yakni seorang Nasrani dan beliau tidak mempunyai planning untuk menjadi seorang Muslim. Namun, beliau punya beberapa pertanyaan untuk ditanyakan apakah mereka punya waktu.
Atas undangannya, mereka masuk. Dia kini mengajukan pertanyaan dan keberatan yang beliau catat ketika beliau sedang meneliti.
"Saya tidak akan pernah melupakan namanya",
Dia berkata ihwal Abdul Aziz yang terbukti sangat sabar dan santun.
"Dia sangat sabar dan mendiskusikan setiap pertanyaan dengan ku. Dia tidak pernah membuatku merasa konyol atau menayakan hal bodoh. "
Abdul Aziz mendengarkan setiap pertanyaan dan keberatan dan menjelaskannya dalam konteks yang tepat.
"Dia menjelaskan bahwa Allah telah menyuruh kami untuk mencari ilmu dan pertanyaan yakni salah satu cara untuk mencapainya. Ketika beliau menjelaskan sesuatu, rasanya ibarat melihat seekor mawar terbuka - kelopak dengan kelopak, hingga mencapai kemuliaan penuhnya. Ketika saya menyampaikan kepadanya bahwa saya tidak baiklah dengan sesuatu dan mengapa, beliau selalu menyampaikan bahwa saya benar benar. Kemudian beliau akan memperlihatkan kepada saya bagaimana melihat lebih dalam dan dari banyak sekali arah untuk mencapai pemahaman yang lebih penuh. "
Tidak akan usang sebelum beliau secara eksternal menyerahkan apa yang telah beliau kirimkan ke internal selama satu setengah tahun terakhir. Kemudian di hari yang sama, gadis Baptis Selatan ini akan mendeklarasikan di depan Abdul Aziz dan teman-temannya:
"Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Tuhan dan Muhammad yakni utusan-Nya."
Saat itu tanggal 21 Mei 1977.
Kesulitan dan Pengorbanannya
Perpindahan agama ke Islam, atau ke agama lain yang bersinar dalam hal ini, tidak selalu merupakan hal yang gampang dilakukan. Kecuali beberapa orang yang beruntung, seorang Muslim gres biasanya menghadapi konsekuensi. Orang yang bertobat sanggup menghadapi isolasi dari keluarga dan teman, jikalau bukan tekanan untuk kembali ke iman keluarga. Terkadang, seorang mualaf bahkan menghadapi kesulitan ekonomi yang parah, ibarat dalam kasus orang-orang yang diminta untuk meninggalkan rumah sebab masuk Islam. Beberapa petobat beruntung sanggup terus dihormati oleh keluarga dan teman, namun sebagian besar menghadapi kesulitan berat terutama selama beberapa tahun pertama setelah pertobatan mereka.Tapi kesulitan yang harus diatasi Aminah Assilimi dan pengorbanan yang harus beliau lakukan demi keyakinan dan keyakinannya hampir tidak pernah terdengar. Ada sedikit yang sanggup mengandalkan begitu banyak pada Allah ibarat dia, berdiri teguh dan memenuhi tantangan, berkorban, namun tetap mempertahankan postur badan yang konkret dan mensugesti orang-orang di sekitarnya dengan keindahan apa yang beliau temukan dan percayai.
Dia kehilangan sebagian besar teman-temannya, sebab beliau "tidak menyenangkan lagi". Ibunya tidak mendapatkan beliau menjadi seorang Muslim dan berharap itu yakni semangat sementara dan bahwa beliau akan segera tumbuh darinya. Peramal "ahli kesehatan mental" -nya berpikir bahwa beliau kehilangan nalar sehatnya. Dia berusaha memasukkannya ke dalam institusi kesehatan mental.
Ayahnya yakni orang yang tenang dan bijaksana. Orang akan mendatanginya untuk meminta pesan yang tersirat dan beliau sanggup menghibur orang yang sedang dalam kesulitan. Tapi ketika beliau mendengar bahwa putrinya menjadi seorang Muslim, beliau memasukkan senapan laras ganda dan mulai dalam perjalanan untuk membunuhnya.
"Lebih baik beliau mati daripada menderita di neraka yang paling dalam," katanya.
Dia kini tanpa sobat dan tanpa keluarga.
Dia segera mulai menggunakan jilbab. Pada hari beliau menaruhnya, beliau menolak pekerjaannya. Dia kini tanpa keluarga, teman, dan pekerjaan. Tapi pengorbanan terbesarnya belum datang.
Dia dan suaminya saling menyayangi satu sama lain. Tapi ketika beliau mencar ilmu Islam, suaminya salah memahami perubahannya. Dia menjadi lebih tenang dan berhenti pergi ke bar. Perubahannya terlihat olehnya dan beliau curiga beliau berselingkuh dengan laki-laki lain, untuk siapa beliau niscaya telah berubah. Dia tidak sanggup menjelaskan kepadanya apa yang sedang terjadi.
"Tidak ada cara untuk membuatnya mengerti apa yang mengubah saya sebab saya tidak tahu."
Akhirnya beliau memintanya untuk pergi dan beliau mulai tinggal terpisah.
Setelah beliau secara terbuka mendapatkan Islam, itu menjadi lebih buruk. Sebuah perceraian kini tak terelakkan. Ini yakni ketika ketika Islam sedikit diketahui, apalagi dipahami untuk apa adanya. Dia mempunyai dua anak kecil yang sangat beliau cintai dan yang hak asasinya seharusnya diberikan kepadanya. Tapi dalam pelanggaran berat keadilan, beliau ditolak hak asuhnya hanya sebab beliau menjadi seorang Muslim. Sebelum menyampaikan putusan formal, hakim tersebut memperlihatkan kepadanya pilihan yang tepat: baik meninggalkan Islam dan mendapatkan hak asuh anak-anak, atau menjaga Islam dan meninggalkan anak-anak. Dia diberi waktu 20 menit untuk mengambil keputusan.
Dia sangat menyayangi anak-anaknya. Mungkin ini yakni mimpi jelek terburuk yang sanggup dimiliki seorang ibu: diminta untuk dengan sengaja meninggalkan anaknya - bukan untuk satu hari, bulan, atau tahun, tapi selamanya. Di sisi lain, bagaimana beliau sanggup menjauhkan kebenaran dari anak-anaknya dan hidup sebagai orang munafik?
"Itu yakni 20 menit paling menyakitkan dalam hidup saya," katanya dalam sebuah wawancara.
Bagi kita yang yakni ibu dan ayah, terutama anak kecil, sedikit imajinasi diharapkan untuk mencicipi rasa sakit dan siksaan yang beliau niscaya telah lulus setiap detik dalam 20 menit itu. Yang menambah rasa sakitnya yakni sebab berdasarkan dokter, beliau tidak akan pernah sanggup melahirkan anak lagi sebab komplikasi tertentu.
"Saya berdoa ibarat yang belum pernah saya lakukan sebelumnya ... Saya tahu bahwa tidak ada kawasan yang lebih kondusif untuk belum dewasa saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya menolak Dia, tidak akan ada kemungkinan di masa depan untuk memperlihatkan kepada belum dewasa saya keajaiban berada bersama Allah. "
Dia tetapkan untuk mempertahankan Islam. Dua anaknya yang terkasih - satu anak laki-laki dan satu perempuan kecil - diambil darinya dan diberikan kepada mantan suaminya.
Bagi seorang ibu, apakah ada pengorbanan yang lebih besar dari ini - sebuah pengorbanan yang dilakukan tanpa alasan material tapi hanya untuk iman dan keyakinan?
"Saya meninggalkan pengadilan mengetahui bahwa hidup tanpa bayi saya akan sangat sulit. Hatiku berdarah, meski saya tahu, di dalam, saya telah melaksanakan hal yang benar ".
Dia quran. Menemukan kenyamanan dalam ayat Al Qur'an berikut ini:
{Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Hidup, Yang Hidup Sendiri, Abadi. Tidak ada tidur yang sanggup menangkapnya atau tidur. Nya yakni segala sesuatu di langit dan di bumi. Siapakah yang sanggup bersyafaat di hadirat-Nya kecuali ibarat yang Dia permitt? Dia mengetahui apa yang (tampak pada makhluk-Nya) sebelum atau setelah atau di belakang mereka. Mereka juga tidak akan meliputi semua pengetahuan-Nya kecuali apa yang Dia kehendaki. Arasy-Nya melampaui langit dan bumi, dan Dia tidak merasa lelah dalam menjaga dan melestarikannya sebab Dia yakni Yang Mahatinggi, Maha Tinggi (dalam kemuliaan).} (Quran 2: 255)
Mungkin udara Colorado terlalu tipis untuk keadilan. Atau mungkin ada planning dalam denah urusan Allah yang lebih besar. Aminah Assilimi kemudian melawan dan membawa kasusnya ke media. Meskipun beliau tidak mendapatkan hak asuh anak-anaknya lagi, sebuah perubahan dibentuk di undang-undang Colorado bahwa seseorang tidak sanggup dipecat hak asuh anak berdasarkan agamanya.
Sesungguhnya cinta dan rahmat Allah menelan begitu banyak sehingga seperti beliau telah diberi kerikil ujian Islam. Ke mana pun beliau pergi, orang-orang tersentuh oleh kata-kata indah dan sopan santun Islam dan menjadi Muslim.
Dengan mendapatkan Islam, beliau menjadi orang yang berubah, dan orang yang jauh lebih baik. Begitu banyak sehingga keluarga, kerabat, dan orang-orang di sekelilingnya mulai menghargai tingkah lakunya dan keyakinan yang membawa perubahan ibarat itu padanya. Terlepas dari reaksi awal keluarganya, beliau tetap bekerjasama dengan mereka dan berbicara kepada mereka dengan rasa hormat dan kerendahan hati, ibarat yang diperintahkan Al Qur'an kepada orang-orang Muslim. Dia akan mengirim kartu kepada orang tuanya pada kesempatan yang berbeda, tapi beliau akan selalu menuliskan sebuah ayat dari Alquran atau Hadis tanpa menyebutkan sumber kata-kata bijak yang indah tersebut. Tidak usang kemudian beliau mulai memberi efek konkret di antara anggota keluarganya.
Yang pertama menjadi Muslim yakni neneknya. Umurnya lebih dari 100 tahun. Segera setelah mendapatkan Islam, beliau meninggal dunia.
"Pada hari beliau mengucapkan Shahada, semua kesalahannya telah dihapus, sementara perbuatan baiknya dipelihara. Dia meninggal begitu cepat setelah mendapatkan Islam sehingga saya tahu "buku" -nya niscaya akan berat di sisi yang baik. Ini mengisi saya dengan sukacita ibarat itu! "
Selanjutnya menjadi Muslim yakni ayahnya, orang yang ingin membunuhnya setelah beliau menjadi Muslim. Dengan demikian ia menghidupkan dongeng Umar ibn Khattab. 'Umar yakni sobat Nabi yang menganiaya umat Islam awal sebelum beliau masuk Islam. Ketika suatu hari beliau mendengar bahwa seorang saudaranya menjadi seorang Muslim, beliau pergi dengan pedang terbuka untuk membunuhnya. Tapi setelah mendengar beberapa ayat dari Al-Qur'an yang diucapkan oleh kakaknya, beliau mengenali kebenaran dan eksklusif menemui Nabi dan mendapatkan Islam.
Dua tahun setelah beliau (Assilmi) mendapatkan Islam, ibunya menelepon dan menyampaikan bahwa beliau menghargai keyakinannya dan berharap semoga beliau menyimpannya. Beberapa tahun kemudian, beliau menelepon lagi dan bertanya kepadanya ihwal apa yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang Muslim. Assilmi menjawab bahwa seseorang harus percaya bahwa hanya ada satu Tuhan dan Muhammad yakni utusannya.
"Orang terbelakang tahu itu. Tapi apa yang harus kau lakukan? "Tanyanya lagi.
Dia menjawab bahwa jikalau itu yang beliau percaya, maka beliau sudah menjadi seorang Muslim! Mendengar ini, ibunya berkata,
"Baiklah. Tapi mari kita tidak memberitahu ayahmu dulu ".
Dia tidak sadar bahwa suaminya (ayah tiri Assilmi) melaksanakan percakapan yang sama dengannya beberapa minggu sebelumnya. Kaprikornus keduanya hidup bersama sebagai Muslim selama bertahun-tahun secara diam-diam tanpa mengetahui bahwa yang lain juga seorang Muslim. Kakaknya yang ingin menempatkannya di institusi mental juga mendapatkan Islam. Dia niscaya menyadari bahwa menjadi Muslim memang hal yang paling sehat dan sehat untuk dilakukan.
Putranya, ketika menjadi dewasa, mendapatkan Islam. Ketika berusia 21 tahun, beliau memanggilnya dan menyampaikan bahwa beliau ingin menjadi seorang Muslim.
Enam belas tahun setelah perceraian, mantan suaminya juga mendapatkan Islam. Dia menyampaikan bahwa beliau telah mengawasinya selama enam belas tahun dan menginginkan putrinya mempunyai agama yang sama dengan yang beliau miliki. Dia mendatanginya dan meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya. Dia yakni seorang laki-laki yang sangat baik dan Assilimi telah memaafkannya semenjak lama.
Mungkin hadiah terbesar baginya belum datang. Assilmi kemudian menikahi orang lain, dan terlepas dari keputusan dokter bahwa beliau tidak akan pernah sanggup membayangkan anak lain, Allah memberkati beliau dengan seorang anak laki-laki yang cantik. Jika Allah (swt) memberi hadiah kepada seseorang, siapa yang sanggup mencegah Dia? Itu benar-benar sebuah berkah yang luar biasa dari Allah (swt), jadi beliau menamakannya "Barakah".
Pengorbanan yang dibentuk Assilmi untuk kepentingan Allah (swt) sangat luar biasa. Maka Allah (swt) menyerahkan belas kasihan kepadanya dan memberinya berkat yang sangat besar. Keluarganya membuangnya setelah beliau mendapatkan Islam, dan kini dengan rahmat Allah, kebanyakan dari mereka beragama Islam. Dia kehilangan teman-temannya sebab Islam, dan kini beliau dicintai oleh begitu banyak orang.
"Teman yang menyayangi tiba entah dari mana", katanya.
Berkat Allah tiba kepadanya begitu banyak sehingga kemanapun beliau pergi, orang-orang tersentuh oleh keindahan Islam dan mendapatkan Kebenaran. Baik Muslim maupun non-Muslim kini mendatanginya untuk mendapatkan nasehat dan konseling.
Dia kehilangan pekerjaan sebab mengenakan jilbab, dan kini beliau yakni Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Dia menyampaikan ceramah secara nasional dan sangat diminati. Itu yakni organisasinya yang berhasil melobi untuk "Stempel Idul Fitri" dan membuatnya disetujui oleh Dinas Pos Amerika Serikat, namun butuh bertahun-tahun bekerja. Dia kini sedang mengerjakan hari raya Idul Fitri sebagai hari libur nasional.
Dia mempunyai kepercayaan yang luar biasa terhadap cinta dan belas kasih Allah dan beliau tidak pernah kehilangan kepercayaan kepada Dia. Dia pernah didiagnosis menderita kanker beberapa tahun yang lalu. Dokter menyampaikan bahwa itu pada tahap lanjut dan bahwa beliau akan hidup selama satu tahun lagi. Tapi imannya kepada Allah (swt) tetap kuat.
"Kita semua bakal mati. Saya yakin bahwa rasa sakit yang saya alami mengandung berkah. "
Sebagai pola cemerlang betapa seseorang sanggup menyayangi Allah, beliau menyebutkan ihwal seorang temannya berjulukan Kareem Al-Misawi yang meninggal sebab kanker ketika berusia 20-an tahun.
"Sesaat sebelum beliau meninggal, beliau menyampaikan kepada saya bahwa bergotong-royong Allah Maha Penyayang. Orang ini sangat menderita dan terpancar dengan cinta Allah. Dia berkata: "Allah bermaksud semoga saya masuk nirwana dengan sebuah buku yang bersih." Pengalaman kematiannya memberi saya sesuatu untuk dipikirkan. Dia mengajari saya ihwal cinta dan belas kasihan Allah. "
Semua kebanggaan itu sebab Allah, beliau terus hidup dalam kesehatan yang baik. Dia kini berpikir bahwa mempunyai kanker yakni berkat terbesar yang pernah beliau alami.
UPDATE dari Persatuan Wanita Muslim Internasional (6 Maret 2010):
Inna lillahi wa inna ilayhi raji'oon. Adik perempuan tercinta kami, Aminah Assilmi telah meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil.Kami berdoa semoga Allah (SWT) akan menumbuhkan rahmat-Nya atas saudara perempuan ini dan memberinya nirwana tertinggi - Jannat Ul-Firdous - dan menyampaikan kesabaran keluarganya di ketika yang sulit ini. Aameen.
Suster Aminah Assilmi, Direktur Persatuan Wanita Muslim Internasional, Pengarang, Advokat untuk Hak-Hak Perempuan, dan Pembicara Terkenal meninggal dini hari tadi ketika kembali dari pertunangan di New York.
Suster Aminah dan anaknya, berada dalam satu kecelakaan kendaraan beroda empat di luar Newport Tennessee dimana beliau tinggal lebih dari satu tahun. Kecelakaan kendaraan beroda empat terjadi sempurna pukul 3 pagi dan nampaknya Aminah terbunuh seketika. Putranya Mohammad dibawa ke rumah sakit di Knoxville.
Aminah mempunyai beberapa duduk kasus kesehatan, namun tetap mempertahankan agenda ceramah yang ketat untuk banyak komunitas di seluruh negeri dan di seluruh dunia. Dia berperan penting dalam mendapatkan cap Idem yang dikeluarkan pada tahun 2001 dan telah merencanakan untuk memulai sebuah kampanye semoga perangko tersebut diterbitkan kembali dengan desain gres pada waktunya untuk ulang tahun 10 tahunnya. Dia juga mencoba membangun Pusat Studi Wanita Muslim yang akan menjadi kawasan di mana orang-orang yang gres bertobat sanggup mencar ilmu ihwal Islam dan dasar-dasarnya termasuk bagaimana berdoa dll, sebagai kawasan peristirahatan, dan sebagai perkemahan demam isu panas bagi belum dewasa Muslim.
Aminah berusia 65 tahun dan mempunyai anak perempuan Amber, dan anak laki-laki, Whitney dan Mohammad serta beberapa cucu.
(Tulisan ini diterjemahkan dari website idealmuslimah .com, Anda sanggup membaca versi aslinya di http://idealmuslimah.com/personalities/reverts/301-aminah-assilmi-a-truly-inspirational-muslim-woman.html)