Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teror Fisik Kepada Para Sahabat


     Penderitaan tidak hanya dialami Nabi saw. Para sobat dan orang-orang beriman yang mengikuti pedoman Islam tak luput dari siksaan yang menyayat hati. Berikut nama-nama mereka yang menderita, tetapi tetap tegar meski siksaan tiba bertubi-tubi, memunculkan perih yang tiada terkira. 

1. Zubair bin ‘Awwam
     Usianya masih teramat muda, 16 tahun. Tubuhnya dipukul kaum musyrik berkali-kali, sehingga menciptakan dadanya terkena penyakit. Nabi saw kemudian mengizinkan Zubair menggunakan pakaian sutra untuk menyembuhkan penyakitnya. 

2. Keluarga Yasir 
     Keluarga‘ Ammâr bin Yasir (dia, ayah, dan ibunya) yang berasal dan Bani Makhzum, tidak luput dari penganiayaan. Mereka diseret keluar menuju al-Abthah (suatu kawasan di Makkah) oleh kaum musyrik pimpinan Abu Jahal. Saat itu, udara sangat panas menyengat. Dalam kondisi menyerupai itu, mereka menyiksa keluarga Yasir. Ketika sedang menjalani siksaan, Nabi saw melintas di hadapan mereka sambil berkata, “Bersabarlah, wahai keluarga Yasir! Sesungguhnya kawasan yang dijanjikan untuk kalian yaitu surga.” 

     Yasir, ayahnya ‘Ammâr, meninggal alasannya yaitu siksaan itu, sedangkan ibunya, Sumayyah, ditusuk oleh Abu Jahal dari arah belakang dengan tombak, dan meninggal seketika. Dialah perempuan yang mati syahid pertama dalam Islam. 

     Sementara, ‘Ammâr dijemur di tengah panas terik yang luar biasa, kemudian dadanya ditindih dengan kerikil merah yang sangat keras. Di lain waktu, ‘Ammâr ditenggelamkan ke dalam air hingga pingsan. Di tengah kesadaran yang tidak sempurna, orang-orang kafir yang menyiksanya berkata, “Kami tidak akan membiarkanmu hingga kau mencaci Muhammad, atau memuji Lâtta dan ‘Uzzâ.” 

     ‘Ammâr melaksanakan apa yang mereka minta, dia melakukannya alasannya yaitu terpaksa. Dia kemudian tiba menemui Nabi saw sambil menangis. Allah swt berfirman, 

     Siapa yang kafir kepadaa Allah sehabis dia beriman (dia menerima kemurkaan dari Allah), kecuali orangyang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap hening dalam beriman (dia tidak berdosa).... (QS. an-NahI [16]: 106) (Ibnu Hisyâm). 

3. ‘Utsmân bin ‘Affân 
     Ia digulung oleh pamannya ke dalam tikar yang terbuat dari daun kurma, kemudian diasapi dari bawah. (Ibnu Hisyam). 

4. Mush’ab bin ‘Umair 
     Ketika ibunya mengetahui keislamannya, ia dibiarkan kelaparan. Ia kemudian diusir dari rumah. Padahal, sebelumnya ia termasuk orang yang hidup berkecukupan. Setelah diusir, kulitnya menjadi tidak terawat sehingga bersisik menyerupai kulit ular. (Rahmatan lil Alamin). 

5. Shuhaib bin Sinan ar-Rumi
     Ia disiksa hingga hilang ingatan (amnesia) dan tidak memahami apa yang dibicarakannya sendiri. (Asadul Ghabah). 

6. Abu Fakihah (nama aslinya Aflah) 
    Fakihah dan Bani Abdi ad-Dâr. Mukanya dijerembapkan oleh kaum musyrik ke tanah yang panas oleh terik matahari. Di atas punggungnya diletakkan kerikil besar yang juga panas, hingga dia tidak bisa bergerak hingga jadinya hilang ingatan. Suatu kali, mereka mengikat kakinya dengan tali, kemudian menyeret dan melemparkannya ke tanah yang panas oleh terik matahari. Kaum musyrik juga mencekiknya hingga mereka menerka Abu Fakihah telah mati. Saat itu, Abu Bakar melewatinya kemudian membeli dan memerdekakannya. (Asadul Ghabah). 

7. Khabbâb bin al-Arts 
    Siksa keji dialami Khabbâb. Rambutnya dijambak, lehernya ditarik dengan kasar, dan dilemparkan ke dalam api yang membara. Lalu tubuhnya ditarik keluar dari api, sehingga tampak minyak yang keluar di sela pori-pori kulit punggungnya yang melepuh terbakar. (Asadul Ghdbah). 

8. Zunairah 
     Ia seorang budak perempuan asal Romawi yang masuk Islam. Matanya dipukuli hingga buta, orang-orang musyrik kemudian menghinanya dengan menyampaikan bahwa kebutaannya itu yaitu kutukan dari Latta dan ‘Uzzâ. Namun, Zunairah tidak kehilangan nyali, ia berkata, “Tidak! Demi Allah! Aku tidak terkena kutukan Lâtta dan ‘Uzzâ. ini dari Allah, kalau Dia menghendaki, Dia akan menyembuhkannya.” Esok harinya, Allah mengembalikan penglihatan Zunairah. Orang-orang Quraisy berkata bahwa hal tersebut yaitu berkat sihir Rasulullah saw. (Ibnu Sa’ad dan Ibnu Hisyâm). 

Penderitaan tidak hanya dialami Nabi saw Teror Fisik Kepada Para Sahabat
Ilustrasi Suasana Perbudakan Zaman Dulu

9. Ummu Ubais 
     Ummu Ubais ialah seorang budak dari Bani Zahrah. Setelah masuk Islam, ia disiksa kaum musyrik, terutama oleh tuannya, Aswad bin ‘Abdi Yaghüts, salah seorang yang paling memusuhi Rasulullah saw. 

10. Seorang budak perempuan Bani Muammal, suku Bani Adi 
     Ia dipukuli ‘Umar bin Khaththâb yang ketika itu masih musyrik, hingga ‘Umar sendiri kelelahan menyiksanya. “Yang membuatku membiarkanmu hanyalah alasannya yaitu saya keletihan,” kata ‘Umar. Namun, perempuan itu menjawab, “Demikian pula Tuhanmu akan memperlakukan kamu.” (Ibnu Hisyam) 

11. An-Nahdiyah dan anaknya 
     Keduanya menjadi budak seorang perempuan dari Bani ‘Abdu ad-Dâr. (Ibnu Hisyâm) Di antara budak yang disiksa yaitu Amir bin Fuhairah. (Ibnu Sa’ad). Semua budak perempuan dan lelaki itu dibeli Abu Bakar, kemudian dimerdekakannya. Abü Bakar sendiri oleh ayahnya, Abu Quhafah, dicela dengan kata-kata yang menyakitkan, “Aku melihatmu membebaskan budak-budak yang lemah, andai engkau membebaskan budak-budak perkasa, mereka niscaya akan menjadi pengawalmu!” 

     Abu Bakar pun menjawab, “Aku hanya mengharapkan ridha Allah!” Allah swt kemudian menurunkan firman-Nya, memuji Abu Bakar, dan mencela musuh-musuh-Nya, 

     Maka, Kami memperingatkanmu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dan iman). (QS. al-Lail [92]: 14-16) 

     Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memperlihatkan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memperlihatkan itu semata-mata) alasannya yaitu mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Dan kelak dia benar-benar menerima kepuasan. (QS. al-Lail [92]: 17--21). 
     
Yang dimaksud dalam ayat ini yaitu Abü Bakar ash-Shiddiq. (Ibnu Hisyam) 

Abu Bakar juga tak luput dari teror. Oleh Naufal bin Khuwailid al-Adawi, ia diseret dan diikat bersama dengan Thalhah bin ‘Ubaidillâh. Keduanya diikat pada satu tali supaya tidak bisa melaksanakan shalat. Namun, keduanya tetap melaksanakan shalat. Peristiwa itu menyatukan keduanya dalam gelar al-Qarinani (dua sahabat). (Asadul Ghâbah) 

WAS IAT  RASULULLAH SAW
Jarmuz al-Juhani berkata, “Wahai Rasulullah, nasihatilah/berilah saya wasiatmu.” Rasulullah saw bersabda, “Aku mewasiatkan kau untuk tidak menjadi orang yang sering melaknat orang.” (HR. Ahmad). 

Hikmah Teror Fisik kepada Sahabat Nabi Beragam teror yang mendera para sobat ternyata tidak merobohkan kekukuhan benteng kepercayaan mereka. Jika kita mempunyai landasan kepercayaan yang kuat, banyak sekali ujian dan cobaan yang tiba tidak akan mampu menggoyahkan keimanan kita. 


SIKSA BILAL DI SlANG BOLONG

     
Penderitaan tidak hanya dialami Nabi saw Teror Fisik Kepada Para Sahabat
Makam Bilal bin Rabah di Damasqus
Panas mengkremasi Makkah. Di sebuah lapangan berkerikil, badan Bilâl bin Rabâh telentang, menghadap sinar matahari. Bilâl sedang disiksa. Tubuhnya yang hitam legam ditindih sebuah kerikil besar, tepat di atas dadanya. Bilâl merintih. Rasa sakit tidak tertahankan. Keringat mengucur deras. Rintihan Bilâl terdengar menyayat hati.

     Di hadapannya bangun Umayyah, majikannya yang sering menyiksanya alasannya yaitu Bilâl masuk Islam. “Tidak, demi Allah! Engkau akan tetap mengalami hal menyerupai ini hingga engkau mati, atau engkau kafir dari pedoman Muhammad, dan menyembah Latta dan ‘Uzzâ,” teriak Umayyah sambil tersenyum penuh kemenangan. 

    Namun, BiIâl tetap bergeming. Ia tidak mengikuti impian Umayyah. Dan bibirnya yang berair dengan peluh itu hanya terucap, “Ahad, Ahad.” Suaranya terdengar lemah dan terputus-putus. Setiap kali Umayyah memaksanya, kalimat Ahad”, sambil menahan sakit yang teramat sangat. Napasnya terasa sulit diembuskan alasannya yaitu impitan kerikil besar di atas dadanya. 

     Itu yaitu episode puncak penderitaan BiIâl. Sebelumnya, ia kerap disiksa dengan kejam oleh Umayyah. Pundaknya diikat dengan tali, kemudian diserahkan kepada belum dewasa kecil untuk diseret, dan dibawa berkeliling sepanjang pegunungan Makkah. Akibatnya, bekas ikatan tali tersebut masih membekas di pundaknya. Umayyah selalu mengikatnya kemudian menderanya dengan tongkat. Kadang Ia dipaksa duduk di bawah terik matahari. Dia juga pernah dibiarkan kelaparan.

     Derita Bilâl gres berakhir ketika suatu hari Abu Bakar melewati kawasan Bilâl disiksa. Abu Bakar membeli Bilal dan menukarkannya dengan seorang anak berkulit hitam. Ada riwayat yang mengatakan, dengan tujuh uqiyyah (satu uqiyyah 12 dirham atau 28 gram) atau lima uqiyyah dan perak, kemudian dia memerdekakannya. (aI-Ishâbah dan lbnu Sa’ad).