Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sistem Peribadatan Bangsa Quraisy Sebelum Islam

A. SISTEM PERIBADATAN BANGSA QURAISY SEBELUM ISLAM

Ketika Islam lahir di Jazirah Arab, terdapat dua kerajaan besar masa itu, yaitu Persia dan Byzantium (Romawi). Kekaisaran Persia menganut agama Majusi, yang menyembah api dengan kitab suci Zend Avesta. Sedangkan kekaisaran Byzantium menganut agama Kristen dengan kitab sucinya Injil. Bangsa Arab sendiri telah meninggalkan aliran nabi Ibrahim as dan beralih menyembah berhala atau penganut agama wasani.


Menurut Hasan Ibrahim Hasan, Agama wasani dibawa oleh tokoh Arab berjulukan Amru ibn Luhay Al-Khuza'i. Ia membawa berhala atau patung dari Syam ke Ka'bah. Diceritakan bahwa Amru mengalami sakit keras, lalu ia pergi ke Syam untuk berobat di pemandian yang sudah populer sanggup menyembuhkan penyakit. Ketika hingga di Syam, ia mandi di daerah tersebut, dan sembuh. Di Syam, Amru melihat penduduknya menyembah berhala-berhala. Berhala-berhala tersebut kata penduduk setempat, sanggup mendatangkan hujan, mengalahkan musuh, dan atas seruan Amru, ia membawa berhala tersebut ke Mekah, lalu meletakkannya di Ka'bah. Bukan hanya berhenti di situ, ia juga menyeru penduduk Mekah, Madinah dan Hijaz untuk menyembah berhala-berhala tersebut. Ajakan ini disambut baik oleh penduduk Mekah lantaran Amru dianggap sebagai tokoh yang sanggup dipercaya.

Beberapa berhala yang disembah penduduk Arab sebelum Islam ialah berhala tertua dan terbesar Latta di Thaif, berhala Uzza di hijaz dan berhala Mana di Yasrib (Madinah). Berhala di lingkungan Ka'bah sendiri jumlahnya mencapai lebih dari 360 buah, sehingga memenuhi lingkungan Ka`bah. Banyaknya jumlah patung dan berhala tersebut lantaran setiap kabilah di Arab masing-masing mempunyai berhala sendiri-sendiri sebagai sesembahan bagi mereka. Di samping beragama wasani, sebagian penduduk Arab juga beragama Yahudi, Kristen dan Majusi.

Kebudayaan masyarakat Arab sebelum Islam sering disebut sebagai kebudayaan jahiliyah. Menurut sejarawan Ahmad Amin, jahiliyah mengandung arti sifat-sifat ringan tangan, keras, kaku dan berbangga diri pada sukunya. Kebalikan dari sifat-sifat itu ialah ketenangan jiwa, rendah hati, menyandarkan diri pada amal saleh dan bukan kepada keturunan. Kata jahiliyah berasal dari kata jahl, bukan dimaksudkan lawan dari ilm, melainkan lawan dari hilm. Sebab bangsa Arab sebelum Islam sudah mengenal beberapa cabang ilmu pengetahuan, terutama seni sastra. Julukan jahiliyah lebih disebabkan lantaran kondisi kemerosotan moral mereka. Sejarawan Hasan Ibrahim Hasan mengatakan, sejarah Arab sebelum Islam disebut jahiliyah lantaran dua faktor: Pertama, tidak ada satu kesatuan dalam bingkai satu negara dengan satu kepemimpinan yang besar lengan berkuasa dan kokoh, mereka tidak mempunyai aturan, sehingga yang besar lengan berkuasa sanggup menindas yang lemah. Kedua, sebagian besar penduduknya buta karakter dan hanya sedikit sekali yang sanggup membaca dan menulis.

Dalam kehidupan sosial, Arab jahiliyah terbiasa dengan sikap menyimpang seperti, merampok, meminum minuman keras atau khamr, membunuh, berzina, hingga mengubur anak wanita
hidup-hidup. Pada aspek kehidupan politik dan hukum, kehidupan mereka tidak ada persatuan antar beberapa suku, bahkan mereka terbiasa berperang antar suku lantaran hal-hal yang sepele menyerupai memperebutkan sumber air. Tidak ada aturan yang disepakati untuk ditaati bersama, lantaran itu siapa yang besar lengan berkuasa dialah yang menang dan berkuasa. yang lemah niscaya pada posisi tertindas. Masyarakat menyerupai ini disebut sebagai kanibal, yaitu masyarakat yang situasi kehidupan sosialnya melaksanakan segala cara untuk meraih tujuan. Pada aspek kehidupan ekonomi, bagi suku baduy pedalaman menyandarkan kehidupannya pada beternak unta dan biri-biri. Sedangkan masyarakat yang tinggal di perkotaan melaksanakan perdagangan.

Dari uraian tersebut, tentu kau sanggup menilai betapa beratnya usaha yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Mekah guna menyiarkan agama Islam, menyempurnakan watak masyarakat masa itu. Apakah di lingkungan kau masih terdapat ciri-ciri masyarakat menyerupai digambarkan di atas, yaitu menyembah selain Allah dan mengalami kemerosotan moral? Langkah-langkah apa yang akan kau lakukan jikalau ingin mengubah masyarakat ke kondisi yang lebih baik? Sejarah dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah berikut ini diperlukan sanggup memberi pola bagi kau dalam menjalankan syiar Islam.