Kajian Hadis Nabi Muhammad Saw Wacana Turunnya Hujan
Indonesia yaitu negara yang beriklim tropis, dan mempunyai dua ekspresi dominan yakni ekspresi dominan hujan dan ekspresi dominan kemarau. Meskipun begitu, tidak ada yang sanggup memastikan apakah dikala ekspresi dominan kemarau melanda tidak akan pernah turun hujan. Begitu juga dengan kebalikannya dikala ekspresi dominan hujan, tidak terus-terusan turun hujan selama 6 bulan, tetapi juga diiringi oleh cuaca panas. Itulah yang namanya kekuasaan Allah SWT, yang tidak bisa dibantah dan ditandingi oleh manusia, sebagaimana yang dijelaskan pada artikel kali ini yaitu wacana hadis turunnya hujan, mari simak ulasan dibawah ini.
Hadist wacana Turunnya Hujan
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Abdullah bin Dinar dari Ibnu ‘Umar berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada lima kunci ghaib yang tidak diketahui seorangpun kecuali oleh Allah; tidak seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, dan tidak seorangpun yang mengetahui apa yang tersembunyi dalam rahim, dan tak satu jiwa pun yang tahu apa yang akan diperbuatnya esok, dan tak satu jiwa pun yang tahu di bumi mana beliau akan mati serta tidak seorangpun yang mengetahui kapan turunnya hujan.”
Turunnya Hujan, hanya Allah lah yang Tahu
“…Dan tiada seorang pun yang mengetahui kapan hujan akan turun kecuali hanya Allah …”
Turunnya air Hujan yaitu rezeki, sementara rezeki tiada lain hanyalah dari Allah SWT. Terkadang hujan juga diperlihatkan sebagai hukuman/azab, tidak ada pula yang menurunkan azab selain hanya Allah Swt. Hujan merupakan proses yang kompleks. Faktor-faktor yang menimbulkan pun termasuk hal-hal yang tidak sanggup dikontrol oleh makhluk. Hujan terjadi melalui sejumlah reaksi alamiah dan kimia yang belum diketahui sepenuhnya. Seperti perkisaran angin, penguapan air dari titik air, juga pengumpulan uap yang keluar dari banyak sekali acara kehidupan.
Pemindahannya dilakukan oleh angin dengan menggerakkan awan, memadukan dan membentangkannya di langit, atau menggumpalkannya di atas ruang reaksi tertinggi lapisan gas bumi. Angin terus-menerus menyuplai uap air atau dengan partikel-partikel bubuk yang bekerja menyerupai benih untuk yang menebalkannya. Proses ini akan hingga pada pembentukan butiran-butiran kecil air pada volume yang sesuai untuk menimbulkan hujan deras atau es. Selama proses ini berlangsung, awan terus bergerak sehingga tidak ada yang bisa tau di mana hujan akan turun, kapan dan berapa kadarnya kecuali hanya Allah SWT.
Dari sini terlihat bahwa turunnya hujan pada hakikatnya yaitu belakang layar alam yang tidak sanggup diketahui dan dikontrol kecuali hanya oleh Allah SWT. Meskipun para ilmuan berusaha sekuat tenaga untuk memahami bagaimana proses pembentukan dan penurunan hujan, namun mereka tetap tidak sanggup menjangkau dan mengendalikannya. Proses ini benar-benar berada di luar kemampuan insan meski dengan segala kemajuan sains dan teknologi yang sudah dicapai.
Beberapa andal telah berhasil melaksanakan banyak sekali percobaan penurunan hujan dari awan dengan cara menyemprotkan sejumlah unsur-unsur kimia yang mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap air. Namun mereka tetap tidak bisa sama sekali untuk mengatur dan mengontrol posisi penurunannya. Fakta ini semakin mempertegas fakta yang telah diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut:
…Dan tiada seorang pun yang mengetahui kapan hujan akan turun kecuali hanya Allah …
Perlu diketahui juga disini, bahwa banyak sekali asumsi cuaca yang memprediksikan akan turunnya hujan seringkali dilakukan beberapa jam sebelum hujan turun, dan ini pun seringkali tidak terbukti, alias tidak jadi turun hujan.
Hujan Dalam Kadar Tertentu, Apa maksudnya?
Mari kita simak klarifikasi yang disebutkan di Al-Qur'an dalam surat Az-Zukhruf ayat 11 sebagai berikut:
“Dan Yang menurunkan air dari langit berdasarkan kadar (yang diperlukan) kemudian Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, menyerupai itulah kau akan dikeluarkan (dari dalam kubur).”
Dalam pembuktian wacana kadar hujan ini ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam 1 detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari Bumi yang berarti 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke Bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam siklus yang seimbang berdasarkan “ukuran” atau “kadar” tertentu. Kehidupan di Bumi bergantung pada siklus air . Namun dengan semua teknologi yang ada, insan tidak akan bisa menciptakan siklus menyerupai ini.
Setiap tahunnya, air menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah “tetap”, yakni 513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al-Qur’an dengan istilah “menurunkan air dari langit berdasarkan kadar”. Kadar hujan yang tetap sangat penting bagi kelangsungan keseimbangan ekologi dan kelangsungan kehidupan ini. Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera menimbulkan ketidakseimbangan ekologi yang bisa mengakhiri kehidupan di Bumi.
Proporsi hujan tidak hanya berlaku pada jumlahnya, tetapi juga pada kecepatan tetesan yang jatuh ke Bumi. Laju tetesan hujan, terlepas dari ukurannya, tidak melebihi batasan tertentu.
andal fisika Jerman, Philipp Lenard, yang di Anugerahkan Nobel dalam bidang fisika pada tahun 1905, menemukan bahwa kecepatan tetesan hujan meningkat dengan kenaikan diameter butiran hingga ukuran 4,5 mm. Namun, untuk butiran lebih besar, kecepatan air jatuh tidak meningkat melampaui 8 meter per detik. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh perubahan dalam bentuk tetesan yang disebabkan aliran udara dikala butiran membesar. Perubahan bentuk ini meningkatkan resistensi udara butiran hujan dan melambatkan lajunya.
Demikianlah yang kami bagikan dalam postingan kali ini mengenai Hadis Nabi Muhammad SAW Tentang Turunnya Hujan. Besarnya kekuasaan Allah, yang maha mengatur segala sesuatu di bumi dengan sangat cermat dan detailnya. Sebagai insan yang diberikan anugerah logika oleh Allah, kita harus bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari hal ini. Terima kasih dan biar bermanfaat. Silahkan untuk artikel ini anda bagikan ke yang lain melalui akun sosmed anda.
Sumber: Ensiklopedi Hadis Online, Kitab al-Bayan wa al-Ta’rif fi asbabi wurudi al-Hadis al-Syarif, Harun yahya.
Sumber http://alquranpedomankita.blogspot.com/
Sumber: Ensiklopedi Hadis Online, Kitab al-Bayan wa al-Ta’rif fi asbabi wurudi al-Hadis al-Syarif, Harun yahya.