Akhir Kekuasaan Bani Umayyah, Lengkap!
www.sejarahislamarab.blogspot.com |
Dalam berguru islam kali ini yang berjudul final kekuasaan bani umayyah. serta merupakan kelanjutan dari [ baca; seni rupa dan musik pada zaman umayyah ] serta menjadi menarik untuk di bahas alasannya ialah final kekuasaan bani umaiyyah ini menjadi menarik untuk di bahas. pertama, Pengangkatan dua putra mahkota (Tawliyat al_'Ahd ithnayn)[1] Tidak jarang putra mahkota pertama yang menjadi penguasa memecat status putra mahkota yang kedua. Kemudian mengangkat putranya sebagai putra mahkota yang baru. Kejadian ini menimbulkan rasa permusuhan dan perselisihan di intern istana yang berakibat pada melemahnya persatuan di antara mereka.
Latar belakang terbentuknya kedaulatan Bani Umayyah yang tidak sanggup dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi pada masa Ali[2]. Kaum Syiah dan Khawarij selalu melaksanakan perlawanan baik secara terbuka maupun secara sembunyi-sembunyi. Hal ini menyedot kekuatan Daulah Umayyah.
Pertentangan keras antar suku-suku Arab (al-S}ira>'a>t al-Qabi>liyyah)[3] Pertentangan antara suku Bani Kalb dan Bani Qais yang terjadi pada masa pra Islam semakin meruncing. Perselisihan ini menjadikan penguasa Bani Umayyah kesulitan menggalang persatuan dan kesatuan di kalangan bangsa Arab[4]. Ditambah lagi dengan ketidakpuasan kaum Mawali (non Arab) alasannya ialah diperlakukan tidak sama (dalam perpajakan) dengan muslim Arab. Sistem yang berbeda itu pada gilirannya mengakibatkan keresahan dan ketidakpuasan dalam lingkungan muslim non Arab, sehingga pada gilirannya menimbulkan gerakan untuk menumbangkan kekuasaan Umawiyah[5].
Terlena dalam kemewahan[6], Dari segi cara hidup, para khalifah Dinasti Umayyah telah meninggalkan teladan dan cara hidup Nabi Muhammad SAW dan Khulafa' Ar-Rasyidun. Mereka menjaga jarak dengan masyarakat, dengan tinggal di istana yang dikelilingi oleh para pengawal. Baitul mal yang selama masa pemerintahan sebelumnya difungsikan sebagai dana swadaya masyarakat yang difungsikan untuk kepentingan rakyat, pada masa Umayyah telah berubah fungsi. Kecuali saat dinasti Umayyah di bawah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, kas negara ialah milik penguasa dan keluarganya. Rakyat hanya wajib untuk menyetor pajak tanpa memiliki hak menanyakan penggunaannya. Pada masa ini pajak Negara dialihkan menjadi harta langsung para kholifah. Pendapatan pajak diperoleh dari, pajak tanah, jizyah, zakat, cukai dan pajak pembelian, upeti yang harus dibayar berdasarkan perjanjian, seperlima ghonimah, fai’, impor embel-embel hasil bumi, hadiah festifal, dan upeti anak dari bangsa barbar[7]. Sikap ini menciptakan lengah penguasa terhadap urusan kenegaraan. Disamping itu tokoh agama merasa kecewa terhadap sikap penguasa yang tidak sanggup menjadi suri tauladan.
Munculnya kekuatan gres yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd. Al-Muthallib. Gerakan ini menerima pertolongan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syiah, dan kaum Mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah[8].
sekian dari pembahasan sejarah islam ihwal final kekuasaan bani umaiyyah. serta [ baca; Dinasti fatimiah ] dan supaya bermanfaat.
[1] Muhammad Suhayl T}aqqu>sh, Ta>ri>kh al-Dawlah al-Amawiyyah, (Beirut : Da>r al-Nafa>is, 1996), 190
[2] Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, 89 lihat juga Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 48
[3] Muhammad Suhayl T}aqqu>sh, Ta>ri>kh al-Dawlah al-Amawiyyah, 191
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 48
[5] Siti Maryam dkk., Sejarah Peradaban Islam, 78, lih. Ali Mufrodi, Sejarah Peradaban Islam, 89
[6] Hasan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, 121
[7] (http://www.scribd.com/doc/22114141/Sejarah-Peradaban-Dan-Pemikiran-Bani-Umayyah-i).
[8] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, 49