Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Faktor-Faktor Hijrah Nabi Muhammad Saw Ke Madinah

Setelah kejadian Isra' Mi`raj, muncul suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam. Perkembangan tiba dari sejumlah penduduk Yasrib yang berhaji ke Mekah. Mereka yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.

Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian beberapa orang Khazraj berkata kepada Nabi Muhammad saw., "Bangsa kami telah usang terlibat dalam permusuhan. yaitu antara suku Aus dan Khazraj. Mereka benar-benar merindukan perdamaian. Kiranya Tuhan mempersatukan mereka kembali dengan mediator engkau dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh alasannya ialah itu, kami akan berdakwah semoga mereka mengetahui agama yang kami terima dari engkau Mereka ulet mendakwahkan Islam di Yasrib.

Kedua, pada tahun kedua belas kenabian. delegasi Yasrib terdiri dari sepuluh orang suku Aus dan dua suku Khazraj serta seorang perempuan menemui Nabi saw. di suatu kawasan berjulukan Aqabah. Mereka menyatakan ikrar atau berjanji kesetiaan, yang kemudian dikenal dengan nama Ikrar Aqabah I. Mereka berikrar kepadanya untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat dan memfitnah baik di depan atau di belakangnya dan tidak menolak untuk berbuat kebaikan. Kemudian, Nabi Muhammad saw. meminta Mush`ab bin Umair membacakan Al-Qur'an kepada mereka, mengajarkan Islam kepada penduduk Yasrib.

Menjelang bulan-bulan suci akan tiba, Mush`ab tiba ke Mekah. Dia bercerita kepada Nabi Muhammad saw. ihwal keadaan kaum Muslimin di Yasrib, yang mempunyai ketahanan dan kekuatan yang sanggup diandalkan. Pada demam isu haji tahun ini mereka akan tiba lagi ke Mekah dalam jumlah yang jauh lebih besar dengan keimanan yang sudah lebih besar lengan berkuasa kepada Tuhan. Golongan Aus dan Khazraj yang pada mulanya bermusuhan, kini mereka sudah bersatu padu dalam satu wadah agama Islam. Berita yang disampaikan oleh Mush`ab menciptakan Nabi Muhammad saw. berpikir untuk hijrah ke sana. alasannya ialah masyarakat Yasrib lebih sanggup mendapatkan Islam. Selain itu, Yasrib lebih makmur daripada Mekah alasannya ialah ada pertanian, kebun kurma dan anggur. Karena itu, lebih baik apabila Muslimin Mekah hijrah ke kawasan saudara-saudara mereka di sana yang lebih kondusif dan bebas dari gangguan dan fitnahan dari kaum kafir Quraisy. Bagi Nabi Muhammad saw.. Yasrib mempunyai arti tersendiri, alasannya ialah selain korelasi dagang terdapat juga korelasi persaudaraan, dan di kawasan itu ayahanda Rasulullah dimakamkan. Sebelum wafat, setahun sekali ibunya mendatangi kawasan tersebut untuk berziarah. Adapun famili-famili Nabi Muhammad saw. dari pihak Bani Najjar ialah keluarga kakeknya, dari pihak ibu.

Ketiga pada tahun 622 M bertepatan dengan tahun ke-13 kenabian, jamaah haji dari Yasrib berjumlah 75 orang, 73 laki-laki dan dua wanita. Nabi Muhammad saw. mengadakan pertemuan belakang layar dengan pemimpin-pemimpin mereka di Aqabah pada tengah malam pada hari-hari Tasyriq. Nabi Muhammad saw. tiba bersama pamannya Abbas bin Abdul Muthalib, pada waktu itu belum masuk Islam. Tetapi Abbas sudah bertekad untuk melindungi Nabi Muhammad saw. Abbas kemudian meminta kepada kaum Khazraj berjanji melindungi dan membela Nabi Muhammad saw. ibarat membela istri dan anak sendiri. Pemuka Madinah, Al-Bara' bin Ma'rur dan Abu A1-Haitham ibn Tayyihan berikrar menyepakati perjanjian ini, dan minta Nabi Muhammad saw. semoga berkenan pindah ke Yasrib. Setelah itu, ia meminta mereka menentukan 12 orang pemimpin. Mereka menentukan sembilan orang dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Nabi berkata kepada para pemimpin, "Tuan-tuan ialah penanggungjawab masyarakat, tuan-tuan ibarat penanggungjawab pengikut-pengikut Isa bin Maryam. Terhadap masyarakat saya, sayalah yang bertanggungjawab." Dalam ikrar kedua ini mereka berkata, "Kami berikrar mendengar dan setia di waktu suka dan duka, di waktu senang dan sengsara, kami hanya akan berkata yang benar di mana saja kami berada, dan kami tidak takut kritik siapa pun atas jalan Allah ini." Peristiwa ini simpulan pada tengah malam di celah Gunung Aqabah, jauh dari masyarakat ramai, atas dasar kepercayaan, bahwa hanya Allah Yang mengetahui keadaan mereka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Bai`at Aqabah II. Pertanyaan yang timbul kemudian ialah mengapa penduduk Yasrib (Madinah) lebih gampang mendapatkan Islam dibanding penduduk Mekah. Menurut hebat sejarah, hal itu karena:
  1. Bangsa Arab Yasrib lebih memahami agama-agama Ketuhanan, alasannya ialah mereka sering mendengar ihwal Allah, wahyu, kubur, hisab, hari kiamat, nirwana dan neraka.
  2. Bangsa Yasrib memerlukan seorang pemimpin yang sanggup mempersatukan suku-suku yang saling bermusuhan.
Sedangkan kejadian hijrah Nabi saw. diawali dengan rencana kaum kafir Quraisy membunuh ia pada malam hari. Mengetahui hal ini, Nabi saw. bergegas untuk hijrah ke Madinah sehabis menerima izin dari Allah swt. dan sebagian umat Islam Mekah sudah banyak yang hijrah terlebih dahulu ke Madinah. Kemudian, ia pergi ke rumah Abu Bakar untuk mengajaknya berhijrah bersama. Ajakan ia diterima baik oleh Abu Bakar. Nabi saw. pun tahu, bahwa Quraisy niscaya akan membuntuti mereka. Oleh alasannya ialah itu ia tetapkan akan menempuh jalan lain dari yang biasa. Pemuda-pemuda yang sudah disiapkan Quraisy untuk membunuhnya malam itu sudah mengepung rumahnya.

Ketika hendak berhijrah, Nabi saw. meminta kepada Ali bin Abi Thalib supaya menggunakan mantel hijaunya dari Hadhramaut dan supaya berbaring di kawasan tidurnya. Nabi saw. meminta semoga sehabis pergi nanti, Ali tetap tinggal di Mekah menuntaskan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Sementara itu, para cowok yang sudah disiapkan kaum kafir Quraisy menuju ke rumah Nabi saw., dan mengintip kawasan tidur Nabi saw. Mereka melihat ada sesosok badan di kawasan tidur dan mereka pun puas bahwa orang yang tidur ialah Nabi saw. Tetapi, menjelang larut malam, tanpa sepengetahuan mereka Nabi Muhammad saw. sudah keluar menuju ke rumah Abu Bakar, kemudian keluar dari jendela pintu belakang, dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur. Apa yang dilakukan oleh Nabi saw. dan Abu Bakar ialah di luar dugaan mereka. Tidak ada yang mengetahui kawasan persembunyian mereka selain putra-putri Abu bakar, mereka ialah Abdullah, Aisyah dan Asma', serta pembantu mereka Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah bin Abu Bakar ialah mencari tahu rencana kaum Quraisy. Pada malam harinya ia memberikan kabar yang ia terima kepada Nabi saw. dan ayahnya. Sedang Amir tugasnya menggembala kambing Abu Bakar. Kemudian mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah bin Abu Bakar keluar kembali dari kawasan mereka, tiba Amir mengikutinya dengan kambingnya guna menghapus jejaknya. Pada sore harinya Asma tiba membawakan kuliner untuk mereka.


Nabi saw. dan Abu Bakar tinggal dalam gua selama tiga hari. Sementara itu kaum kafir Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari mereka tanpa mengenal lelah. Kaum kafir Quraisy menyediakan 100 ekor unta bagi siapa saja yang sanggup menangkap Nabi saw. Selama berada dalam gua, ia selalu berdoa dan menyebut nama Allah. Kaum kafir Quraisy yang sedang mencari Nabi saw. bertemu dengan seorang gembala tidak jauh dari Gua Tsur. Kemudian mereka bertanya, "Apakah mereka melihat Nabi saw. dan rombongannya?" Salah satu dari mereka menjawab, "Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana." Ketika mendengar balasan gembala itu Abu Bakar gemetaran. Ia khawatir mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, menyerahkan nasibnya kepada Allah swt. Lalu orang-orang Quraisy tiba menuju ke gua itu, tapi kemudian ada yang pergi lagi. "Kenapa kamu tidak menjenguk ke dalam gua?" tanya kawan-kawannya. "Ada sarang laba-laba di kawasan itu, yang memang sudah ada semenjak sebelum Muhammad lahir," jawabnya. "Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu. Kaprikornus saya rasa tak ada orang di sana." Nabi Muhammad saw. terus berdoa kepada Allah, sedangkan Abu Bakar semakin ketakutan. Nabi Muhammad saw. merapatkan diri kepada kawannya itu dan berbisik di telinganya, "Jangan bersedih hati. Allah bersama kita."

Orang-orang Quraisy semakin yakin bahwa dalam gua itu tak ada insan tatkala mereka melihat ada cabang pohon yang terkulai di lisan gua. Tidak mungkin orang akan sanggup masuk ke dalamnya tanpa menghalau dahan-dahan itu. Ketika itulah mereka kemudian surut kembali. Kedua orang yang bersembunyi itu mendengar ajakan mereka supaya kembali ke kawasan semula. Dengan kejadian itu kepercayaan dan iktikad Abu Bakar bertambah besar kepada Allah dan kepada Rasul. Sarang laba-laba, dua ekor burung dara dan pohon, menjadi mukjizat dalam sejarah hidup Nabi saw. dikala bersembunyi dalam Gua Tsur itu. Cerita ihwal pengejaran kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. dalam kejadian hijrah disebutkan dalam Al-Qur'an, antara lain:

"Dan (ingatlah), dikala orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu muslihat terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka menciptakan tipu muslihat dan Allah menggagalkan tipu muslihat itu. Allah ialah sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS. Al-Anfal: 30)

Pada hari ketiga, dikala situasi agak aman, orang yang disewa untuk menjaga unta Abu Bakar tiba membawakan unta untuk menjadi kendaraan. Juga Asma', putri Abu Bakar tiba membawakan makanan. Karena dikala mereka akan berangkat tak ada sesuatu yang sanggup digunakan menggantungkan kuliner dan minuman pada pelana barang, Asma' merobek ikat pinggangnya. Satu bab digunakan untuk menggantungkan kuliner dan bab lainnya diikatkan. Karena itu ia kemudian diberi nama "zatunnitaqain"(yang bersabuk dua). Setiap orang mengendarai untanya masing-masing. Karena mereka mengetahui pihak Quraisy sangat gigih dan hati-hati sekali membuntuti, maka dalam perjalanan ke Yasrib itu mereka mengambil jalan yang tidak biasa ditempuh orang. Sedangkan penunjuk jalannya ialah Abdullah bin Uraiqit dari Bani Du'il. Sebenarnya sudah ada orang yang tiba kepada kaum kafir Quraisy membawa informasi bahwa ia melihat serombongan kendaraan unta terdiri dari tiga orang lewat. Waktu itu Suraqah bin Malik bin Ju'syum hadir. "Ah, mereka itu keluarga si anu," katanya dengan maksud mengelabui orang itu alasannya ialah dia sendiri ingin memperoleh hadiah 100 ekor unta.

Kemudian Suraqah menyusul Nabi saw. dengan semangat. Sebelum berhasil, kuda Suraqah sudah dua kali tersungkur alasannya ialah terlampau dipaksa berjalan cepat. Setelah Suraqah melihat bahwa ia sudah hampir berhasil dan menyusul unta rombongan Nabi saw., dia lupa kudanya yang sudah dua kali tersungkur. Kuda itu tersungkur sekali lagi dengan keras sekali. sehingga penunggangnya (Suraqah) terpelanting dari punggung hewan itu dan jatuh dengan senjatanya. Lalu diramalkan oleh Suraqah bahwa itu bertanda alamat jelek dan dia percaya bahwa sang tuhan telah melarangnya mengejar sasarannya itu dan dia akan berada dalam ancaman besar apabila hingga keempat kalinya ia terus berusaha juga. Sampai di situ ia berhenti dan hanya memanggil-manggil: "Saya Suraqah bin Ju'syum! Tunggulah, saya mau bicara. Demi Allah, tuan-tuan jangan menyangsikan saya. Saya tidak akan melaksanakan sesuatu yang akan merugikan tuan-tuan." Demikianlah riwayat perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah.