Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dreams

DREAMS : Produktif VS Konsumtif


Dreams alias impian…
              Banyak orang yang tidak mengerti, apa itu Dreams ? dan lebih banyak lagi orang yang tidak peduli..bahkan mencemooh yang namanya dreams. Bahkan dikala kita belum sukses dan kita bicara mengenai dreams, kebanyakan orang biasanya mencibir dan menganggap kita gila. Lucunya lagi, orang-orang yang mencemooh dreams kita kebanyakan yaitu orang-orang terdekat kita sendiri, yang menghipnotis 90% hidup kita.

             Hal ini yaitu hal yang wajar, sebab yang namanya Dreams, yaitu sesuatu yang tidak (atau tepatnya belum) terlihat, dan insan intinya lebih skeptis untuk hal-hal yang kasat mata. Namun percayalah, DREAMS lah yang membangun bumi yang kita tinggali ini. DREAMS lah yang membuat Jerman dan negara-negara maju lainnya semaju ini sekarang.

Saat ditanya : “Apakah harapan Anda ?”, jawabannya tentu berbeda-beda, namun jawaban-jawaban general ini selalu muncul :1). Punya rumah glamor ; 2). Beli kendaraan beroda empat glamor ; 3). Keluarga senang dan kaya raya ; 4). Bisa jalan-jalan ke luar negeri, dan 5). Bisa menikmati hidup sambil bersantai, dengan jumlah uang bertambah terus (passive income)


                Salahkah hal tersebut ? Tidak salah, namun itu namanya BUKANLAH Dreams…itu yaitu KEINGINAN alias sekedar “pengen". Kalau jawabannya sekedar itu, hampir semua orang di dunia juga jawabannya sama. Dan hal-hal tersebut hampir sama sekali tidak akan memacu kita untuk berbuat dan berpikir lebih.

               Lalu menyerupai apakah dreams tersebut ? Dreams yaitu sesuatu yang kita inginkan dengan sangat ngotot, dan sangat SPESIFIK. Ingat, SPESIFIK ! Hendaknya kita mesti berhati-hati, sebab dreams itu sendiri terbagi menjadi 2, yaitu Dreams yang produktif dan Dreams yang konsumtif.

              Sama sekali tidaklah salah kalau kita mempunyai dreams yang konsumtif, namun biasakanlah biar kita mendampinginya dengan dreams yang produktif. Why ? Karena Dreams yang konsumtif seringkali membuat kita terlena di level tertentu, namun Dreams yang produktif akan membuat kita semakin produktif, dan membuat dreams berikutnya.

         Sebagai contoh, kalau dreams kita yaitu ingin membeli Audi  A6. Saat kita sudah mendapatkan Audi  A6 tersebut, kita akan merasa sangat puas. Namun sehabis itu, kita akan kehilangan tujuan berikutnya. Kita akan terlena sebab tujuan kita telah tercapai, dan akibatnya kita pun stuck di level tersebut sambil menikmati hidup kita dengan konsumtif. Nah, itulah gunanya dreams yang produktif, sebab dreams yang produktif akan mengimbangi hal tersebut.

               Anggaplah Dreams konsumtifnya sama, ingin membeli Audi  A6. Namun kalau kita mempunyai Dreams produktif, misal ingin mempunyai 100 branch di seluruh Indonesia, maka Audi  A6 tersebut pun malah akan sangat berguna dalam membentuk bisnis2 berikutnya, karena Audi  A6 tersebut membuat kita lebih dipercaya dalam membangun relasi bisnis, dan membuat kita lebih nyaman dalam bepergian ke banyak branch yang kita miliki.

             Karena itu, mulai dikala ini, pikirkanlah dreams produktif yang lebih banyak dibandingkan dreams konsumtif Anda. Fokuslah pada dreams produktif Anda, dan tanpa terasa Anda akan semakin gampang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumtif Anda.



Salam Sukses ! Salam Produktif !!


(Kutipan: Kaskus.com)

Sumber http://balazdy.blogspot.com/