Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peristiwa Baiat Aqabah Satu Dan Dua, Lengkap!

 berguru sejarah islam membahas perihal kejadian baiat aqabah satu dan dua ini PERISTIWA BAIAT AQABAH SATU DAN DUA, Lengkap!
www.sejarahislamarab.blogspot.com
Saat ini, berguru sejarah islam membahas perihal kejadian baiat aqabah satu dan dua ini. sebagai suplemen mengembangkan wawasan kepada anda dan kelanjutan pembahasan [baca: nabi muhammad saw dan kaum muslimin hijrah ke habsyi] sebagai berikut. Pada tahun ke XI dari permulaan kenabian, merupakan suatu kejadian yang sepertinya sederhana, tetapi yang merupakan titik awal lahirnya suatu abad gres bagi Islam dan juga bagi dunia. Yaitu perjumpaan Rasulullah SAW dengan enam orang dari kabilah/suku Khazraj, Yatsrib (Madinah) di “Aqabah Mina” yang tiba ke Makkah untuk ibadah haji. Secara bahu-membahu mereka masuk ke “Aqabah Syi’ib” yang bersahabat dengan Aqabah Mina, dan sebagai hasil perjumpaan itu, enam tamu dari Yatsrib itu masuk Islam dengan menawarkan kesaksian bahwa “Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad yaitu utusan Allah”.
Sebab lain dari masuknya Islam kepada enam orang itu yaitu sehubungan dengan mereka yaitu penduduk Yatsrib, mereka bertetangga dengan orang-orang Yahudi yang kerap kali mereka menunjukan sifat-sifat Nabi terakhir yang akan datang. Kemudian mereka melihat sifat-sifat itu, akhlak yang terpuji dan selalu terpelihara serta menjadi panutan terbaik, serupa dengan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang mereka temui. Sementara itu kepada Nabi mereka menyatakan bahwa kehidupan di Yatsrib selalu dicekam oleh permasalahan yakni permusuhan antar golongan dan antarsuku khususnya Khazraj dengan suku Aus. Harapan meraka yaitu semoga Allah mempersatukannya melalui Nabi, dan mereka juga berjanji kepada Nabi akan mengajak penduduk Yatsrib untuk masuk Islam.
Pada demam isu haji tahun berikutnya, tahun ke-12, dua belas orang pria penduduk Yatsrib; 10 orang dari kabilah Khazraj dan 2 orang dari kjabilah Aus, tiba menemui Nabi di tempat yanga sama di bukit Aqabah dan berkumpul di Aqabah Syi’ib. Mereka mendapatkan dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Kemudian mereka berbai’at (berjanji kepada Nabi bahwa mereka tidak akan mempersekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berbuat zina, tdak akan berbohong dan tidak akan mengkhianati Nabi serta menjauhi perbuatan kebathilan/ kemungkaran lainnya. Kedua belas orang yang masuk Islam ini yaitu merupakan “Bibit Anshar”dan kemudian Rasulullah SAW menyampaikan bahwa jikalau bai’at ini dilaksanakan maka nirwana sebagai imbalanya, dan jikalau mengingkarinya maka siksa neraka yaitu alhasil dan apalagi Allah menghendaki menawarkan ampunan niscayalah ysng diterima itu terlepas dari pada siksaan “Bai’at ini dikenal dalam sejarah sebagai “Bai’at Aqabah Pertama”.[1]

baiat aqabah dua dalam kejadian baiat aqabah satu dan dua 

Kemudian pada tahun ke-13, demam isu haji berikutnya sebanyak 73 orang penduduk Yathrib ; 62 orang dari kabilah khazraj dan 11 Orang dari kabilah Aus yang diantaranya terdapat dua orang perempuan dari Arab Madinah, yang sudah memeluk agama Islam berkunjung ke Makkah untuk ibadah haji. Di samping itu mereka semua mengundang Rasulullah untuk hijrah ke Yatsrib dan menyatakan lagi legalisasi mereka bahwa Rasulullah SAW yaitu Nabi dan pemimpin mereka. Nabi menemui tamu-tamunya itu ditempat yang sama dengan 2 tahun sebelumnya, Aqabah. Di tempat itu mereka mengucapkan bai’at bahwa mereka akan setia dan membela, melindungi Nabi sebagaimana mereka melindungi anak dan istrinya, ikut berjuang membela Islam dengan harta dan jiwanya, serta berusaha memajukan agama Islam dengan meyakinkan kepada kerabat-kerabatnya. Bai’at ini dikenal dengan “Bai’at Aqabah kedua ; Bai’at – Kubra”.[2]
Tekanan dari orang-orang kafir semakin keras terhadap gerakan dakwah Nabi Muhammad, terlebih sehabis meninggalkan dua orang yang selalu melindungi dan menyokong Nabi Muhammad dari orang-orang kafir, yaitu Abu Thalib yang merupakan Paman dia dan Istri beliau  berjulukan Khadijah. Tahun ini merupakan keseduan bagi Nabi sehingga dinamakan Amul Khuzn.[3] Peristiwa ini terjadi  pada tahun 619 M[4] dan bertepatan dengan tahun kesepuluh kenabian.
Karena menerima aneka macam tekanan, Rasulullah memutuskan untuk berdakwah ke Tha’if, kawasan di luar Mekkah. Namun, yang diperoleh Nabi hanyalah penghinaan. Beliau dilempari kerikil kecil-kecil oleh penduduk setempat. Semua hal yang dialami Nabi dan kaumnya hampir menciptakan dia putus asa. Untuk menguatkan hati beliau, Allah SWT mengisro’ mi’rajkan Nabi Muhammad.
Kemajuan dakwah Islam terjadi sehabis kejadian Isro’ Mi’roj. Hal ini ditandai dengan datangnya penduduk Yastrib (Madinah) [baca: islam di madinah] untuk memeluk agama Islam. Satu persatu penduduk Yastrib berdatangan ke Mekkah. Mereka meminta Nabi supaya berhijrah ke Yastrib, mereka akan membai’at Rasulullah sebagai pemimpin. Akhirnya Nabi Muhammad bersama kurang lebih 150 kaum muslimin hijrah ke Yastrib, yang kemudian nama kawasan tersebut di ganti menjadi Madinah.[5] Peristiwa hijrahnya Nabi dari Mekkah ke Madinah di jadikan sebagai penanda awal dari kalender Islam, yakni tahun Hijriyah.[6]
Demikian dalam pembahasan kejadian baiat aqabah satu dan dua ini, serta [baca: sejarah hidup nabi muhammad saw] semoga bermanfaat.




[1] Munawir Sjadzali, Islam Dan Tata Negara, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1990), 92-93.
[2] Ibid., 94-95
[3] A. Syalabi, Sejarah & kebudayaan Islam (Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna, 2003), 81.
[4] Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societies (New York: Cambridge University Press, 1988), 26
[5] Amin, Sejarah Peradaban, 68
[6] Glubb, A Short History, 34