Keistimewaan Ali Bin Abi Thalib Sebelum Menjadi Khalifah, Lengkap!
http://sejarahislamarab.blogspot.com |
Beliau yakni Ali putra Abi Tholib ibn Abdul Muththolib ibn Hasyim. Ayahnya yakni paman Nabi Muhammad SAW. Sedangkan ibunya yakni Fatimah bint Asad ibn Hasyim, kakek Nabi Muhammad.[1]Ali dilahirkan di Mekkah, tempat Hijaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi atau 600 (perkiraan). Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dilahirkan di dalam Ka'bah. Usia Ali terhadap Nabi Muhammad masih diperselisihkan sampai kini, sebagian riwayat menyebut berbeda 25 tahun, ada yang berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan 32 tahun. Beliau berjulukan orisinil Haydar bin Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW. Haydar yang berarti Singa yakni keinginan keluarga Abu Thalib untuk memiliki penerus yang sanggup menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara kalangan Quraisy Mekkah. Setelah Nabi Muhammad mengetahui sepupunya lahir dan diberi nama Haydar, lalu Nabi memanggilnya dengan sebutan Ali yang berarti tinggi (derajat disisi Allah).[2]
Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi Rasulullah SAW alasannya yakni dia tidak punya anak laki-laki. Uzur dan faqir nya keluarga Abu Thalib memberi kesempatan bagi Rasulullah SAW bersama istri dia Khadijah untuk mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. Hal ini sekaligus untuk membalas jasa kepada Abu Thalib yang telah mengasuh Nabi semenjak dia kecil sampai dewasa, sehingga sedari kecil Ali sudah bersama dengan Muhammad. Ketika Rasulullah SAW mendapatkan wahyu, riwayat-riwayat usang ibarat Ibnu Ishaq menjelaskan Ali yakni lelaki pertama yang mempercayai wahyu tersebut atau orang ke 2 yang percaya sehabis Khadijah istri Nabi sendiri. Pada ketika itu Ali berusia sekitar 10 tahun.[3]
Ali semenjak kecil sudah dididik dengan tabiat dan kebijaksanaan pekerti Islam. Lidahnya sangat fasih berbicara, dan dalam hal ini dia dikenal sangat ulung. Pengetahuanya dalam bidang agama Islam sangat luas. Karena dekatnya dengan Rasulullah SAW, dia termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan hadist. Keberanianya sangat masyhur dan hampir disetiap peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah, Ali senantiasa mengikutinya,[4] kecuali perang tabuk yang terjadi pada 9 H/631 M. pada ketika itu ia diberi doktrin untuk menjaga kota Madinah yang sanggup dikatakan kosong pertahanannya alasannya yakni sebagian besar lelaki ikut perang.[5]
Dalam biografi absurd (Barat), hubungan Ali dengan Nabi Muhammad SAW dilukiskan ibarat Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya) dengan Yesus (Nabi Isa). Dalam riwayat-riwayat Syi'ah dan sebagian riwayat Sunni, hubungan tersebut dilukiskan ibarat Nabi Harun kepada Nabi Musa.[6]
Ali bin Abi Thalib menikah dengan putri Rasulullah Fatimah, hingga Ali wafat Ali pernah menikah dengan empat orang Istri dan Sembilan belas budak. Ali memiliki keturunan empat belas anak pria dan Sembilan belas anak perempuan.[7]
Nah itulah sedikit warta tentang Keistimewaan Ali Bin Abi Thalib Sebelum Menjadi Khalifah, biar bermanfaat.
[1] Musthafa Murad, Kisah Hidup Ali ibn Abi Thalib, (Jakarta: Zaman, 2009), 7-8.
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abi_Thalib (diakses 21 Oktober 2013)
[3] Ibid
[4] A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1982), 281
[5] Taufik Abdullah dkk, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: Ichtiar gres van hoeve, 2002), 41.
[6] Diriwayatkan dari Imam Bukhari :
حدثنا مسدد حدثنا يحيى عن شعبة عن الحكم عن مصعب ابن سعد عن أبيه : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم خرج إلى تبوك واستخلف عليا فقال أتخلفني في الصبيان والنساء ؟ قال ( ألا ترضى أن تكون مني بمنزلة هارون من موسى ؟ إلا أنه ليس نبي بعدي ) وقال أبو داود حدثنا شعبة عن الحكم سمعت مصعبا
(Lihat Bukhari, Shahih Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz 4, 1602)
[7] Musthafa Murad, Kisah Hidup Ali ibn Abi Thalib, 58.