Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waktu-Waktu Mustajab untuk Berdoa

Doa yang makbul atau dapat diartikan dengan doa yang diterima Allah SWT. Baca juga doa yang disambut Allah SWT. Salman al-Farisi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Sesungguhnya Allah Maha Hidup lagi Maha Pemurah. Dia akan malu jika ada seseorang yang mengangkat kedua tangan, berdoa kepada-Nya, namun Dia tidak menerima doanya, tanpa hasil. Penjelasan hadits di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu alasan pun yang dapat menghalangi terkabulnya sebuah doa. Tentu saja, apabila seorang hamba telah menaati seluruh syarat berdoa dan adab dalam berdoa, serta memilih waktu berdoa yang tepat (waktu mustajab).

Ada banyak waktu yang tepat untuk berdoa, sekurang- kurangnya ada 27 waktu, yaitu:

 لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ ٣ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ ٤

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
  • Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
  • Kamis sore atau malam Jumat.
  • Ketika mendengar azan, khususnya di antara dua kalimat “Hayya ‘alal-falah”. Baca juga Cara menjawab adzan dan iqomah
  • Pada selang waktu di antara azan dan iqomat. Adapun bunyi hadis yang menegaskan hal ini yaitu: “Doa yang diucapkan antara azan dan iqamat tidak ditolak (oleh Allah)” (HR. Ahmad)
  • Ketika menjadi musafir.
  • Ketika teraniaya.
  • Sesudah shalat Ashar di hari Jumat.
  • Pada saat hari Arafah.
  • Pada bulan Ramadhan, khususnya di waktu Zuhur. Baca juga Bulan Ramadhan dan keutamaannya.
  • Pada hari Jumat.
  • Ketika berbaris hendak berperang sabil dan ketika berkecamuk perang sabil.
  • Pada waktu sujud. Baca juga cara sujud yang benar.
  • Ketika membaca Al-Qur’an.
  • Ketika khatam Al-Qufan.
  • Ketika imam membaca “Waladhdhallin”.
  • Pada waktu meminum air zam-zam.
  • Ketika mendengar kokok ayam.
  • Saat berada di dalam majelis dzikir.
  • Ketika memejamkan mata mayat.
  • Ketika turun hujan.
  • Sesudah awal hari Rabu.
  • Ketika melihat Ka’bah.
  • Ketika melempar jumrah di Mina.
  • Saat berada di dalam Ka’bah.
  • Ketika menziarahi makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Hadis-hadis berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan untuk memperkokoh waktu-waktu makbul atau mustajab dalam berdoa, di antaranya:

Berdoa pada waktu tengah malam.

Rasulullah SAW bersabda: “Keadaan yang paling dekat antara Tuhan dan hamba-Nya adalah di akhir waktu tengah malam. Jika kamu mampu menjadi bagian yang berdzikir kepada Allah SWT, maka kerjakanlah pada waktu itu.” (HR. At-Tirmidzi dan Bukhari)

Jabir berkata, Rasulullah SAW telah bersabda: Sesungguhnya bagian dari malam ada waktu yang apabila seorang muslim meminta kebaikan kepada Allah dan sesuai dengan waktu itu, pasti Allah mengabulkannya.” Imam Ahmad menambahkan, “Itu terjadi pada setiap malam.”

Berdoa Pada waktu sujud.

Rasulullah SAW berkata, “Dan adapun ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah kalian berdoa, niscaya akan dikabul doa kalian.”

Berdoa Pada waktu adzan.

Rasulullah SAW bersabda, “Ketika seorang muadzin mengunumdangkan azan, maka pintu-pintu langit dibuka, dan doa diperkenankan.” (HR. At-Tirmidzi)

Berdoa Pada waktu di antara azan dan iqamat.

Rasulullah SAW bersabda, “Doa di antara adzan dan iqamat itu mustajab, maka berdoalah.” (HR. At-Tirmidzi)

Berdoa Pada waktu bertemu musuh.

Dari Sahal bin Sa’ad, dari nabi SAW, beliau menuturkan, “Dua keadaan yang tidak tertolak atau sedikit sekali tertolak, doa ketika adzan berkumandang dan doa ketika berkecamuk perang.”

Berdoa Pada waktu kehujanan.

Dari Sahal bin Sa’ad, dari nabi SAW, beliau bersabda, “Dan ketika hujan turun (doa yang dilafalkan), akan makbul.’’

Berdoa Pada akhir hari Jumat.

Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat yang berlangsung selama l2 jam, tiadalah seorang muslim yang meminta kepada Allah sesuatu, kecuali pasti Allah akan memberinya. Maka carilah waktu itu di akhir waktu setelah shalat Ashar.”

Berdoa Doa seseorang untuk saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya.

Dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Darda’ mengungkapkan, Rasulullah SAW bersabda: “Tiada seorang muslim yang berdoa bagi saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu, kecuali malaikat berkata, ‘Bagimu seperti apa yang kamu doakan untuk saudaramu.’” Dalam kesempatan yang lain Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang saudara bagi saudaranya. yang lain tanpa sepengetahuan saudaranya itu tidak tertolak.’’

Berdoa Ketika hendak tidur dalam kondisi berdzikir, dilanjutkan kemudian ketika terbangun tengah malam dan berdoa.

Dari Muadz bin Jabal dari Nabi SAW bersabda, “Tiada seorang muslim yang tidur dalam keadaan berdzikir dan bersuci, kemudian ketika ia bangun di tengah malam, ia meminta kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah pasti mengabulkannya.”

Doa yang dilakukan pada saat-saat yang makbul di atas akan lebih baik dan lebih cepat dikabulkan. Namun, di antara sekian banyak waktu itu, agaknya tengah malam yang sunyilah yang merupakan waktu yang paling ideal. Sebab untuk bangun pada tengah malam, ketika orang-orang terlelap dalam tidur yang dipenuhi mimpi-mimpi, merupakan perjuangan yang hebat dalam menahan rasa kantuk.

Diawali dengan duduk, berdiri, lalu mengambil wudhu dan shalat, melakukan rukuk, sujud, dan bermunajat kepada Allah SWT. Sehingga ‘perjuangan’ beribadah yang diikuti doa pada waktu tersebut sangat mungkin akan dikabulkan oleh Allah SWT. Terlebih lagi apabila dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan penuh pengharapan, tentulah Allah SWT tidak ‘tega' mendengar rintihan hamba-Nya di tengah malam, sehingga doanya pun dikabulkan.


Selain pada waktu tengah malam, waktu paling ideal lainnya untuk berdoa adalah di akhir ketika melakukan shalat fardu, tepatnya pada saat melakukan tahiyat akhir sebelum shalat usai. Jika kita berdoa apa saja pada waktu tersebut, asalkan dengan tujuan kebaikan, tentu akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Hal ini ditegaskan oleh hadis-hadis berikut: Rasulullah SAW ditanya, ’Pada waktu apa doa manusia lebih didengar Allah SWT?’ Lalu Rasulullah SAW menjawab, ’Pada waktu tengah malam, pada akhir tiap shalat fardu. (Mashabih as-Sunnah)

“Apabila tersisa sepertiga dari malam hari, Allah Azza Wajalla turun ke langit bumi dan berfirman, ’Adakah orang yang berdoa ke pada-Ku, maka akan Aku kabulkan? Adakah orang yang beristigfar kepada-Ku, maka akan Aku ampuni dosa-dosanya? Adakah orang yang memohon rezeki kepada-Ku, maka akan Aku beri rezeki? Adakah orang yang memohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya, maka akan Aku atasi kesulitan-kesulitannya?’ Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh)” (HR. Ahmad)

Sumber https://islamiwiki.blogspot.com/