Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Kemunculan Mazhab Dalam Islam

bertemu lagi dengan berguru sejarah islam, kali ini kita membahas perihal sejarah kemunculan mazhab dalam islam, yang merupakan kelanjutan dari pembahasan sejarah peradilan di indonesia, sejarah peradilan islam dan sejarah aturan islam. dan kita awali pembahasan sejarah kemunculan mazhab dalam islam dengan pembahasan. Pada masa Abbasiyah tepatnya pada masa khlifah Al-Manshur dari Khalifah Abbasiyah merintahkan parmu lagi dengan ulama untuk menyusun kitab tafsir dan hadis. Kemudian lahirlah mazhab - mazhab dalam bidang fiqh pada pertengahan era kedua hijriyah yakni Abu Hanifah (w. 150 H) yang dikenal dengan tokoh Ahlul Ra’yi di Iraq. Kemudian Imam Malik bin Anas (w.179 H) di Hijaz sebagai ulama Madinah dari kalangan muhadditsin dan fuqoha’. Kemudian Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi’i (w.204 H) dari Makkah dan Madinah hingga markaz keilmuan di Bagdad Iraq lalu ke Masjid Jami’ Amru bin Ash di Mesir untuk meletakkan dasar-dasar Ushul Fiqh Islam dan Qa’idah-Qa’idah Ijtihad. Kemudian dari Madrasah Ahlul Muhadditsin dan halaqah Al-Syafi’i lahir pula Ahmad bin Hanbal (w.241 H) yang hebat dalam bidang fiqh dan hadis.
Para ulama-ulama tersebut di atas juga memperlihatkan perhatian yang sangat besar dalam soal peradilan dan permasalahan-permasalahannya dengan klarifikasi yang lengkap dan nyata. Para ulama itu merumuskan macam-macamnya, pembahagiannya, rukun-rukunnya, dan syarat-syaratnya. Syarat-syarat tersebut meliputi syarat-syarat menjadi Qadhi, adab-adabnya, relasi Qadhi dengan pihak-pihak yang berperkara dan lain sebagainya.
Mengingat bahwa mazhab-mazhab sudah berkembang sangat pesat, lalu para hakim tidak lagi mempunyai ruh ijtihad sementara telah berkembang mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali, maka para hakim diperintahkan memutuskan kasus sesuai dengan mazhab-mazhab yang dianut para penguasa, atau oleh masyarakat setempat. Di Iraq umpanya para hakim memutuskan kasus dengan mazhab Abu Hanifah, di Syam dan Magribi para hakim memutus kasus dengan mazhab Maliki, dan di Mesir para hakim memutus kasus dengan Mazhab Syafi’i. Dan apabila yang berperkara tidak menganut mazhab sesuai dengan mazhab hakim, maka hakim menyerahkan putusan atau investigasi kasus kepada hakim yang semazhab dengan yang berperkara itu.
Dan terkadang pada daerah-daerah yang luas dan penduduknya heterogen dari segi aliran-aliran mazhab, maka hakim yang diangkatpun ada yang berasal dari mazhab Hanafi, ada yang berasal dari mazhab Syafi’i, ada yang berasal dari mazhab Maliki, dan ada yang berasal dari mazhab Hanbali dan bahkan ada yang berasal dari mazhab Ismaili. Dan bahkan lebih daripada itu menyerupai mazhab Syi’ah, Auza’i, Daud az-Zhahiri, Ath-Thobari, dan lain sebagainya.

Secara umum mazhab yang empatlah yang menjadi sumber putusan hakim dari mulai Dinasti Abbasiyah hingga dengan kini ini. Dan oleh sebab itu pulalah maka masa Abbasiyah ini dikenal dalam sejarah sebagai masa Imam-Imam Mazhab dan pada masa ini pulalah disusun ilmu Ushul Fiqh untuk menjadi pedoman bagi hakim dalam menggali aturan dari al-Qur’an dan al-Sunnah. Perlu menjadi catatan bahwa para hakim pada masa ini dalam memutuskan kasus menurut atas mazhab-mazhab yang dianut oleh hakim dan masyarakat, dan apabila ada masyarakat yang berperkara tidak sesuai dengan mazhab hakim, maka hakim tersebut menyerahkannya kepada hakim yang lain yang semazhab dengan yang berperkara.
sekian dari pembahasan sejarah kemunculan mazhab dalam islam gan, biar bermanfaat..