Faktor-Faktor Keberhasilan Perang Badar
Perang Badar terjadi pada tanggal 17 bulan puasa tahun ke-2 hijriah. Perang Badar antara kaum muslimin dan orang-orang musyrik Mekah disebabkan beberapa hal berikut:
Pertama: Pengusiran Kaum Muslimin dari Kota Mekah.
Sejak Nabi Muhammad saw. memberikan pedoman Islam, kaum kafir Quraisy sering melaksanakan penyiksaan terhadap kaum muslimin, bahkan merampas harta benda mereka. Perlakuan mereka terhadap umat Islam tidak lagi mengenal peri kemanusiaan. Umat Islam pun melarikan diri atau hijrah ke Abessinia, Thaif, dan terakhir ke Madinah. Ketika kaum muslimin berhijrah ke Madinah, mereka merampas dan menguasai harta benda, dan menduduki rumah-rumah dan peninggalan kaum muslimin yang ditinggal oleh pemiliknya.
Kedua: Kaum kafir Quraisy ternyata tidak hanya mengganggu dan merampas harta kaum muslimin di Mekah, tetapi mereka melaksanakan hal yang sama di kota Madinah.
Oleh lantaran itu, sudah sewajarnya kalau mereka mendapatkan jawaban atas semua permusuhan dan penindasan terhadap umat Islam.
Ketiga: Memberi pelajaran kepada kaum kafir Quraisy.
Ketika Rasulullah saw. mendengar kafilah dagang Quraisy yang dikomandani oleh Abu Sufyan bersama 40 orang bergerak dari Syam membawa harta orang-orang Quraisy yang totalnya mencapai 1.000 ekor unta, maka dia segera mengajak kaum muslimin untuk bergerak mendatanginya. Beliau mengatakan, "Ini yaitu perdagangan Quraisy. Maka keluarlah kalian, semoga Allah swt. memberikannya kepada kalian.” Mendengar permintaan ini, sebagian kaum muslimin menyambutnya sementara yang lain merasa sedikit berat. Mereka mengira waktu itu Nabi saw. tidak bermaksud mengajak perang, lantaran dia mengatakan, “Barang siapa yang dikala ini mempunyai tunggangan, maka hendaklah ia ikut bersama kami.” Beliau tidak menunggu sahabat yang tidak mempunyai tunggangan pada dikala itu.
Mendengar isu ini, Abu Sufyan mengutus utusan kepada kaum Quraisy untuk keluar melindungi kafilahnya. Quraisy mengirim sekitar 900 hingga 1000 tentara, 600 baju besi, 100 ekor kuda, dan 700 ekor unta. Dalam rombongan itu juga terdapat penyanyi-penyanyi wanita yang memukul gendang dan menyanyi mengejek Islam. Sedangkan jumlah umat Islam sendiri hanya 313 atau 314 orang, lebih banyak didominasi dari Anshar. Mereka membawa 70 ekor unta dan dua atau tiga ekor kuda. Mereka menaiki unta secara bergiliran di mana satu unta dinaiki lebih dari dua orang. Sebelum berperang, Nabi saw. meminta pendapat para sahabatnya, khususnya kaum Anshar. Beliau meminta sahabat Anshar untuk terlibat dalam peperangan. Kaum Muhajirin telah berjanji untuk terlibat dalam peperangan. Sa'ad bin Mu‘az, kepala delegasi Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, kami telah beriman dengan kamu, membenarkan risalahmu, kami bersaksi bahwa apa yang kau bawa yaitu benar dan kami telah berjanji untuk mendengar perintah dan taat kepadamu. Karena itu, teruskanlah wahai Rasulullah, apa yang sudah engkau rencanakan, kami tetap akan bersama kamu. Demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran, kalau kau bentangkan kepada kami lautan ini, pasti kami akan mengarunginya bersama kamu. Kami tidak benci untuk bertemu dengan musuh kami besok. Kami kaum yang sabar ketika perang dan jujur (tidak membelot) ketika bertemu musuh. Semoga Allah memberi proteksi kepada kita semua. Berangkatlah bersama kami dengan berkah Allah.” Sahabat yang lain juga mengucapkan hal serupa, Nabi saw. pun merasa bangga dengan jawaban itu.
Kemudian Nabi saw. berjalan sehingga hingga ke perigi Badar di mana dia berhenti di situ. Kemudian Al-Hubab bin Al-Munzir bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah daerah yang kau pilih ini atas petunjuk Allah, atau hanya taktik perang saja?” Beliau menjawab, “Itu hanya menurut fikiran, taktik perang dan tipu saja.” Maka Al-Hubab mengusulkan kepada dia biar pindah ke daerah lain yang lebih strategis dan memperbolehkan orang Islam menahan air Badar hingga kepada orang musyrik. Nabi saw. dan para Sahabat pun berangkat sehingga mereka hingga ke daerah yang diusulkan Al-Hubab. Mereka kemudian berhenti di daerah itu. Sa‘ad bin Mu‘az mengusulkan biar dibentuk sebuah kemah daerah peristirahatan Rasul saw. di belakang barisan pasukan Islam. Sa‘ad berkata kepada beliau, “Sebagian orang Islam tidak ikut wahai Rasulullah. Hal ini bukan berarti cinta kami kepadamu lebih baik dibanding mereka. Jika mereka tahu kau akan berperang, pasti mereka tidak ragu untuk turut serta bersamamu.” Kemudian Nabi saw mendoakan kebaikan untuk Sa'ad bin Mu‘az. Beliau memerintahkan biar dibentuk sebuah kemah untuk beliau. Jika kedua pasukan (Islam dan musyrik) berperang, Nabi saw. memberi komando barisan tentara Islam, memperabukan semangat mereka untuk berperang dan memberi motivasi kepada mereka untuk mati syahid. Setelah itu, dia pulang ke kemah bersama Abu Bakar, dikawal oleh Sa‘ad bin Mu‘az yang siap untuk berperang. Nabi saw. berdoa, “Ya Allah, saya menagih kesepakatan dan jaminan-Mu. Ya Allah, kalau Engkau binasakan pejuang-pejuang mukmin, Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi.” Beliau usang bersujud, Abu Bakar berkata “Cukuplah. Sesungguhnya Allah akan melaksanakan janji-Nya untukmu.”
Orang yang pertama menyulut peperangan yaitu Al-Aswad Al-Makhzumi, ia keluar dari barisan orang kafir sambil menantang perang tanding. Tantangan Al-Aswad pribadi disambut oleh Hamzah bin Abdul Muthallib. Ketika berhadapan, Hamzah pribadi menghunuskan pedangnya hingga kaki Al-Aswad putus. Setelah itu, dia merangkak ke bak dan tercebur di dalamnya, lantas Hamzah menyabetnya dengan pedang, inilah korban pertama kali Perang Badar. Kemudian perang tanding selanjutnya tiba dari tiga penunggang kuda handal dari kaum kafir Quraisy. Ketiganya berasal dari satu keluarga, yaitu Syaibah bin Rabi‘ah, Utbah bin Rabi‘ah, dan anaknya Al-Walid bin Utbah. Ketiganya dihadapi oleh tiga cowok Ansar, yaitu Auf bin Harits, Mu‘awwidz bin Harits, dan Abdullah bin Rawahah. Namun, mereka menolak dan minta dihadapi orang terkemuka dari Mekah (Muhajirin). Nabi saw. minta Ali, Hamzah, dan Ubaidah bin Harits untuk maju. Ubaidah melawan Syaibah, Ali berhadapan dengan Al-Walid, dan Hamzah melawan Utbah. Ali dan Hamzah dengan gampang sanggup memenangkan perang tanding, sedang Ubaidah terluka, hingga Ali sanggup membunuh lawan Ubaidah. Peristiwa ini diabadikan dalam firman-Nya:
"Inilah dua golongan (golongan mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka.” (QS. Al-Hajj: 19)
Kemudian peperangan meletus dan berakhir dengan kemenangan orang Islam. Kira-kira 70 orang musyrik telah terbunuh termasuk pemimpin mereka yang paling gigih memusuhi Islam, Abu Jahal. Jumlah mereka yang ditawan sekitar 70 orang. Beliau memerintahkan biar semua syuhada dikebumikan. Nabi pun pulang ke Madinah dan bermusyawarah dengan para sahabat perihal problem tawanan perang. Umar mengusulkan supaya mereka dibunuh. Abu Bakar meminta biar mereka menebus diri mereka. Rasulullah saw. mendapatkan proposal Abu Bakar. Kafir Quraisy menebus tawanan mereka dengan harta. Beberapa ayat suci Al-Qur'an turun berkaitan dengan Perang Badar ini: “Dan sungguh, Allah telah menolong kau dalam Perang Badar, padahal kau dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, biar kau mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) menyampaikan kepada orang-orang beriman, “Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kau dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” “Ya” (cukup). Jika kau bersabar dan bertakwa ketika mereka tiba menyerang kau dengan tiba-tiba, pasti Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang menggunakan tanda.” (QS. Ali 'Imran: 123-125).
“Maka (sebenarnya) bukan kau yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Al-Anfal: 17).
“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka. (Ketentuan) yang demikian itu yaitu lantaran sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, sungguh, Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfal: 12-13).
Peristiwa Perang Badar semakin menciptakan kaum muslimin disegani oleh pihak lawan. Apa diam-diam kemenangan kaum muslimin dengan jumlah yang lebih kecil dan peralatan yang serba kekurangan, tetapi sanggup mengalahkan pihak musuh yang jumlahnya lebih besar dengan peralatan yang cukup engkap? Penyebabnya, antara lain sebagai berikut:
1. Niat.
Nabi Muhammad saw. mempersatukan niat umat Islam sebelum berperang, bahwa perang yang akan dilakukan yaitu hanya untuk Allah Semata. Beliau menanyakan perihal ini kepada kaum Muhajirin dan Anshar melalui tokoh kedua kaum tersebut. Miqdad bin Al-Aswad bangun memberi jawaban secara tegas, “Kami tidak akan menyampaikan menyerupai yang dikatakan kaum Nabi Musa, 'Pergilah kau dan Tuhanmu dan berperanglah kalian berdua, sesungguhnya kami hanya duduk-duduk menanti di sini.' Sama sekali tidak, wahai Rasulullah, tetapi kami siap berperang di mana pun kita berada.” Sa'ad bin Mu‘az, salah seorang pemimpin Anshar menjawab, “Kami telah beriman kepadamu wahai Rasulullah, kami Yakin bahwa semua yang engkau sampaikan yaitu benar, dan kami akan patuh dan setia pada kesepakatan kami, maka lakukanlah apa yang engkau kehendaki dan kami akan tetap bersamamu. Demi Tuhan yang mengutusmu, sekiranya engkau menghadapi samudera dan kemudian terjun untuk menyeberanginya pasti kami semua akan terjun bersama.”
2. Semangat Jihad.
Dalam Perang Badar, Nabi Muhammad saw. terus menyemangati kaum muslimin, kalau mati dalam pertempuran, maka Allah akan membalas dengan nirwana di hari simpulan nanti. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah memang sangat membantu semangat kaum muslimin untuk berjuang di jalan Allah secara tulus.
3. Bermusyawarah mengatur taktik perang.
Sebelum berperang Rasulullah saw. mengutus sahabat Ali bin Abi Thalib, Sa'ad bin Abi Waqash, Basbas bin Amer dan Zubair bin Awwam untuk memeriksa perihal kekuatan lawan. Ketiganya melaporkan kepada dia bahwa jumlah musuh sekitar 900 hingga 1000 orang. Setelah mengetahui kekuatan lawan, dia bermusyawarah dengan para sahabat perihal posisi prajurit. Hasil musyawarah menempatkan letak prajurit Muslim bersahabat sumber air, kemudian membagi prajurit menjadi empat kelompok dengan posisi membelakangi matahari dan bangun rapat satu sama lain untuk gotong royong menahan gelombang serangan musuh. Komposisi pasukan menyerupai ini berhasil mengalahkan pasukan lawan.
4. Doa.
Doa Rasulullah saw. dalam Perang Badar adalah: “Ya Allah, inilah kaum Quraisy yang tiba dengan segala kecongkakan dan kesombonganuntuk memerangi Engkau dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah tepatilah kesepakatan kemenangan yang telah Engkau berikan kepadaku. Ya Allah kalahkanlah mereka.” Atas doa tersebut, Allah swt. menurunkan dukungan berupa “pasukan malaikat” yang tidak tampak untuk membantu pasukan Islam dalam Perang Badar ini.